FORNICATION

11.9K 356 62
                                    

Chapter 6

"Shit!" Umpatan itu keluar dari mulut Park Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Shit!" Umpatan itu keluar dari mulut Park Jimin. Ia hanya tidak hapis pikir dengan perilaku gadis yang emosinya berubah-ubah itu.

Air bening itu benar-benar jatuh dari sudut mata Stella. Sebenarnya Jimin tidak memahami mengapa gadis itu menangis dihadapannya pada malam dimana mereka harusnya bersenang-senang dan melakukannya.

Hampir sama seperti malam sebelumnya, padahal mereka tengah menikmati waktu bersama, namun Stella selalu berakhir menangis tanpa ada pemicu yang jelas.

'Ada apa dengan gadis itu?'
Hanya itu yang ada di fikiran Jimin. 'Mencoba memahami hati wanita itu gampang-gampang susah' dan itu hal kedua yang terlintas dibenak pria berambut pirang itu.

Jimin benar-benar merasakan untuk pertama kalinyaㅡtak tahu lagi harus berbuat apa selain diam dalam keheningan. Jika kemarin malam melakukan kopulasi didalam mobil adalah pemicunya, kini ia tak tahu lagi apa. Apa pemicu utamanya?

Pikirannyaㅡmungkin gadis itu lelah. Setengah fikirannya lagi, memaklumi mungkin kadar alkohol yang dicerna gadis itu cukup kuat untuk membuatnya mabuk dan bertingkah menggelikan.

"Dengarㅡapa yang harus aku lakukan agar kau berhenti menangis Stell?" Park Jimin mengernyitkan dahinya, mengerucutkan bibirnya tanpa berani menyentuh pundak atau lengan gadis bersurai panjang itu.

"Hiksㅡaku aku butuh pengakuan.."

"Kau butuh pengakuan?" Jimin kembali bertanya, sekedar mengkonfirmasi apakah itu adalah hal yang benar-benar diinginkan oleh Stella.

"Tentu saja, aku baru mengenalmu Jumat lalu. Sekarang aku tidak mengerti dengan perasaanku sendiri. Kau datang dan merusak duniaku, membuat duniaku yang monoton memiliki sedikit corak dan warna, kau sialan, kau datang secara tiba-tiba saat aku merasa jenuh dengan sekolah, kau benar-benar kurang ajar! Siapa yang mengajarimu untuk.."

"Stell.."

"Aku belum selesai.. hiksㅡsiapa yang mengajarimu untuk merebut hati seseorang dengan cara seperti ini haaah? Kau bahkan melakukannya denganku. Kau berkata tak pernah melakukannya tapi kau melakukannya dengan wanita lain. Kau bahkan mengambil ciuman pertama, kedua, ketiga dan keempatku!! Kau itu sialan Jimin! Kauㅡmmmmppppffftㅡmmmmmmhh!!!!"

Untuk sesaat Stella hanya bisa terdiam menerima kecupan hangat dari bibir lembut milik Jimin. Tangannya berusaha mendorong tubuh itu, namun gagal. Matanya membesar sebesar bola kelereng saat merasakan ada sesuatu yang menghantam bibir kecilnya.

Bibir itu hanya mengatup, mengecup pelan tanpa melakukan pergerakan lebih.
Tak ada lidah yang berusaha mengoyak, atau melesak masuk, bibir bertekstur lembut itu hanya mengucup pada bibir Stella sekitar hampir satu menit. Membuat Stella yang semula berceloteh kesal hanya mampu terdiam dan terbata.

"MMMMPPPPPPFFTTTㅡNGHH!!"

Jimin hanya memejamkan matanya. Mendengar Stella berusaha berbicara tak jelas hanya membuatnya ingin semakin membungkam mulut gadis itu dengan mulutnya, membiarkannya merasakan ciuman tulus dari seorang Park Jimin.

ECSTASYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang