02

31 4 0
                                    

Jam pelajaran sejarah sedang berlangsung. Pelajaran yg membosankan juga guru yg sudah setengah baya, membuat beberapa murid lebih memilih untuk tidur dengan menenggelamkan wajahnya dibalik lipatan tangan.

Tapi lain halnya dengan ayla, gadis berambut panjang itu terlihat mencatat semua materi yg dijelaskan dengan semangat. Tapi ucapan sang guru berhenti begitu sedikit keributan mengacaukan konsentrasinya.

"Pagi bu" sapa seseorang yg baru saja masuk kedalam kelas tanpa rasa berdosa. Padahal ini sudah jam pelajaran ke-2 dan 15 menit lagi bel istirahat akan berbunyi, yg itu artinya dia terlambat. Tapi lihatlah bagaimana sekarang dengan begitu tenang ia masuk kedalam kelas, membuat sang guru emosi bukan main

"heh mau kemana kamu?!" teriak guru itu begitu melihat pemuda yg baru masuk tadi hendak duduk ke tempatnya

"duduk bu, kemana lagi?" jawab pria bergigi kelinci itu cuek

Tunggu! Gigi kelinci, rambut kecokelatan, tubuh tinggi, manis, dan tampan. Sepertinya ayla pernah melihatnya? Tapi dimana

"Devan! Berdiri didepan kelas jangan masuk pelajaran saya sampai jam istirahat!!" teriak sang guru

Devan? Kayak pernah denger. Devan, oh iya Devan!! Dia cowok yg kemarin nganterin aku pulang! -Histeris ayla dalam hati

"yah bu, saya baru juga masuk" keluh devan, yg hanya dibalas tatapan maut oleh sang guru. Ya bagaimana lagi, mau tak mau dia harus berdiri diluar kelas sampai jam istirahat berdering.

15 menit kemudian...

Bel istirahat telah berdering membuat seisi kelas berhamburan keluar untuk mengisi perut mereka yg telah berontak meminta makan. Devan masuk lagi kedalam kelas, matanya berhenti pada sesosok gadis berambut panjang yg kini sedang duduk persis disebelah kursinya.

Bukannya dia cewek yg kemaren gw anterin ya? -Devan

Devan duduk dikursinya dengan tenang, matanya melirik gadis disampingnya itu.

"ternyata dunia emang sempit ya" gumam devan, membuat gadis disampingnya ini menoleh,
"bukan cuma satu sekolah, ternyata kita satu kelas juga. Bahkan satu bangku lagi. Wow" seru devan yg kini beralih menatap gadis disampingnya

Ayla memilih diam. Lagipula dia tidak tahu harus jawab apa. Hingga risa, teman sekelas meteka datang.

"Kantin yuk Ay" seru risa diambang pintu, yg segera diangguki gadis berambut panjang itu

"ayo" ayla bangkut dari duduknya untuk menghampiri risa, kemudian menghilang dibalik pintu

"anjir, gw dikacangin gitu?" monolog devan sambil menatap punggung ayla yg telah menghilangkan dibalik pintu

"Woy van!! Kantin ayok!" suara berat itu, devan sangat mengenalnya bahkan tanpa harus melihatnya

Kepalanya menoleh, mendapati ke-6 pria yg berstatus kakak kelas itu sedang menatapnya. Tanpa berfikir panjang pria manis itu segera berlari dan merangkul bahu sang kakak tertua. Siapa lagi kalau bukan Daron. Lalu ke-7 nya berlalu pergi menuju tempat favorit saat istirahat. Kantin.

- - -

Gadis manis, ayo lebih sering bertemu! -Devan

- - -

Happy Reading ❤

Semua Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang