Hampir

21 1 0
                                    

Gita terkejut melihat kami berdua, dan langsung menutup pintu,

"Ehh!, Maaf aku ga sengaja, kalian lanjutin aja"

"Ehh, Git mau kemana!? Sini bantuin aku bangunin Dika!"

"Udah gpp kok, aku bisa bangun sendiri" (bangun)

"B-beneran Dik, aduh maaf ya kalo jadi kayak gini, eh gimana kepala kamu jadi pusing lagi ya?" (bangun sambil malu-malu)

"E-engga kok, udah agak mendingan" (padahal pusing cuma ada Thania pura-pura kuat)

"Beneran? aduh aku ambilin air ya"

"Gausah Than!" (reflek megang tangan Thania)

"Eh!?" (Kaget kepegang, padahal juga mau dipegang)

"Aduh, maaf ya reflek megang tangan kamu" (ngelepasin tangannya)

"I-iya gpp kok" (malu-malu padahal gamau dilepas)

"Eh Than aku mau ngomong sesuatu sama kamu"

"Kenapa Dik!?"

"Se-sebenernya a-a-aku su-"

Tiba-tiba Gita masuk kedalam kamarku,

"Dik, Than, ayo makan dulu yuk"

Gagal kedua kalinya aku menyatakan perasaanku pada Thania, yasudahlah mungkin ini masih belum waktunya.

Setelah itu kami makan bersama dikamarku, mereka berdua pamit pulang karena sudah sore.

Esoknya aku sudah bisa masuk sekolah akan tetapi....

SesuatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang