Gemas
"Tetaplah disisiku, dan mencintaiku. Sebagaimana aku mencintaimu."
♡
[4] Kebahagiaan
"Kamu harus bahagia nak," wanita itu mengalihkan pandangannya. "Jalan." Mobil yang ditumpanginya berjalan pergi.
☆☆☆
Hena berjalan masuk kekelasnya 10 IPA 3 yang terletak tak jauh dari kelas Denan. Dari kejauhan, Denan memperhatikan Hena yang masuk kekelas 10 IPA 3.
Hena masuk kekelasnya, semua temannya menatap Hena.
"Hen! Lo jadian sama Kak Denan? Demi apa lo?!" Hena mengerutkan keningnya saat Kely menyemburnya dengan pertanyaan aneh.
Kak Denan? Jadi Denan kakak kelas yah? Pikir Hena.
"Jadian? Kak Denan? Kak Denan gak ada nembak aku." Dengan polosnya, Hena berkata seperti itu yang membuat pemikiran teman-temannya jika Hena yang mengharapkan Denan.
"Jadi, lo ngarepin Kak Denan nembak lo?" Tanya salah satu temannya yang lain. Yang kini ingin meintrogasinya hanyalah teman ceweknya, teman cowoknya sedang asik main game mobile legend di pojokan kelas.
"Gak." Hena membuat teman-teman sekelasnya bingung.
"Jangan tanya apa yang bikin Hena bingung." Suara bass seorang laki-laki di pintu kelas mereka membuat anak-anak cewek itu mengalihkan pandangannya pada sosok yang ada dipintu kelas mereka.
"Denan?" Hena berucap, semua teman ceweknya bubar, tidak berani berucap lagi. "Loh? Kok bubar? Gak mau nanya lagi?" Semua teman ceweknya nyengir.
"Gak kok, lo kan tadi udah jawab." Ucap Friska.
Denan menatap datar teman-teman Hena. "Istirahat nanti gua jemput." Setelah berucap seperti itu, Denan pergi kekelasnya.
Semua teman ceweknya berteriak histeris. "Kak Denan so sweet banget astaga!"
"mau dong gantiin posisi lo, Hen."
"Kak Denan serem-serem gitu so sweet juga ya."
"Kapan lagi lo liat Kak Denan manis begitu?"
Hena yang mematung karna degup jantungnya yang begitu cepat membuat ia bingung harus bagaimana.
"AIR, HENA BUTUH AIR!" Hena berlari ketasnya, mengobrak abrik isi tasnya, semua temannya menggelengkan kepalanya. Jika Hena sedang gugup, ia akan minum air sebanyak mungkin untuk menghilangkan rasa gugupnya.
Setelah meminum air cukup banyak, Hena duduk dikursinya. Bu Yuni masuk dengan wajah sangarnya.
"Buka buku paket halaman 45." Semua murid langsung membuka buku paket masing-masing. Tak terkecuali Hena, ia melihat buku dengan tatapan kosong.
Hena mencoba untuk fokus namun wajah Denan terus muncul, bergentayangan di pikirannya.
Hena mengalihkan pandangannya kesekitar, wajah semua temannya yang entah kenapa berubah menjadi wajah Denan.
"Kenapa wajah dia yang terus muncul?!" Hena berucap pelan namun karna kondisi kelas yang senyap suaranya terdengar jelas.
"Nyindir saya kamu?!" Bu Yuni menatap garang pada Hena, kakinya yang gempal dihentakkan dengan keras kelantai.
Hena tersentak, semua temannya menatap bingung padanya.
"Eng..enggak Bu, bukan Ibu kokkkk." Hena merutuki dirinya yang terlalu besar mengeluarkan suara.
"Keluar kamu!" Hena terdiam lalu berduri dari duduknya. "Berdiri didepan tiang bendera, hormat, selama 2 jam pelajaran saya berakhir." Hena melotot.
"Mau Ibu colok matamu?!" Hena tersentak.
"I..iya Bu." Hena berjalan ke lapangan dengan lesu. Ia bahkan lupa memakan sarapannya.
