***
Hai, maaf atas keterlambatan updatenya kemarin malam. Sebagai permintaan maaf, setelah ini besok akan langsung diupdate lagi kelanjutannya. So, stay tune and keep vote yaaa. Thanks...
***
Belakangan ini fakultas psikologi Universitas Persada terus-terusan kedatangan mahasiswa populer dari fakultas sebelah. Beberapa mahasiswa mengenali sosok yang suka mondar-mandir di kelas anak psikologi semester dua tersebut sebagai kakak tingkat semester enam dari fakultas ekonomi jurusan manajemen bernama Fransiskus.
Pria berpostur tubuh atletis tersebut pernah menduduki peringkat pertama abang none Jakarta setahun yang lalu sehingga tidak mengherankan lagi jika setiap kali pria itu lewat di depan kelas, kaum hawa serempak berpaling melihatnya dan ada juga beberapa yang mengambil foto pria itu diam-diam.
Frans memasuki salah satu kelas yang ia yakini bahwa Irena berada di sana, namun gadis itu tidak berada di sana sehingga ia pun bertanya pada seorang dua orang mahasiswi yang lewat di depannya.
"Hai, sorry. Mau nanya. Lihat Irenanya nggak?"
Alih-alih menjawab, gadis itu justru saling bertatapan dengan temannya dan bertanya bingung, "Memangnya ada yang namanya Irena di kelas kita?"
Mendengar itu, Frans hanya tersenyum simpul. Dalam hati ia berpikir sepertinya ia telah salah bertanya pada orang-orang ini. Ia sendiri bingung apa kesalahan yang telah diperbuat oleh Irena sampai tidak ada yang mengenal namanya.
"Anak yang suka duduk di pojokan kelas, yang suka pakai ransel warna kuning, dan suka bawa-bawa bekal kemana-mana namanya Irena. Tolong ingetin ya, besok-besok gue bakal sering mampir dan tanya lagi ke kalian." Frans menebar senyum, melewati dua gadis itu tanpa memedulikan reaksi gadis itu yang jingkrak-jingkrak kesenangan karena disenyumin idola kampus.
Sekarang sudah jam makan siang dan gadis itu tidak ada di mana-mana. Tidak di taman apalagi di kantin. Jika sudah begini harus kemana ia mencari gadis itu? Ponsel gadis itu masih rusak sehingga sulit bagi Frans untuk menghubunginya. Frans berhenti dan berpikir sejenak sebelum akhirnya ia teringat suatu tempat yang belum ia cari.
Dan Senyum Frans mengembang sempurna begitu ia membuka pintu atap kampus. Di ujung sana, tampak Irena sedang duduk di lantai yang dilapisi koran dan makan dengan hikmat.
Lihat bukan? Feeling seorang Frans tidak pernah meleset.
Menemukan seorang Irena sangatlah mudah baginya. Ia dan gadis itu bagaikan terikat dengan sebuah benang tak kasat mata sehingga kemanapun gadis itu pergi, Frans pasti akan menemukannya. Dan jika kalian menyebut hubungan mereka terikat oleh benang merah, maka kalian salah. Bagi Frans, ini namanya benang hutang.
Setidaknya untuk saat ini...
***
Pertanyaan pertama Irena begitu melihat Frans muncul di atap dan duduk di sebelahnya adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
STS 3 - ALLIUMPHOBIA
RomanceIrena Wisessa mengidap fobia langka bernama "Alliumphobia", yang berarti ketakutan berlebih terhadap bawang putih. Karena fobianya itu, Ia dijauhi dan dikucilkan oleh semua orang dan membuatnya pesimis terhadap persahabatan dan menutup diri. Namun...