23 Desember 2017
¤Rindu Di ujung senja 1¤
"Hai, sayang!" Sapa Dendra, mengagetkanku.
"hai," sapa ku balik dengan seulas senyum. Kemudian ia duduk di samping ku dengan tumpukan buku di atas mejanya.
"Lagi banyak tugas?"
"Iya, nih. Bantuin, dong!"
"Iya. Nanti aku bantuin,"
"Hehehe" dia tersenyum sumringah dengan membuka buka bukunya.
Dendra, dia pacarku. Kita sudah jadian satu tahun lebih. Akan tetapi, entah kenapa sampai saat ini aku masih belum sepenuhnya mencintainya. Padahal dia laki-laki baik, perhatian,humoris, dan selalu ada untukku.
Aku selalu berusaha mencintainya. Namun hati ini tak bisa berdetak lebih keras saat dia ada di dekatku. Tidak bisa membuatku merasakan mal, hingga wajahku panas saat dia merayuku. Tidak bisa membuatku salah tingkah saat dia mengagungkan diriku.
"Sayang, ini sudah benar belum?''
Dendra mengeser buku yang sejak tadi ia tekuni. Salah satu rumus yang sejak tadi memusingkan pikiranya dia coba pecahan dengan teori yang ia coba.
"Mana? Coba aku lihat,"
Kini buku ini beralih di hadapanku. Aku coba meniti setiap rumus yang ia tanyakan tadi.
Namun tiba-tiba,
"Arka!'' Teriak Dendra.
Seketika aku tertegun. Berhenti membaca. Debaran yang tadinya tidak ada tiba-tiba merajalela. Tubuhku tiba-tiba tak berkutik hanya gara-gara satu nama.
"Hai" Sapa balik orang itu.
Deru kaki melangkah ke arah kami. Bersama dengan itu seketika tubuhku membeku. Aku masih menunduk. Entah kenapa air mata ini jatuh tiba-tiba. Segera aku mengusapnya. Dia ada di di depanku. Benar- benar dekat di hadapan ku.
"Kapan balik dari surabaya?"tanya Dendra.
Aku masih tak kuasa mengangkat wajahku. Berusaha terus fokus dengan buku dendra.
"Sudah semingguan gua pulang," balas laki-laki yang baru saja datang.
Aku merasakan liriknya ke arahku. Ekor mataku menangkap tatapan tajamnya.
"Sayang, lihat! Arka, nih"
Dendra menepuk pundakku. Mau tak mau aku harus mengangkat wajahku. Melihat sosok di depanku.
Arka, dia masih sama. Wajahnya yang lembut dan juga senyum manisnya.
"Hai!'' Sapaku dengan seulas senyum.
"Hai! Bagaimana kabarmu? Sepertinya baik-baik saja," balasnya seraya memberikan senyum menawannya.
"Jelas dong baik-baik saja. Gue selalu jagain dia," sahut Dendra dengan meletakkan lengangnya di pundakku.
"Haha, baguslah kalau begitu."
"Giman lo di surabaya? Dapet cewek gak di sana? Atau jangan- jangan lo masih kayak dulu. Suka nolakin cewek."
Deg.
Hatiku tersentak. Rasanya mau cepat-cepat pergi dari sini. Segera ku bereskan buku-buku dan akan beranjak pergi.
"Maaf, sayang... Aku izin ke luar dulu. Lupa tadi sudah janjian sama Karin," pamitku.
Dendra melihat perubahan sikapku. Dia menurunkan lengannya dari pundakku.
"Mau aku antar?'' tawar Dendra.
"Gak usah. Lagian kamu juga lagi banyak tugas," jawabku dengan senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu di ujung senja ( Cerpen - Tamat )
Teen FictionTentang cinta,dan penantian,,terkadang apa yang kita harapkan tak sama seperti yang telah di takdirkan Terkadang kita tak tau siapa yang di cinta,dan siapa pula yang di rindu. by.BARA SHINJU