Part 7

24K 1.5K 13
                                    

Author come back lagi reader maaf baru sempat✌

Salam membaca dari author😉

Author POV

Hari adalah hari yang paling ditunggu oleh seluruh masyarakat kerajaan Ming dimana rajanya akan segera mengangkat ratunya.

Semua orang tidak sabar menyabut sang ratu sedang diatas sana tengah berdiri dengan tegak raja Hwang menggunakan jubah berwarna hitam kuning, tidak berapa lama akhirnya yang ditunggu tiba Hao Zi dengan jubahnya yang berwarna merah bercorak kuning dia terlihat sangat gelamor dan anggun.

Segala upacara telah dilakukan mulai dari pelepasan angsa, pemberkatan dan juga proses penerimaan anugarah atau istilahnya pengangkatan pesta pernikahan ini akan dilaksanakan tujuh hari tujuh malam.

Setelah semua upacara dilaksanakan mereka berdua resmi dikatakan suami istri sekaligus raja dan ratu.

Malam pesta pertama Hao Zi didandani sedemikian rupa menggunakan baju berwarna hijau.

Para tamu masih menikmati meriahnya pesta ada juga beberapa kerabat jauh istana yang tengah menunggu kedatangan Hao Zi.

Sedang raja juga terlihat tengah menunggu dan kalian pasti tau yang ditunggu adalah sang ratu Hao Zi.

Kadatangan Hao Zi langsung disambut oleh para tamu dengan pakaian serba hijau dan hiasan rambut sedemikian rupa membuat Hao Zi terlihat sangat cantik.

Suara alunan musik terdengar dimana-mana letusan kembang api diluar istana menambah kesan meriah pesta ini.

Tawa para tamu memenuhi seluruh penjuru ruangan ini dengan toko utamanya ratu Hao Zi dan raja Hwang banyak tamu yang selalu mengejek mereka dengan lelucon yang membuat pipi Hao Zi merona.

Satu lagi kegiatan yang harus Hao Zi dan Kaisar Hwang lakukan yaitu minum, kali ini mereka harus meminum minuman yang ada di pasangan mereka namun harus dalam keadaan berpelukan.

Kaisar telah siap dengan minumannya begitupun dengan Hao Zi kini keduanya tengah berpelukan dengan kaisar Hwang yang meneguk habis minuman yang dipegang Hao Zi begitupun sebaliknya.

Sontak semua orang bertepuk tangan dan menyoraki pasngan itu dengan histeris.

"Setelah pesta berakhir aku ingin kembali ke kamarmu jangan keluyuran aku tidak mau ada lelaki lain yang melihat kecantikanmu hanya milikku Hao Zi" bisik kaisar ditelinga Hao Zi yang cukup untuk membuatnya meremang kegelian dengan perlakuan raja.

"Kenapa kau megaturku yang mulia? aku adalah ratu aku berhak kemana saja" balas Hao Zi namun tidak dengan bisikan.

Suara disini cukup ribut jadi mereka tidak mendengar percakapan Hao Zi dan kaisar.

Hao Zi berjalan menuju kediamannya entah apa yang menyihirnya ia mau saja menuruti perintah raja untuk kembali ke kamarnya.

"Kau mau kemana?" Sebuah suara membuat Hao Zi membalikkan badan dan mendapati Tyan Ying dengan tangan yang dilipat di dadanya yang bidang.

"Bukankah sudah jelas aku mau ke kamar! Kau sendiri kenapa kau disini, apa lukamu sudah sembuh sebaiknya kau istirahat Tyan Ying" celotehan Hao Zi benar-benar panjang membuat Tyan Ying memutar matanya malas.

"Hei kau mengapa kebiasaanmu melontarka banyak bertanyaan dalam satu kalimat tidak berubah!! Apa kau tidak sesak nafas?" Tanya Tyan Ying dengan wajah mengejek yang langsung mendapat pukulan bertubi-tubi dipunggungnya siapa lagi pelakunya kalau bukan Hao Zi.

###___

Hao Zi POV

Keadaan istana saat ini masih dalam nuansa perayaan tujuh hari tujuh malam peringatan hari pernikahanku dengan raja dan malam ini adalah malam terakhir untuk perayaan.

Aku tidak terlalu memperdulikan hal itu, pikiran hanya fokus memikirkan apa yang terjadi semalam.

