Halo aku pulaaang.... teriak Vano
sepi.... sunyi... ga ada suara sahutan dari dalam rumah, sebenarnya bagi Vano ini hal biasa, tapi entah mengapa ia merindukan kedua orang tuanya saat ini.Tak lama dari dalam dapur muncul seorang wanita baruh baya yang tak lain adalah pembantu di rumah Vano.
" eeh... den Vano udah pulang, " sapanya dengan hormat
" iya mbo..mbo gimana kabarnya.."
Si mbo yang tau siapa yang di maksud tuan mudanya itu hanya mendesah pelan.
" katanya tuan dan nyonya belum bisa pulang den, mungkin tiga atau empat hari lagi baru pulang " ujar si mbo
" selalu seperti itu... aku heran aja, aku di lahirin tapi berasa ga punya orang tua " ujar Vino dengan sendu
" kan den Vino punya si mbo "
" iya kenapa aku ga dilahirin dari rahim si mbo aja yah "
" huss..jangan gitu den.. kalau den Vino jadi anak si mbo, hidupnya den Vino susah dong, si mbo aja jadi pelayan di rumah den Vino. den Vino harus bersyukur bisa hidup mewah serba kecukupan, dan soal orang tua den Vino yang sibuk..? itu juga demi den Vino juga." tutur si mbo panjang lebar
" iya sih mbo.. tapi mau sampai kapan aku begini terus dari kecil sampai sekarang sampai aku kuliah, mereka masih ngga perduli sama aku, mau sampai kapan mereka tetap sibuk, kerja dan kerja terus.." tutur Vino dengan nada sendu namun penuh kemarahan.
" ya udah den Vino sebaiknya mandi terus makan, udah si mbo buatin makanan kesukaan den Vino," lagi si mbo menenangkan tuan mudanya dengan mengusap bahu Vino.
" aku udah kenyang mbo, aku mau mandi " ujar Vino, yang langsung pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Sementara si mbo hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan lemah sambil memandangi punggung tuan muda kesayangannya itu.
Ia bukan tidak merasakan apa yang di rasakan tuan mudanya, semenjak kecil Vino sudah harus kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya karena terlalu sibuk bekerja, Vino lebih banyak menghabiskan waktu bersama dirinya. tak heran kalau si mbo sudah menganggapnya seperti anak sendiri saking dekatnya.***
Di sebuah kamar, seorang gadis yang memiliki tai lalat di dagu yang mirip cocochip, sedang menempelkan es batu yang di balut kain di atas hidungnya sambil ia menengadahkan wajahnya.
" mimisan lagi..." gumamnya sambil terus mengelap darah yang terus keluar dari hidungnya
" mau sampai kapan sih mereka terus begitu, selalu ribut dan ribut, terus buat apa gue minum obat kalau mereka udah ga perduli lagi sama gue, mungkin sampai gue mati juga mereka tetep ga akan perduli, aaaaaaa...." erangnya dengan sesekali ia menjambak rambutnya sendiri
.
.
.
.
.
.
pendek aja dulu vote juga ok
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Sepatu Roda
Teen FictionThe Batterfly inspiration masih BebNju Tiga orang yang bersahabat Beby, Shania dan Vano latar belakang kehidupan mereka yang hampir sama, yang menjadikan mereka merasa cocok satu sama lainnya.