happy reading :)
***
Karena mengenal lo adalah sebuah kesalahan yang begitu manis
***
Pagi ini, aku melangkahkan kaki di sekolah baruku dengan senyum yang terpatri dibibirku. Setelah selesai berurusan dengan kepala sekolah untuk mengurus kepindahanku, kini aku mengikuti seorang guru yang akan mengantarku menuju kelas baru.
Setelah berjalan lumayan jauh, aku melihat sebuah papan yang terpampang di atas sebuah pintu yang tertulis XI MIPA 3. Guru yang kuketahui namanya Bu Ratih pun memasuki kelas itu. aku menunggu di luar sampai nanti Bu Ratih memanggilku.
Beberapa menit menunggu, akhirnya Bu Ratih memanggilku. Dengan perlahan, aku memasuki kelas itu dengan senyum yang selalu ku perlihatkan. Setelah sampai di samping Bu Ratih, aku memutar tubuhku menghadap ke murid-murid yang seluruh perhatiannya tertuju padaku.
"Perkenalkan dirimu."
Aku mengangguk singkat sebagai jawabannya.
"Hai semua. Aku Arbelinda Bintang Rayna. Kalian bisa manggil aku apa aja. Semoga kita bisa berteman dengan baik kedepannya."
Aku mengakhiri perkenalan singkat itu dengan sedikit anggukan. Setelah itu, aku lalu menatap Bu Ratih. Mengerti akan tatapanku, Bu Ratih lalu menunjuk salah satu bangku yang berada di pojok kelas.
"Kamu bisa duduk di sana."
Aku mengangguk lalu mengucapkan terimakasih. Aku mulai melangkah menuju tempat yang ditunjuk tadi. Beberapa siswa menyapaku saat aku melewatinya. Aku hanya tersenyum menanggapi mereka.
Saat semua sibuk dengan kehadiranku, tanpa sadar perhatianku tertuju kepada seseorang yang sedang menatap keluar jendela tanpa tertarik dengan keributan yang ada di sekitarnya. Aku sedikit menaikkan alis, heran dengan sikapnya. Sesaat kemudian, aku mendelikkan bahuku mencoba untuk tidak peduli dengan keadaannya.
Aku mendudukkan tubuh saat sampai di tempat dudukku. Aku mulai mengeluarkan peralatan pembelajaran dan mencoba fokus memperhatikan guru yang sedang berceramah di depan kelas.
Namun, lagi-lagi perhatianku tertuju pada seseorang yang sedang menatap jendela tepat di depan tempat dudukku. Seseorang itu yang dengan tatapan dinginnya menatap ke luar jendela tanpa memperhatikan guru di depan. Menghela nafas, aku kembali mencoba fokus kepada guru di depan.
***
Krrriiiiinggg.....
Aku menghela nafas lega saat mendengar bel istirahat yang bagaikan suara nyanyian surga itu. Aku meregangkan tubuhku yang terasa sedikit kaku karena berada diposisi yang sama selama beberapa jam. Saat aku sedang sibuk meregangkan tubuh, tiba-tiba seseorang menghampiriku.
"Hai, Ray."
Aku menoleh saat merasa ada yang menyebut namaku. Pandanganku terkunci pada seorang cewek yang sedang berdiri di samping mejaku.
"Ya?"
"Kenalin, gue Berliana Olivia. Lo bisa panggil gue Via." kata seseorang itu. "Mau keliling sekolah? gue bisa jadi pemandu lo." lanjutnya sambil tersenyum.
Aku mengangguk antusias mendengar ajakan Via. Kami berdua lalu melangkah keluar kelas dan mulai berkeliling.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
REAL
Teen Fiction"Kenapa lo mau susah-susah ngorbanin tenaga dan perasaan lo cuma untuk ngejar dia yang semua orang tau kalo dia sama sekali nggak pernah ngelirik lo?" . . Aku tersenyum. . . "Karena gue percaya. Sebuah es yang terus-menerus menerima kehangatan, lama...