Rindu di Ujung Senja [3]

86 3 0
                                    

"Shell! Shella!"

Teriakan ibu membangunkan ku. Mataku terasa berat untuk aku lebarkan. Di tambah sakit kepala, yang tiba-tiba bergelayutan.

"Kamu gak ada jadwal kampus?"

Ibu sudah berdiri di ambang pintu. Sudah seperti satpam yang mengawasi tawanannya.

"Iya. Sebentar. Aku siap-siap?" jawab ku, seraya bangun dari tidurku.

"Beberapa hari aku gak pernah liat dendra? Apa lagi ada masalah?"

"Tidak, Bu. Dia sedang sibuk aja. Mangkanya jarang ke rumah." jawab ku. Memberi alasan.

Mengingat Dendra. Aku langsung bergegas bersiap ke kampus. Aku harus menemuinya. Berbicara dengannya.

Sesampainya di kampus aku langsung mencarinya. Keliling ke penjuru tempat, namun tetap tidak menemukan batang hidungnya.

Aku juga sudah mencoba menghubunginya, namun terdengar nada deringnya saja.

"Kamu di mana, den..." Gumanku kesal.

Lelah rasanya kakiku berjalan. Hingga ku daratkan pantatku sebentar pada bangku taman.

Rasa kantuk tiba-tiba datang. Karena air mata yang terkuras habis, dan sekaligus membuang tenaga. Tubuhku ikut kekurangan dayanya.

Tanpa sadar, aku mulai memejamkan mata.

"Shela ... Shela ..." Aku terbangun. Ku lihat karin di sampingku.

"Loh, kamu Rin? Maaf, aku ketiduran."kata ku,dengan membenarkan dudukku.

.
"Gak apa-apa." Balasnya dengan senyuman.

"Oh, iya? Kamu tahu dimana Dendra, aku cariin dari tadi gak ketemu?."

"Heh, baru aja dia pergi. Katanya ada urusan. Selama kamu tidur, 'kan dia ada di sampingmu. Malahan dia mayungin kamu dengan bakunya, lo. Biar kamu gak silau. Tapi barusan saat aku mau gangguin kamu. Dia minta aku buat jagain kamu. Kamu tidurnya lama banget. Akhirnya aku bangunin." Jelas Karin.

"Terus, dia pergi ke mana?"

"Gak tau. Kayaknya tadi ke lapangan, deh. Kenapa, sih? Di tinggal sebentar aja udah bingung nyariin gitu?" ledek Karin.

"Ah.. Nanti aku ceritain! Aku mau nyari dia dulu!" seruku seraya berlari kecil.

Kakiku tidak kunjung ku hentikan, sampai mata ini menemukan sosok yang mulai ku rindukan.

Ingatan tentang cerita Karin, semakin membuat rasa bersalahku bergelayutan.

Selama ini aku hanya mementingkan cinta yang tak berujung kepastian. Hingga, menyia-nyiakan cinta yang sejak dulu berikrar kesetiaan.

Mataku mulai menemukan titik terang. Ku lihat dia berdiri di seberang jalan. Tanpa menunggu, aku berlari kearah dimana dirinya berdiri, tanpa melihat kanan dan kiri.

"Dendra!" Panggilku.

Tiba-tiba
Brukkk....

Aku tidak tahu apa yang baru saja terjadi, namun aku merasakan sakit di sekujur tubuh ku.

Mataku mulai berkunang-kunang. Semua orang mulai datang menghampiri. Termasuk Dendra. Dia langsung membopongku, tanpa basi-basi. Setelah itu aku tidak mengingat apapun lagi.

***

"Shella... Shella..."

Suara ibu terdengar sangat mengkhawatirkan. Berlahan aku membuka mata.

"Syukurlah, kamu sudah sadar."

Wajah lega dari semua orang di sekelilingku mulai terpancar. Ayah, ibu,Dendra, dan Arka? Bukankah, seharusnya dia sudah kembali ke Surabaya?

Rindu di ujung senja ( Cerpen - Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang