'kring. kring. kring'
"Yeobo.. seyo?"
"Hai.."
"Ini siapa?"
"Aku hanya ingin mengungkapkan segalanya..."
"Baiklah? Tapi ini siapa.."
".. Ini surat kematianku"
"... m-mwo? Kamu baik-baik saja?"
"Aku, bukan manusia lagi, aku tidak yakin kalau aku manusia"
"..."
"Aku merasa lumpuh.."
"Kamu baik-baik saja? Aku akan menelpon polisi kalau kamu tidak baik-baik saja"
"Percuma saja.. aku akan mati sebelum mereka sampai"
"Lalu.. kenapa kamu menelponmu? Aku tidak mengenalmu"
"Aku.. hanya ingin bicara dengan orang lain sebelum aku membunuh diriku sendiri"
".... baiklah. Aku akan menemanimu"
"Tapi, aku tidak mau mati sendirian"
"Itu sebabnya kamu menelponku?"
"Ne... aku ingin bicara denganmu sebelum aku mati"
"Sekarang kamu dimana?"
"Di kamarku.. aku menyiapkan gunting dan pisau, aku bingung"
"Kamu sendirian?"
"Ya..."
"Mau kah kamu melakukan sesuatu untukku?"
"Apa itu?"
"Menjauhlah dari pisau dan gunting itu, itu tidak baik"
"Tapi, aku ingin membunuh diriku sendiri"
"Aku akan menemanimu, jadi jauhkan benda itu. Kamu mengerti?"
"Lalu bagaimana aku akan membunuh diriku sendiri?"
"Ada aku"
"..."
"Namaku Kang Seulgi.. dan kamu?"
"Namaku tidak penting lagi. Aku tidak punya nama"
"... dimana rumahmu?"
"Aku di Seoul.."
"Baiklah, kamu mau aku ke Seoul? Menemanimu?"
"Ya..."
"Baiklah, tunggu sebentar.."
Lalu terdengar suara langkah kaki. Suara lemari terbuka. Suara tangan yang membuka tutup botol. Terdengan benda-benda kecil jatuh ke bawah.
"Yeoboseyo? Kamu disana?"
"Aku disini, tapi sebentar lagi.. aku akan pergi"
"Apa yang kamu lakukan?"
"Aku baru saja minum pil"
"Pil? Ja-jangan tutup matamu oke?"
"Kenapa? Aku akan mati sekarang"
"Dengarkan aku. Jangan tertidur"
"Kenapa? Mataku sekarang sudah lemas"
"Poloknya jangan! Aku akan berangkat ke Seoul sekarang!"
"Oh.. bagus deh"
"Jangan tutup matamu, sampai aku datang ne?"
"..."
"Yah? Kamu masih—"
"Aku senang kamu mau mendengar—"
'tut. tut. tut. tut. tut'
Jari-jarinya menari di atas layar. Menekan beberapa digit nomor.
"Yeoboseyo? Dengan kantor polisi?"
"Ya, ada yang bisa kami bantu?"
"Aku punya teman."
"Baiklah... bisa lebih detail?"
"Dia baru saja minum pil, banyak pil. Dia tinggal di Seoul..."
"Oke... tinggal di Seoul.."
"Tolong dia."
"Kami sedang dalam perjalanan—"
"Dia bisa mati kapan saja"
'tut. tut. tut'
[]
paling cuman short story.
per chapter gak bakal sampe 1000 words, apalagi 900.
mungkin?
Inspired by; pengalaman pribadi.
gak juga sih. tapi 100% dr kehidupan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Saved Me ─ Seulrene ✓
Historia Corta❝Ini aku, yeoja dengan kotak jus! :D❞ ©Seulgibaechuu, 2018.