Aku melihat Mama dengan kekasihnya. Mencoba untuk tidak peduli tapi tetap saja aku penasaran dengan pacarnya itu.
Aku mengamati nya dan tersenyum miring, ternyata memang buruk selingkuhan nya. Jauh lebih baik Papa ku.
Aku berdiri dan meninggalkan kafe sehingga melewati kedua nya, "Selamat menikmati makan siangnya...." ucap ku dan bersenyum miring. "Bitch." lanjut ku yang mengumpat.
**
"Kak Dila!" teriak adik ku sambil berlari.
"Jangan lari, Dandi."
"Mama kemana kok ga jemput aku?" tanya nya.
Aku mengusap puncak kepalanya, "Sudah. Ayo kita pulang." setiap adik ku menanyakan tentang Mama. Aku tidak pernah menjawab karna tidak ingin melihatnya terasa tertekan.
**
Sesampainya dirumah.
Benar saja, Reno sudah ada di ruang tamu dengan bawaan yang sangat banyak. Aku menghela nafas."Kata mu ingin istirahat total dirumah?" tanya Reno yang kini menghampiri ku.
Aku menjauhi nya dan duduk di sofa ruang tamu. "Aku jemput Dandi."
Reno duduk di sebelah ku dan langsung menyuapi ku bubur yang kurasa sudah dingin. "Maaf ya bubur nya dingin. Kamu sih kelamaan."
Aku tersenyum dan mengangguk kecil. "Nggak papa Reno. justru aku yang harusnya minta maaf karna selalu merepotkan mu." ucap ku sambil menerima suapan nya.
Reno tersenyum manis.
Cuman Reno yang mengerti kondisi ku sekarang. Aku beruntung memiliki nya. Dengan sifat cuek dan dingin ku Reno tidak pernah berniatan menjauhi ku justru selalu ada di samping ku. I'm so lucky to have him.
"Kenapa senyum-senyum? Mikirin aku ya? Jujur kamu." ucap Reno yang mengacaukan lamunan ku.
"Dasar ge-er." Aku mencubit kecil lengan nya.
"Dil, besok kalau sekolah bareng aku ya." ucap Reno tiba-tiba.
Aku yang sedang memakan coklat yang ia bawa menoleh kearahnya. "Kan sekolah kita jarak nya jauh banget, Ren. Nggak usah lah."
"Tapi, sayangnya aku ga nerima penolakan."
"Ish. Kalau gitu mending gausah nawarin. Besok langsung aja kerumah aku buat berangkat bareng." Aku mengerucutkan bibirku.
"Ha ha ha. Sengaja biar kamu sebel." ucapnya sambil mencubit pipi ku gemas.
Ya, begitulah Reno. Keputusan nya tidak bisa di nganggu gugat. Aku jawab A, dia pasti jawab B.
**
"Aku pulang ya, kamu jangan banyak banyak makan coklat nanti sakit gigi." ucap Reno sambil memakai jaket nya.
"Salah siapa selalu bawa coklat."
Reno hanya tersenyum dan berjalan keluar rumah yang di iringi Dila. "Kamu nggak bawa mobil?"
"Enggak." ucapnya sambil memakai helm nya. "Make mobil nya kalau sama kamu aja." lanjutnya.
Aku hanya terseyum. 'Tuhan, betapa manisnya Reno' ucap ku dalam hati.
"Tuh kan senyum senyum lagi."
"Apa sih? Yaudah sana pulang. Nanti kesorean." ucap ku sambil menutupi merahnya pipi ku.
"Yaudah. Aku pulang dulu, Dil. Jangan rindu ya."
"Emang kalau aku rindu kenapa?" tanya ku
"Kalau kamu rindu nanti ribet, aku sama sekali nggak bisa kemana mana. Harus sama kamu terus. Udah tau kamu jarang mandi, jadinya bau." ledek Reno.
"Ha ha ha. bercanda sayang. Yaudah ya aku pulang dulu."
Aku mengangguk kecil, "Kalau sudah sampai kabarin ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken
Teen FictionAku selalu sendiri, suatu ketika Reno datang dan mengubah semua hal yang aku lakukan bersama nya berubah menjadi kesenangan. Tapi, tidak sampai aku mengetahui hal yang sangat tidak masuk akal ini. Dan inilah kisahku. Perjalanan hidup ku dan perjala...