"Gara-gara wajah Kak Denan nih." Hena menendang krikil didepannya dengan wajah cemberut.
Hena berdiri dengan hormat pada bendera, sudah 1 jam lebih ia menghabiskan waktunya disana, keringat dingin bercucuran. Wajahnya nampak sangat pucat, sesekali ia menekuk lututnya penat.
Dikelas 12 IPS 2 saat ini tidak ada guru yang masuk, bisa dibilang jam kosong, Denan memperhatikan Hena yang berdiri didepan bendera, Denan berdiri dari duduknya, berjalan keluar kelas menghampiri Hena.
Hena yang sudah tidak tahan lagi ia merasa pandangannya berubah kuning, tubuhnya lemah dan pandangannya semakin menggelap. Tubuhnya terhuyung kebelakang, ada seseorang yang menangkap tubuhnya.
"Kalo gak kuat seharusnya lu duduk aja." Hanya itu yang ia dengar setelah itu kegelapan menelannya.
Dengan sigap Denan menggendongnya ala bridal stlye. Wajah Hena yang begitu pucat membuat Denan merasa khawatir, sangat khawatir, berlebihan memang tapi itulah yang ia rasa.
Siswa yang berlalu larang diselasar kelas memperhatikan mereka. Ada yang menatap iri pada Hena, ada juga yang mendukung hubungan mereka, namun, Denan tak perduli.
Sesampainya di ruang kesehatan sekolah, Denan membaringkan Hena di bangkar.
Anak pmr yang menjaga bergerak mengambil botol aroma terapi dan memberikannya pada Denan.
Denan mengambilnya lalu mendekatkan minyak kayu putih itu pada hidung Hena. 30 menit kemudian, Hena bangun.
Orang yang pertama kali ia lihat adalah Denan.
"Kak Denan?" Denan yang tadinya asik bermain game kini ponselnya ia simpan di kantong celananya.
"Udah baikan?" Hena mengangguk.
"Masih pusing, sedikit." tangan Denan terulur mengusap pucuk kepala Hena.
"Tidur lagi gih." Hena menggeleng.
"Kakak yang nolongin aku?" Denan mengangguk.
"Tumbenan manggil gua kakak, biasanya Denan." Hena menggaruk kepalanya.
"Aku kira, kakak seangkatan sama aku." Hena nyengir, Denan semakin gemas melihatnya.
Denan mencubit pipi Hena, Hena meringis.
"Sakit kak!" Denan terkekeh.
"HENA!!" Teriakan cewek yang tak asing untuk Hena terdengar.
"Kely?" Kely masuk kebilik Hena, menatap wajah Hena yang masih pucat.
"Gue khawatir sama lo! Anak-anak bilang lo pingsan." Kely menampilkan wajah khawatirnya yang kentara.
"Aku udah gak papa kok, Kak Denan udah nolongin aku." Denan hanya menampilkan wajah datarnya saat matanya menangkap sosok Gevin yang menatapnya tajam.
Hena yang tidak peka akan suasana terus mengoceh, namun itu dapat membuat mood Denan naik.
"Kel, gua keruang osis dulu." Kely mengangguk pada pacarnya itu, Gevin.
"Gue bawa sponge loh! Nih." Kely menyodorkan beberapa bungkus sponge pada Hena. Mata Hena berbinar membuat Denan benar-benar ingin mencubit pipi Hena namun niatnya itu ia urungkan.
"Gue kekelas dulu ya Hen, lo cepet baikan biar nanti kita bisa mabar ML." Hena mengangguk.
"Siap!"
Setelah Kely pergi, Denan masih setia menjaga Hena yang kini sedang asik memakan spongenya.
Kayaknya, hari-hari gua bakal jadi menyenangkan setelah ini. Batin Denan.
TBC
Mulmed itu Minsung as Reynaldy Mahardhika.♡ maapkeun kalo ada typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Bad Boy [ON GOING]
Teen FictionSeorang pentolan sekolah yang jatuh dalam kepolosan gadis imut bernama Hena. Kisah manis mereka yang jika dilihat begitu lucu dan indah, namun, begitu banyak penghalang di awal kisah manis itu... 23.03.18 published.