{Bagian 1} Kak Daren

204 5 0
                                    

'Oh ini anaknya kapolres sragen,kamu hati-hati ya sama nona ini,galak bapaknya' Baru saja aku mau masuk ke gereja lewat pintu belakang agar aku bisa menjauhi gerombolan taruna yang lagi berbaris masuk ke gereja eh malah ketemu Om  Leo, salah satu majelis gereja yang juga bekerja sebagai polisi. Berbeda dengan Papaku,Om Leo bukan lulusan Akpol,tapi bintara,jadi wajar kalo Om Leo sangat menghormati Papa dan keluargaku. Walau begitu Om Leo tetap dihormari sama taruna yang datang ke gereja untuk beribadah.

Om Leo memang begitu,dia berusaha menghormati semua orang didekatnya,termasuk aku. Saat itu,entah bagaimana,Om Leo yang tidak bermaksud mengenalkanku dengan taruna justru membuat dia mengenalku. Namanya Kak Daren,orang keturunan ambon tapi tinggal di papua. Dia bukan orang ambon atau papua pada umumnya yang kaya kita bayangkan. Dia tinggi,berisi,cukup putih,berambut lurus dan dicukur rapi layaknya taruna. flashback sedikit,jadi sekitar bulan Januari saat aku bernyanyi di gereja,kak Daren ini selalu melihatku,entah itu perasaanku saja atau memang benar tapi aku engga bisa bohong,dia selalu menatapku tiap aku bernyanyi bahkan saat aku berdoa.  Mau tidak mau aku harus berjabat tangan dengannya,oke dari situ aku sudah bertekad tidak akan lagi berbicara atau menyapanya di gereja atau di luar gereja. Dimanapun itu tidak akan. Tapi apa boleh buat,karena kita satu gereja dan pastinya aku akan bertemu dengannya di gereja,maka terjadilah.

Minggu depan setelah aku berkenalan dengannya dia menghampiriku 'Dek,selamat hari minggu ya,Tuhan Memberkati' oke oke aku bingung mungkin ini saat yang tepat untuk kabur 'Oh iya kak,selamat hari minggu,aku duluan ya' langsung saja aku tinggal dia dan ngantri bersama jemaat yang lain untuk keluar dan berjabat tangan dengan pendeta. Dari banyaknya jemaat kenapa aku harus berdiri di depan gerombolan taruna sih? aku langsung menyibukan diri dengan bersalaman dengan jemaat yang aku kenal. Berharap supaya kak Daren engga ganggu aku dan aku bisa nyelip di antara orang orang ini. Tapi.. dari belakang aku merasakan ada orang yang dateng please,please jangan kak Daren. Apa kurang ya bersalaman dan mengucapkan salam tadi? santai Jan,santai mungkin perasaan doang,paling juga dia ke juniornya.
Dan,yap,feelingku di awal benar,dia berdiri persis di sampingku, mengadah ke depan dengan gagahnya dan mata tajamnya. Kalo aku mau kabur engga mungkin kan nanti aku malah buat dia tersinggung lagi. 'Oke ini hanya sebentar,pintu udah di depan mata,3-5 mnt lagi Jan,kamu bisa !!' kataku pada diri sendiri.

Untungnya Kak Daren hanya sibuk ngobrol dengan temannya itu sudah cukup untukku dari pada aku yang diajak ngobrol dengannya dan berarti itu tahap pertama buat dia kenal denganku.Nope!! Big No for that! aku ga bakal biarin dia kenal aku lebih jauh. Kali ini dugaanku salah,dia malah mengeluarkan sebuah note bercover lambang akpol dan pulpen. 'Dek,boleh minta id line enggak?' seriously?!! minta id line? harus banget apa ya? aku harus nolak! tapi nanti bakal dijadiin bahan omongan buat dia dan bisa jadi bahan untuknya menjelekkanku. Baiklah,cuman minta id line doang,chatnya engga usah dibales jugak bisa kan ya? cuman masuk didaftar teman doang kok. It's okey.
Kutulis saja id lineku dan berharap emoga ini bukan sesuatu yang harus disalahkan. Engga ada salahnya juga menambahkan dia jadi teman,siapa tau memang dia pengen jadi temenku kan. 'Kak,aku nyari Mama Papa dulu ya,udah dicariin dari tadi kayanya' alasanku bagus kan? tapi memang benar pasti Mama Papa nyariin aku apa lagi udah mau jam setengah 12 aku harus pulang,buat apa? buat menjauhi diri dari para taruna yang ngeliatin aku dan Kak Daren.

Aku cuman bisa menilai,tapi kayanya memang betul kalo dia sombong. Dia menampilkan senyum bangga dan mata sinis saat kami keluar gereja kepada teman-temannya yang menyorakinya 'Gerak cepat le?!' kata seorang taruna yang satu angkatan dengannya dan aku tahu dia,dia pacar Kak Felic,salah satu anak polisi yang seangkatan dengan Papa di akpol dan juga bergeraja di tempatku. Matilah aku!! Semoga aja pacar kak Felic ini engga cerita deh. Kalo sampai dia cerita ke Kak Felic,tamatlah aku. Papa pasti bakal nanya-nanya seperti mengintrogasi tahanan siapa Kak Daren ini.  Oke aku haru pergi,bye kak Daren,bye hell. Aku langsung ke warung Pak U'ud,warung langganan para jemaat dan orang orang sekitar gerejaku. Untunglah Mama Papa benar di sana 'ayo dek,pulang,udah siang' bagus! Mama langsung ngajak  pulang.Berpamitan sebentar dengan teman-teman Mama kami langsung ke luar dari warung Pak U'ud dan disambut pemandangan kurang seru. Kak Daren bersalaman dengan Papa,bukan hanya bersalaman tapi mereka mengobrol. Mati aku!! 'Ayo Ma,Pa pulang,ade nyalain mobil ya' seruku sembarangan 'Eh dek,salaman dulu ni sama kakak tarunanya,sombong sekali kamu,engga boleh' saut Papa tanpa dosa. Yaampun masa iya aku harus bilang kalo kita saling kenal untuk menolak jabat tangan ? Okelah,engga ada salahnya hanya berjabat tangan,toh sekarang dia sudah kenal aku dan hanya bersalaman,engga usah senyum kan? Bersalaman selesai waktunya kabur ke mobil.

Selamat,iya aku selamat dari panasnya Semarang dan tangan Kak Daren yang sangat erat bersalaman tadi. Merasakan panasnya mobil jauh lebih baik dari pada di luar bukan? Mama Papa masuk dan entah kenapa aku jadi deg-deg an,masa iya mereka langsung tahu soal Kak Daren ini? aduh jangan sampe lah! Mesin mobil menyala dan kira-kira 100 meter engga ada sepatah kata dari Mama atau Papa yang menanyakan soal siapa taruna itu? Bagus,aku harap mereka tidak akan tahu sampai kapan pun.

Sesampainya di rumah,aku langsung ganti baju,menyalakan ac dan hanya tidur-tiduran di kamar. 'Hari Minggu yang melelahkan ya?' ucapku sambil menatap jendela ke luar. Aku memutuskan mengambil minuman dingin di kulkas untuk mendinginkan badanku yang gerah ini. Ku lempar HP ku sembarangan di atas kasur mama dan pergi keluar. Saat aku masuk ke kamar Mama lagi,aku hanya nonton TV dan mengabaikan di mana HPku yang kulempat tadi karna aku tahu,pasti tidak akan ada yang mencariku di hari Minggu kaya gini. Tiba-tiba, HP ku bergetar,aku tahu itu pasti HPku apa lagi kalau bukan? kucarilah,dan saat aku buka HPku aku mendapat notif Line 'halah,mungkin cuman grup rempongku' tebakku. Ternyata aku salah, di layar HPku tertera nama Daren Rio Djoensa dengan profile seorang taruna menggunakan seragam hitam dan berkacamata hitam dengan drum. Seketiga aku syok,mau aku apakan chatnya? aku diamkan selamanya? tidak mungkin. Baiklah aku coba diamkan 10 menit dulu.

Sudah 10 menit kemudian baru berani ku buka chat dari kak Daren 'Halo dek ini id Kak Daren,di add ya' 3 menit kemudian 'btw Selamat Hari Minggu ya' astaga aku bingung saat itu harus bales apa kucoba saja dulu lah 'Iya Kak,sudah di add' engga cuek-cuek banget kan ya? cukup ramah kan? Beberapa menit kemudia chatku dibalas oleh Kak Darean,duh malas, sudahlah diamkan saja. Nanti cari alasan lain saja kalo dia bales lagi,pikirku.

Oke,cukup dulu buat hari ini,semoga kalian suka ya. Maaf kalo banyak typo atau bahasa kurang bagus ini pertama kali aku menulis cerita. Terimakasih sudah menyediakan waktu untuk membaca ceritaku.See you next time😊❤

Me VS CadetsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang