Introduction

65 9 2
                                    

Malam ini, hujan turun di pekarangan rumah. Hawa dingin sudah berbisik menggelitik di tubuhku. Aku yang tengah duduk termenung kemudian mengingat euforia kenangan saat dulu aku masih menjadi anak kacang yang tak tahu menahu. Saat aku masih menjadi remaja labil yang menginginkan sesuatu ini dan itu. Baiklah sampai dimana tadi?. Oh iya, aku masih dalam keadaan kedinginan. Ku langkahkan kakiku menuju meja yang setiap hari selalu aku tempati untuk sekedar mengerjakan hal-hal yang menurutku memang harus aku lakukan dan yang pasti menyenangkan. Ya, meja kerjaku.  Ku buka sebuah benda persegi panjang tipis yang sudah berada di atas meja kesayanganku. Udara dingin membuatku tergugah untuk menuliskan sebuah cerita dan berbagi pengalaman dengan kalian. Ku mulai mengetikkan sebuah kalimat demi kalimat hingga menjadi suatu cerita yang kalian baca ini. Duduk dan diamlah, akan ku ceritakan pengalamanku dan tentu cerita teman-temanku dalam perjalanan kami yang abstrak menuju kedewasaan. Hal ini dimulai ketika pertama kali dulu aku datang di sebuah kelas yang bertuliskan XI-Ipa 4 yg tertera jelas di atas pintu yang terbuka itu. Saat itu hari pertamaku masuk sekolah setelah sekian lama melewati libur panjang akhir semester. Suasana begitu asing bagiku, dan mungkin juga bagi teman-temanku yang lain. Tentu aku mencoba untuk beradaptasi dengan mereka. Tak mungkin aku berdiam diri menunggu mereka untuk berbicara dahulu. Kemudian aku ingat dia, yang mengajakku untuk sebangku dengannya. JUJU JULIA namanya. Sebelumnya aku dan dia memang sudah saling berkenalan. Tapi itu dulu ketika kami melakukan pembayaran daftar ulang. Dan tentu itu membuat kami lupa. Ya, walaupun sebenarnya yang lupa adalah si JUJU. Kalau aku sih selalu ingat dengan orang-orang yang sudah berkenalan denganku. Bukan menyombongkan diri, tapi memang benar adanya. Kemudian aku beranjak keluar kelas untuk sekedar menyapa teman-temanku yang lain. Ku lihat seorang gadis yang tengah me-ngepel lantai di depan kelas. Ku tanyakan pada teman yang sedang berdiri di sampingku.
" siapa dia?" Tanyaku
" namanya Ina" dia menjawab
" ooh"

Namanya BUNGA INA. Ku tanyakan karena aku pernah melihat Ina sebelumnya. Tapi entah, aku lupa dimana.Oh iya, aku baru ingat. Aku juga belum menanyakan nama pada siswa yang tadi ku tanyai. Mungkin lain kali kalau ketemu. Karena saat itu dia sudah tak ada lagi di sampingku. Mungkin dia ke kantin atau kemana aku tidak tahu.

Sebenarnya sudah banyak yang ku kenal tanpa harus berkenalan dengan mereka terlebih dahulu. Karena dari kelas X aku sudah sering melihat beberapa dari mereka dan sudah ku ketahui namanya. Seperti MARIFAH, aku sudah mengenalnya di kelas X. Tapi tidak begitu dekat. Kemudian aku bertemu dengannya di kelas XI-IPA 4 ini. Tubuhnya yang kecil dan tahi lalat yang berada di wajahnya membuatku mudah untuk menghafal siapa dirinya. Dan lagi, dia memiliki kecepatan melebihi signal 4G dalam bicara. Ketika di suruh untuk membaca sebuah bacaan pun dia selalu menggunakan gaya bicaranya yang cepat dan biasanya membuat kami sampai kebingungan.

Semakin siang semakin aku banyak mengenal diantara mereka. Ku lihat lagi dua orang siswi yang sepertinya anak kembar. Itu pikirku. Namun ternyata bukan, mereka memang mirip ketika pertama kali aku melihatnya. DINA TIANA namanya. Ku pikir dia mirip dengan NOVA PUTRI. Entahlah, apa yang membuatku berargumen bahwa ada kemiripan diantara mereka. Tapi lama-kelamaan mudah bagiku untuk membedakannya. Dan bahkan salah satu dari mereka ada yang menjadi sahabat karibku hingga kini. Dia adalah Dina.

Bersama dengan Dina, aku memiliki sahabat karib lagi dengan IRFA AENIA. Siswi yang mengikutiku kemanapun dulu aku pergi. Ya, mungkin karena dia juga orang yang mudah beradaptasi.  Dan aku juga tak menyangka akan bersahabat baik dengan mereka.

Aku juga sempat berkenalan dengan NININ HANDAYA dan IMA IMELIA. Karena memang notabene nya bangku mereka tepat berada di belakangku. Jadi, hal itu otomatis membuatku lebih sering berinteraksi dengan mereka.

Aku sedikit lupa dengan caraku berkenalan dengan seluruh teman-teman sekelasku. Dan tak mungkin aku menceritakannya secara keseluruhan. Begini saja, akan aku beri tahu seluruh nama penghuni kelas XI-IPA 4 ini.

Untukmu ToxsicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang