3

227 13 0
                                    

warning 18++

      

          ***

aaahk.... ssshhhk....pelan pelan Vano, sakit hiks hiks... " racau gadis yang berada di bawah tubuh Vano yang bernama Nataya, ketika Vano memasukan miliknya kedalam milik gadis itu sedikit kasar dan sekaligus.

        ***

Vano.. adalah lelaki yang terjerumus dalam pergaulan bebas, karena kesibukan  kedua orang tuanya yang mengabaikan anak semata wayangnya,

Vano adalah anak seorang pengusaha  yang sukses, harta kedua orang tuanya berlimpah, apapun yang ia minta maka akan terwujud dalam sekejap, istilahnya....

cuma satu yang tidak bisa didapat oleh Vano, kasih sayang kedua orang tuanya. sejak kecil Vano sudah terbiasa hidup hanya dengan pembantunya saja.

jadi tak heran kalau Vano mencari kebahagiaannya sendiri dengan menghabiskan waktu di Club malam dan mencari kesenangan lain dengan gonta ganti cewe hanya untuk memuaskan hasrat sesaatnya saja tidak untuk saling memiliki.

Seperti saat ini ia sedang berkumpul dengan para sahabatnya di sebuah club,
hingar bingar lampu disco dan dentuman suara musik yang memekakan telinga sudah menjadi teman bagi Vano di tambah lagi dengan aroma minuman yang bikin terbakar tenggorokan bagi yang belum biasa meminumnya.

" hey Van... lo udah dapat mangsa belum.." teriak Sakti

" belum... ga ada yang sreg sama gue, barang lama semua haha...."  teriak Vano tak kalah keras

" eh Van tuh liat, kayanya si Nina bawa barang baru tuh " bisik Sakti di telinga Vano

Dan ketika Nina datang menghampiri keduanya, Sakti sempat menyenggol lengan Vano, " wow..sexi Van... sexi..." sambil melirik temannya Nina.

" hai.. Van.." sapa Nina " kenalin temen gue namanya Nataya"

"Nat ini temen gue Vano sama Sakti" ujar Nina lagi

" hai.. gue Vano"

" Nataya.."

" gue Sakti sahabatnya Vano"

" gue Nataya"

setelah berkenalan, Nina melirik ke arah Sakti,

" eh Sak anterin gue ke toilet yuk kebelet nih gue" tanpa menunggu jawaban Sakti, Nina udah narik tangannya Sakti

" eh Nat, sory gue kebelet nih, lo enjoy aja bareng Vano, dia anak baik ko... yah, gue tinggal dulu"

Sepeninggal Nina, Vano sama Nataya jadi sedikit kaku

" lo sering ketempat ini,.. mm.. maksud gue ketempat kaya gini" tanya Vano sedikit grogi

" sering banget ngga.. tapi suka aja, kalau gue lagi bete"

" ooh.. suka minum..", tanya Vano lagi

" suka... tapi ngga sampe yang mabuk berat gitu"

sampai akhirnya keduanya minum tapi tidak sampai mabuk berat, Vano memapah tubuh Nataya kesebuah kamar yang ada di club itu.

setelah sampai di dalam kamar Vano membaringkan tubuh Nataya di tempat tidur, dan ia mulai membuka bajunya sendiri

dan Vano mulai naik ke atas tempat tidur mendekati Nataya yang masih terlentang merasakan pusing di kepalanya akibat terlalu banyak minum, tapi ia masih memiliki kesadaran

Vano membisikan sesuatu di telinga Nataya

" lo harus tau, kalau selama ini ga ada yang bisa menolak ke inginan gue, dan sekarang gue mau lo, gue mau tubuh lo.."

" aaahhk.... mmmpp.... Vano... tapi gue pusing Van" keluh Nataya, tapi Vano tidak memperdulikannya, ia terus menciumi bibir dan leher Nataya penuh napsu, hingga terdengar erangan kesakitan dan desahan nikmat dari mulut Nataya.

Vano semakin liar, ia mulai membuka pakaian yang melekat di tubuh Nataya dan menciumi serta meremas buah dada Nataya.

kini keduanya sudah telanjang bulat, dan Vano yang sudah memposisikan dirinya siap memasukan miliknya kedalam milik Nataya, namun ia tidak lupa mengambil sesuatu di saku celananya, yang ternyata alat pengaman dan setelah memakainya ia kembali pada posisinya semula.

Vano mencium bibir Nataya dan mulai menekan masuk miliknya pelan tapi kemudian menjadi sedikit kasar.

"aaaahhk..... sssshhk..... pelan pelan Vano.... sakit hiks.. hiks..." racau Nataya saat Vano memasukinya dengan kasar dan sekaligus.

Vano menjeda gerakannya memberi waktu untuk Nataya mengurangi rasa sakitnya, ia kembali menciumi bibir dan leher Nataya serta mulai menggerakkan pinggulnya pelan terus cepat dan makin cepat gerakan pinggulnya, hingga rintihan Nataya berubah menjadi desahan penuh nikmat

aaaahhk.... sakiiit Vano mmmhhk...aku... udaaah ga tah..aan Van.... "

" kalau lo mau keluar, keluarin aja gue masih lama" bisik Vano tanpa menghentikan gerakannya, malah semakin cepat, dan tidak lama terdengar lengguhan panjang Nataya.

"aaaaaahhhhhhk..... Vanooo..... gue....."

Vano menghentikan gerakannya dan menekan dalam miliknya memberikan Nataya menikmati orgasme pertamanya.

" lo akan mengalaminya satu atau dua kali lagi baru gue nyusul,"

dan Vano kembali mengerakkan pinggulnya kali ini lebih cepat dan sedikit liar

kurang lebih satu jam lebih Vano teruas menggerakan pinggulnya hingga keringat membanjiri tubuh keduanya, dan entah berapa kali Nataya mencapai klimaksnya, hingga akhirnya terdengar lengguhan panjang Vano juga Nwarningya secara bersamaan

Vano mencabut miliknya dan melepas alat pengamannya ke sembarang tempat, lalu ia merebahkan tubuhnya di samping Nataya, dengan napas yang masih tidak beraturan.

Vano memandang sekilas tubuh Nataya yang kelelahan lalu kembali menatap langit langit kamar

" Van... ?"

"hmm...?"

" apa lo slalu pakai pengaman"

" iya.. "

" kenapa... sory Van...kalau gue nanya soal itu.

" karna gue ga mau naro sperma gue di rahim cewe seperti kalian"
" kapan kita bisa ketemu lagi?"

" gue ga yakin, karna selama ini gue cuma sekali pakai " jawab Vano

" lo yakin itu berlaku sama gue" tanya Nataya

" yakin pake banget"

lalu Vano bangkit mengambil dan memakai pakaiannya.

" kalau lo masih sakit dan lelah, istirahat aja dulu, ini kamar pribadi gue, ga akan ada yang berani ganggu lo"

lalu ia keluar tanpa permisi lagi, meninggalkan Nataya yang masih terlentang di atas tempat tidurnya.

Nataya tersenyum penuh arti, lalu ia menarik selimut yang ada di tempat tidur ini dan menutupi tubuh polosnya,

Ia tidak perduli lagi, ia ingin istirahat tubuhnya sangat lelah setelah permainan panasnya dengan Vano.
.
.
.
.
.
panas harap bijak dalam memilih bacaan
votenya jangan lupa

Gadis Sepatu RodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang