Tiga

20 5 0
                                    

"Dila, cepet! Reno di depan." teriak mamaku.

Aku menghela nafas lalu mengambil ransel ku.

Aku sekali lagi mengecek penampilanku di kaca untuk kesekian kalinya.

Aku turun tangga dan menemui Reno yang sedang duduk sambil memainkan hand-phone nya.

"Hai. Udah lama?" tanya ku.

"Dikit lagi berjamur nih aku, untung kamu udah selesai." ucapnya. "Emang ya cewe kalau dandan lama banget. Padahal cuman mau ke sekolah." lanjutnya lagi.

"Enggak gitu, Reno. Aku nggak narik perhatian cowo-cowo di sekolah ku."

"Hmmm..."

"Dila! Sarapan dulu!" teriak mamaku yang membuat aku dan Reno menengok ke arahnya.

"Aku bisa sarapan di sekolah."

"Dila, jangan gitu." ucapnya. Reno langsung mengambil kotak bekal yang berisi sarapan Dila itu. "Sini tante biar Reno aja yang bawain." lanjutnya.

"Terimakasih ya, Reno." mamaku tersenyum manis.

Kalau dengan aku dan adik ku saja dia tidak pernah bersikap manis seperti itu, munafik.

Aku mempercepat langkah ku hingga depan mobil Reno. "Ayo. Nanti kamu bisa telat."

"Jangan bersikap dingin gitu ke mama kamu, Dila." Reno membuka kan pintu mobilnya untuk ku.

"Ya, Dia memang harus di perlakukan seperti itu." Aku masuk kedalam mobil Reno.

Reno yang kali ini menghela nafas. Aku mendengus kesal. "Kamu jangan terlalu baik dong, Ren. Nanti gampang di bodohin orang." ucapku

Reno tersenyum. "Ya, aku sih nggak mikir kesana. Yang penting aku harus berperilaku baik ke siapa aja."

Selama perjalanan aku dan Reno saling terdiam, sesekali Reno melirik ku dan aku membuang muka ku.

Aku aneh dengan nya. Dengan sifatku yang seperti ini Reno masih betah saja.

Setiap kali aku bertengkar dengan mama di depan Reno. Pasti berujung dengan ke egoisan ku. Padahal Reno baik ingin memberikan ku pencerahan.

"Dila, maaf ya?"

"Untuk?"

"Ya, aku minta maaf saja."

"Aneh."

"Dila, sekarang jam berapa?" tanya Reno. 'Basa basi yang mainstream, Ren' kataku dalam hati.

"Kamu kan pake jam tangan." ketusku.

"Yah, gagal deh."

Aku memutarkan bola mata ku, "Aku gamau sekolah."

"Kenapa? Kita kan kelas 12 harus fokus, Dila."

"Yasudah kamu sekolah aja, turunin aku disini."

"Iya, maaf. Aku salah ngomong."

Dila menahan tertawanya, Reno pengalah banget sih ya ampun.

"Jadi kita mau kemana, tuan putri?" tanya nya.

"Mau ikut aku pergoki mama selingkuh?"

Broken Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang