Five

2.6K 323 44
                                    

After a long time.
Selamat siang kesayangan.
Cerita ini kembali muncul.
Terima kasih untuk yang setia menantinya.
Selamat menikmati cerita yang menggantung diudara ini.
This story just for you.

















Nafas Yoongi semakin memburu saat langkah kaki kecilnya,  membawa ia semakin dekat dengan sebuah pintu yang Yoongi yakini sebagai pintu keluar dari ruangan tersebut.
Sesaat perasaan lega hinggap dalam hatinya membuatnya tidak memikirkan apapun selain betapa bahagianya ia ketika terlepas dari pria bermarga Park tersebut. Namun ternyata  tidak  semudah fantasi benaknya ketika melarikan diri dari Park Jimin, pria gila yang mencoba mengobrak-abrik kehidupannya.

Itulah yang Yoongi pikirkan hingga saat ini.
Akan tetapi Yoongi tidak menyadari betapa seorang Park Jimin begitu tanggap membaca setiap situasi yang ia alami.

Karena secepat kaki Yoongi berlari meraih gagang pintu.
Secepat itu pula tubuhnya ditarik paksa, di dorong begitu kuat dengan sebuah tangan yang mencengkeram lehernya.
Menghambat pasokan udara dan mempersempit paru-parunya.
Membuat dadanya naik turun lebih cepat untuk menarik udara sebanyak yang ia bisa namun membuatnya merasa semakin sesak setiap tarikannya.
Serasa jantungpun tidak dapat bekerja dengan baik, berdegub semakin cepat dan semakin sesak.
Hingga rasanya kematian begitu dekat dimata Yoongi.

Disana, Yoongi dapat melihat kilatan tajam mata yang  membunuhnya perlahan.
Menatapnya seperti seekor singa yang mendapatkan mangsanya, berniat menghabisi sang masa dalam satu kali gigit. Mengoyaknya tubuhnya tiada ampun.

"Mau kemana, calon istriku?"
Jimin menyeringai dengan tangan kanannya yang  mencengkeram leher Yoongi. Dan tangan kirinya menggenggam kedua tangan Yoongi dibelakang tubuh Yoongi yang terhimpit antara Jimin dan pintu.
Yoongipun terus menggerakan tubuhnya, mencoba melepaskan diri dari cengkraman Jimin.
Tetapi apa mau dikata, kekuatannya tak sebanding dengan Jimin.

"Leph..askhan!!"
Semua terasa begitu mengerikan bagi Yoongi saat seringaian Jimin terukir di bibir pria yang beberapa saat lalu mencium dirinya secara paksa bahkan kini kosa kata berbahaya sudah mulai meresap masuk dalam memorinya ketika Yoongi mengingat setiap tindakan yang Jimin lakukan kepadanya. Dan menyimpulkan bahwa, Park Jimin adalah pria jahat yang kasar.

"Kau tidak berhak untuk pergi sayang. Sebelum aku sendiri yang melepaskanmu atau kau yang memilih untuk mati."
Kepalanya seakan dihantam benda keras hingga menimbulkan efek pening yang luar biasa.
Yoongi terus berusaha melepaskan cengkraman Jimin sekuat tenaga namun apa daya, kekuatan yang ia miliki tak mampu menyingkirkan tangan Jimin walau hanya 1cm.
Yoongi terus memberontak hingga buliran air mata lolos dari pelupuk matanya.
Membuat raut wajah Jimin berubah seketika dan melepaskan cengkeramannya pada leher Yoongi.

Menghempaskan tubuh Yoongi hingga kembali membentur pintu di belakang punggungnya.
Yoongi terisak.
Ia memang pria, namun iapun tidak ingin diperlakukan kasar oleh siapapun.

"Jika kau mencoba melarikan diri, kau akan merasakan hal yang lebih buruk dari pada ini."
Jimin menarik dagu Yoongi paksa, menatap mata sayu yang penuh air mata tersebut dengan tajam.
Namun detik berikutnya, Jimin mendorong tubuh Yoongi dengan lembut dan mencium bibir mengil yang bergetar itu dengan perlahan.
Menyalurkan sesuatu yang tidak ingin Yoongi terka apapun maksudnya.

Yoongi ingin menangis.
Yoongi ingin marah.
Yoongi ingin berteriak sekeras mungkin saat ini.
Ia tidak tahu dosa apa yang pernah ia lakukan di masa lampau sehingga ia harus merasakan peristiwa semacam ini.

SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang