Irena Wisessa mengidap fobia langka bernama "Alliumphobia", yang berarti ketakutan berlebih terhadap bawang putih. Karena fobianya itu, Ia dijauhi dan dikucilkan oleh semua orang dan membuatnya pesimis terhadap persahabatan dan menutup diri.
Namun...
Haeee gaess... Akhirnya aku kembali lagi di sini dan meneruskan project sesepuh sridjaja yang sempat tertunda cukup lama. Sebelum aku mulai, mohon bantuannya untuk klik tanda bintang ya...
Untuk kisahnya Frans ama ratu singa, aku akan usahakan update 2 hari sekali, so stay tune yaaaa tunggu notifnya lagi. hehehe.
fyi, kisah frans ini bisa dibilang cukup ringan walaupun konfliknya bs dibilang cukup menguras tenaga dan otak. jadi buat kalian yang suka bacaan ringan, boleh tuh masukin kisah ini ke reading list.
oh ya satu lagi, biasanya semua ceritaku pakai cast dari korea. Kali ini aku coba sesuatu yang lain. aku pakai cast lokal namanya abibayu seorang model L-MAN, mc, and youtuber gokil yang buat aku kebayang wajahnya tiap nulis frans. mukanya boleh ganteng, serius, tapi gokilnya bikin ngakak loh. hahaha. cocok ga?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Untuk cast irena aku pake artis ini ya nama ignya gege elisa. Soalnya dia keliatan cool cantik gitu. Irena kan agak garang, kayaknya cocok aja. menurut kalian gimana?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
udah gini aja ya. selamat bertemu kembali denganku, semoga aku dalam mood bagus terus biar alliumphobia bisa kuselesaikan sampai tamat. hahaha.
happy reading.
Fey
***
Seorang perawat memanggil Frans untuk menyelesaikan administrasi ketika Irena hendak melontarkan segudang pertanyaan pada lelaki itu sehingga Irena harus mengurungkan niatnya, dan mulai berpikir keras harus membayar biaya rumah sakit dengan uang dari mana.
Namun lelaki asing bernama Frans itu tampak bersikap seolah ia benar-benar adalah suami Irena. Ia hanya meminta Irena untuk menunggu sebentar sebelum akhirnya menyusul perawat tersebut tanpa memberikan Irena kesempatan untuk berkomentar apapun.
Dan disinilah Irena berada, di sebuah ruangan VIP yang bisa digolongkan cukup besar untuk ditempati dirinya sendiri. Dalam hati ia menerka-nerka biaya rumah sakit yang harus ia bayar. Gaji magangnya sebagai barista kafe hanya cukup untuk biaya hidup, cicilan uang kontrakan selama setahun, uang sekolah adiknya, dan biaya buku kuliahnya sendiri sementara untuk uang kuliah ia tidak perlu terlalu memusingkannya karena ia mendapat beasiswa penuh.
