Setiap tahunnya, SMA Angkasa memiliki rutinitas bagi siswa yang baru naik ke kelas 11. Yaitu Kemah Angkatan. Tapi, Gisel tampak tidak bersemangat untuk mengikuti kegiatan itu. Kegiatan kemah ini hanya dilakukan disekolah,yaitu di lapangan luas belakang sekolah. Dimana akan dilaksanakan selama 3 hari berturut-turut yaitu Jumat,Sabtu,dan Minggu. Dimulai pembukaan pada hari Jum'at jam 3 sore. Lalu acara yang paling ditunggu murid adalah Api Unggun pada Malam Minggu.
Disebelah, Deo juga tampak tak peduli dengan kegiatan sekolah tersebut. Baginya, acara itu hanya buang-buang waktu saja. Lebih baik ia pergi ke cafe tempat biasanya dan bermain piano disana. Lumayan,dapet jajan tambahan. Batin Deo. Tapi sayangnya,ia tidak dapat melaksanakan keiinginannya itu. Acara kemah ini akan di absen,dan yang berhalangan hadir akan dihubungi orang tuanya. Deo yang tidak suka ambil pusing, akhirnya harus mengikuti kemah ini dengan berat hati.
"WAH GILA! SENENG BANGET GUE,CUCI MATA HAHAHA". Teriak Ano yang sangat-sangat bersemangat.
Krik..
Diliriknya Deo,lalu ia menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal itu.
"Eh,hehe. Lupa masbro nya gue gak suka acara ginian." Ujar Ano sambil mencolek dagu Deo. Deo yang dilakukan seperti itu langsung menepis tangan Ano dan menenggelamkan kepalanya diatas meja dengan pangkuan kedua tangannya.
Ada yang mengganggu pikiran Deo akhir-akhir ini. Gadis itu. Deo pun bingung kenapa ia terus saja kepikiran dengan seseorang yang bernama Gisella Putri. Disaat banyak cewek-cewek lain yang berusaha merayunya,mendekatkan diri padanya,berbeda dengan Gisel. Bahkan Deo yang saat itu terlihat seperti mendekatkan dirinya. Dan hanya dia,orang pertama yang berhasil menolak pesona seorang Deo Gradipura.
Senyum Deo tercetak sempurna didalam tangannya itu,menarik.
"Sel,seneng banget gue parah." Ucap Dira dengan hebohnya.
"Duh gue apalagi. Malem mingguan dengan api unggun bareng Bryan duh.." ucap Widya tak kalah hebohnya dengan Dira sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Yain Wid. Tau deh lo yang punya cowok." Balas Gisel.
"Jomblo sih." Ledek Widya kepada Gisel.
"Dih jomblo gini hidup gue happy-happy aja woi. Ga galau-galau kaya Dira. HAHAHAHAH." Balas Gisel lagi sambil terbahak.
"Itu lo ngomongin gue begitu,lo sendiri gimana dong. Mana katanya yang sok buka hati dari tragedi abis ditikung?" seketika Gisel terdiam.
"Is lo mah,serah. Gak mau ngomong bye." Ya,begitulah Gisel. Moodyan. Ia sendiri bingung kenapa teman-temannya itu masih betah dengannya.
Ia bangkit berdiri dan berniat ke kelas IPA 1. Kelas teman dekatnya,Bima.
Kelas IPA 1 terletak di atas kelas 11 IPA 5,dimana tangganya terletak disebelah labor kimia yang harus melewati IPA 6 terlebih dahulu.
Deo yang sedari tadi menenggelamkan kepalanya dikedua tangannya,berniat untuk ketoilet yang berada diseberang labor kimia. Namun tak berapa langkah lagi ia akan sampai dipintu kelasnya,ia melihat Gisel melewati kelasnya.
"Gisella."
Langkah Gisel terhenti,namun tidak menoleh. Lalu ia merasakan seseorang kini sudah berada disampingnya dengan senyum kaku dan tangan yang terangkat sambil mengucapkan :
"Hai?"
Hah? Ini orang kenapa?,batin Gisel. Ia hanya menatap lurus kearah laki-laki itu.
"Orang aneh." Ucap Gisel dengan sangat pelan,namun masih bisa didengar oleh laki-laki itu dan berlalu begitu saja.
Laki-laki itu terkekeh. Sampai sebuah suara yang dikenalinya memanggil. Ia memang berencana mengetahui apakah temannya itu akan merespon atau tidak perbuatan yang baru saja dilakukannya itu pada seorang Gisel.
"Ano,ngapain lo barusan?" ucap Deo.
"Gue? Godain Gisel. Kenapa,cemburu ya lo ngaku." Dan Ano mendapat jitakan dari Deo.
"Mau nyusulin Gisel gak? Lietin dia mau ngapain tuh kelantai atas." Ajak Ano.
"Gak penting. Sana lo balik kekelas." Lalu Deo pergi berlalu begitu saja dari hadapan Ano.
Ano tidak sebego itu,dia mengikuti Deo. Dan benar saja jika Deo sekarang naik ketangga lantai 2. Ano tersenyum licik,lagi dan lagi.
Karena rasa penasarannya melebihi apapun,Deo benar-benar mengikuti yang ditawarkan Ano tadi. Dan disinilah dia,dibalik dinding pembatas antara tangga dan kelas IPA 4. Karena IPA 1 berada dibaling ujung yang berjauhan dengan tangga. Deo sekarang persis seperti seorang penguntit.
•••
Gisel dengan gaya biasanya yang tak peduli apapun,terlihat sedang menunggu seseorang dari kelas itu. Sekarang murid-murid banyak yang sedang dikantin karena masih jam Istirahat.
"Woi Sel,ngapain?" ucap seseorang yang berspesies laki-laki itu.
"Gak mood." Ucap Gisel.
"Oh wait yaw." Lalu laki-laki itu pergi masuk kekelasnya dan keluar lagi dengan sebuah gitar ditangannya.
"Mau lagu apa nih?"
"Apa aja Bim." Dia Bima Nusa Diani. Bima dan Gisel memang sudah berteman dari SMP. Walaupun Bima notabene nya dekat dengan semua cewek,tapi dia tetap bisa kok membedakan mana yang teman dekat dan mana yang teman saja.
Hai hai apa kabar Gisel
Siapkah kau untuk melangkahi masalahmu hadapi sekarang
Hei hei apa kabar Gisel
Siapkah kau untuk melangkah kemasa depan menantikan pelangi
Percayalah kawan esok kan berbedapasti kan engkau mencoba
Buat mimpimu jadi nyata oh nyata
Kita semua pasti bisa asalkan kita melangkah
Sambut hari yang indah
Marilah kita mensyukuri semua berkat Tuhan hidup ini
Kita bahagia kita bahagia
Bersama hangatnya mentari nikmati dan lukiskan memori
Kita bahagia kita bahagia
Ba ha gia iyaBa ha gia iyaiya
Ba ha gia hoyeee
Lalu Gisel terbahak sambil bertepuk tangan ria.
"Udah ah,lo mah udahan gak moodnya. Tuh udah bel juga balik gih." Bima memutar bahu Gisel dan menggiring Gisel sampai kearah tangga.
Deo yang sedari tadi menonton itu lalu tersenyum tipis dan berbalik ketangga lalu juga turun berniat kembali kekelas.
"Thank's Bimm,byee!" Gisel segera turun untuk kembali kekelasnya dengan hati yang berbunga-bunga.
Sejujurnya,Gisel mengagumi Bima. Gisel tidak pernah mau meyakini hatinya bahwa sebenarnya ia sudah suka kepada teman dekatnya itu.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
FanfictionSepertinya, diam dan menyendiri bahkan berpura-pura tak mengetahui apapun --atau disebut orang-orang 'tak peduli'-- lebih menyenangkan. Dari pada harus merasakan lelah dengan bersikap seakan-akan kamu adalah makhluk paling bahagia dimuka bumi ini. ...