Flasback On

"Ahh..ahh hentikan Hao Zi ku menyakitiku aku belum sembuh total hentikan! Gadis kecil henti-" kalimat Tyan Ying terpotong padangan terkunci pada sesuatu hingga aku pun mengikuti arah pandangannya.

Disana tengah berdiri sosok yang sangat Hao Zi hormati yaitu ayahku yang kini berjalan menghampiriku.

Tyan Ying yang peka terhadap suasana meninggalkan kami berdua andai semua pria sepeka dia.

Untuk sesaat hening menyelimuti sampai akhirnya suara ayahku terdengar "selamat atas pernikahanmu yang mulia! Jadilah ratu yang baik dan bertanggung jawab jangan mengecewakan aku" ini sebuah kalimat yang paling panjang yang perna diucapkan ayah padaku.

Hanya sebuah kalimat yang diucapkan ayahku kemudian pergi berlalu meninggalkanku yang masih dalam keadaan mematung, kaget dengan apa yang baru saja aku dengar tampa sadar air mataku berhasil lolos dari tempatnya aku sangat bahagia.

Flasback Off

Saking bahagianya aku sampai lupa bahwa hari Tyan Ying akan kembali ke perguruan bergegas aku segera menyusulnya.

Semua persiapan Tyan Ying untuk kembali telah siap sebenarnya agak berat merelakan dia pulang bagaimana pun aku sudah terbiasa selalu bersamanya.

"Jangan menangis Hao Zi aku pasti akan mengunjungimu lagi kapan-kapan" ucapnya seraya menepuk-nepuk pundakku.

"Cihh siapa yang menangis aku tidak secengeng itu" balasku kemudian menjulurkan lidahku.

"Lalu kenapa matamu berair" kini jari telunjuknya mengarah pada mataku.

"Tidak aku itu hanya karena aku mengantuk"

"Hao Zi kau bukan pembohong yang pintar tapi baiklah kalau kau tidak mau mengaku"

"Ahh kau merusak suasana hatiku, pokoknya kau harus berhati-hati terus waspada dan aku titip salam untuk paman katankan padanya aku baik-baik saja dan aku sangat merindukannya" pesanku pada Tyan Ying yang kini telah berada di atas kuda dan melajukan kudanya meninggalkan istana.

Sampai bayangan Tyan Ying menghilang aku belum juga meninggalkan tempat sampai aku membalikkan badan hendak pergi tubuhku tertahan saat ku dapati tubuh kekar dihadapanku dan jaraknya hanya beberapa senti aku hatus sampai mendongak untuk melihat wajahnya hah sudah kuduga pasti si kaisar menyebalkan itu.

"Kenapa kau disini? Apa untuk menindasku lagi karena sekarang sepupuku telah pergi jadi kau bis-"

Ucapanku terhenti saat aku merasakan sebuah benda kenyal menempel bibirku oh astaga raja! Dia menciumku oh Tuhan bibirku sudah tidak suci lagi.

Mulutku langsung terbuka saat tangan raja menarik pinggangku hingga tubuh bersentuhan dengan tubuhnya dan tangan ku memegangi dadanya yang bidang itu sungguh itu bukan rencana ku tanganku melakukannya sendiri, kini raja melumat bibir ranumku sekali-kali mengigit kecil.

Raja melepas ciuman itu saat kami kehabisan nafas, aku mengambil nafas dengan rakus jantungku berdetak tidak teratur aku butuh bantuan jantungku bisa meninggalkan tempatnya sekarang.

Tangan raja belum sepenuhnya lepas dari pinggngku ia tidak melepaskannya walau aku sudah memberontak hingga kinerja otakku kembali dan mencari akal.

Sebuah ide terlintas di benakku "ibu suri hormat hamba" dengan kedua tanganku memegangi sisi pakaianku.

Tentu saja tingkahku itu membuat raja membalikkan badan dan saat ia lengah kugunakan kesempatan ini untuk lari dengan kecepatan ganda aku segera lari meninggalkan raja yang baru saja kukerjai.

"Hahaha rasakan itu! dia mudah sekali tertipu hmm aku tidak perduli biarkan saja dia kesal" batinku masih berlari.

*******
Buat para reader yang baca mohon luangkan kesempatan untuk menekan tanda bintang yang ada dibawa ini👇.

Terima kasih😗

My Perfect Empress Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang