Awal

14 5 0
                                    

Lia's pov

Bel alarm hp ku berbunyi. Pukul 06.35!
Dengan gerakan secepat kilat aku bangun dan langsung melesat ke kamar mandi. Dengan waktu yang sangat mepet ini aku hanya membutuhkan 5 menit untuk mandi! Bayangkan! Biasanya aku membutuhkan waktu ya kurang lebih 20 menitan.
Dengan waktu 20 menit, aku sudah siap dengan rambut yang kucepol asal dan tas jogerku yang kusandang dibahu sebelah kananku.
Sebelum berangkat aku berpamitan pada mama dan papaku. Dengan sedikit tergesa aku melangkah menuju mobilku yang terparkir di garasi. Dengan kecepatan sedang aku melaju menuju sekolahku. Berharap agar tidak terlambat. Karna kalo sampai aku terlambat, aku bakalan dihukum dan dipermalukan oleh guru si botak plontos itu.
Akhirnya setelah memakan waktu 15 menit diperjalanan aku sampai disekolah dengan posisi gerbang yang hanpir ditutup. Dengan sigap aku memarkirkan mobil Fortuner hitam eleganku ditempat parkiran khusus mobil.

Oh yaa, perkenalkan namaku Amelia Adi Tana, saat ini usiaku 16 tahun. Aku bersekolah di SMA Taruna Jaya, ya, salah satu sma swasta bergengsi di Bali. Ayahku, Suryanto Adi Tana seorang CEO di salah satu hotel berbintang yang terkenal di Bali, Hotel Tugu Bali. Kemudian ibuku, Larasati Elfi Tana, seorang wanita tangguh yang berkarir didunia fashion. Bisa dibilang ibuku adalah seorang designer. Rancangan ibuku sudah banyak diekspor keluar kota.
Dan ya, aku seorang putri tunggal. Dulu, aku sempat hampir memiliki adik. Tapi, ibuku mengalami keguguran karena saat itu rahim ibuku sangat lemah. Semua merasa sedih atas kehilangan calon adikku itu, termasuk aku. Tapi aku harus berbesar hati. Mau bagaimanapun, nyawa ibuku taruhannya.

Oke kembali lagi kecerita🔄
Setelah aku memarkirkan mobilku, aku mengambil tas, aku keluar dengan kacamata diatas kepalaku dan tas joger kesayanganku yang masi kupandang dibahu sebelah kananku.
Mata jelalatan para lelaki gatal yang selalu memperhatikanku saat aku lewat menuju kelasku sudah menjadi suatu kebiasaan bagiku. Aku tidak pernah menggubris atau bahkan sekedar membalas tatapan-tatapan nakal dari kaum adam itu, karna aku merupakan gadis yang cuek dan dingin, salahsatu sifat dariku yang berkebalikan dari kebanyakan gadis disekolahku.
Kemudian jarak aku dan kelasku yang hanya tinggal beberapa meter lagii, sebuah tepukan dipundakku mengagetkanku.
"Baaaaa!!" teriak Angela. Ya, dia adalah Angela Lorenzo, sahabatku sekaligus seorang gadis yang sudah kuanggap sebagai saudaraku sendiri.
"Ihhh, lu ngagetin tau ga siih! Untung aja gue gak latah! Huh!" omel gue.
" Ya habisnya lo sihh, mau jalan kekelas aja seriusnya kebangetan! Lagi mikirin apasii?"
" Gue lagi ga mikirin apapun. Udah yok kekelas, keburu pak kumis tebel tuh masuk!"
"Hmm yaudah ayokk."

Aku dan Angela kemudian langsung memasuki kelas. Dan benar saja, semenit kemudian pak kumis (merupakan salahsatu guru killer) yang mengajar fisika masuk kedalam kelas. Seketika semua siswa/i yang ada didalam kelas terdiam sunyi.
"Bersiapp! Beri hormat!"
"Selamat pagi pak" salam semua murid kompak
"Pagi. Kita sambung pelajaran kita kemarin."

Setelah memberi hormat, kami semua melanjutkan pelajaran dengan suasana hening.

Kringgggg!! Akhirnya bel tanda pelajaran berakhir. Pak kumis mengakhiri pelajaran kemudian keluar dari kelas. Semua bernafas lega. Aku dan Angela pun segera memasukkan buku-buku kedalam tas dan bersiap kekantin.

Setelah sampai dikantin dengan segera aku mengambil tempat duduk, karena kalau tidak, bisa-bisa kami tidak kedapatan tempat untuk makan.
Saat aku sudah mendapatkan tempat duduk, Angela sudah lebih dulu memesan makanan kami.
Saat kami sedang asyik makan, tiba-tiba segerombolan lelaki mendekat dan duduk ditempat kami makan. Mereka merupakan Tian and The Gengs. Salahsatu kelompok kaum adam yang cukup populer disekolahku, karena sebagian besar anggotanya memiliki tampang yang bisa dibilang menggugah iman para kaum hawa manapun. Dan satu lagi, mereka merupakan anak dari orang terpandang. Tak ayal banyak yang mengagumi mereka, terutama Tian, si ketua geng.
Aku lantas hanya diam dan kembali melanjutkan acara makanku yang sempat tertunda tadi karena memperhatikan wajah mereka satu persatu. Beda halnya dengan Angela yang menatap mereka dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Kok lu diam ajasihh kita dateng?" Tian membuka suara
"Ya terus gue harus apa? Lompat-lompat kegirangan gitu? Ketusku.
"Setidaknya lo senyum dikit kek, apa kek" jawab Dion
"Yaudah nii" kataku sambil nyengir terpaksa
"Ck. Gitu amat muka lo. Cantik cantik kok jutek banget sih." cibir Andy
Mendengar itu, aku hanya terdiam tak menanggapi, sementara Angela meggeleng pelan sambil tersenyum tipis.
"Maafyaa, si ratu es ini emang kaya gitu. Dia memang cuek dan jutek sama orang yang belum terlalu dia kenal" kata Angela lembut seraya menampilkan senyum manisnya yang membuat Lia bergidik ngeri melihat sahabatnya itu berubah menjadi gadis yang sok cute ketika berhadapan dengan para lakilaki tampan.
"Iya, woles aja, kita udah tau kok sifat dari si ratu es kita yang cantik ini" cengir Tian.
Aku yang mendengar itupun hanya tersenyum sekilas.
Setelah makananku habis, aku langsung menarik tangan Angela yang tengah sibuk mengobrol ria.
"Kita duluan yaa" pamit Angela setengah berteriak.
"Iya gapapa" balas Andy juga setengah berteriak.

Sesampainya dikelas, bel pertanda bahwa jam istirahat telah habis berbunyi.
Kringggggg!!
"Untung aja kita sampai dikelas tepat waktu"
"Ya tapi gausa main acara tarik tarik tangan gue segala kali ahh!" kesal Angela
Aku hanya nyengir gakjelas menanggapi kekesalan Angel.
Dan seterusnya kami melanjutkan pelajaran lainnya hingga jam pulang berbunyi.

"Lo mau gue anter pulang gak?" tanyaku
" Hm, gak dehh, gue mau bareng sama temen gue aja" kata Angela
"Temen apa temen hayooo?!" ejekku
"Ihh apaansi lo, ya temenla, teman tapi mesra haha!" jawab Angela sambil tertawa singkat.
"Angel Angel.." gumamku sambil tersenyum tipis.
Akupun segera menuju dimana letak mobilku terparkir. Rasanya aku tak sabar ingin membaringkan tubuhku yang lelah ini.

Dont leave me again!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang