01 - Aarif Parves Ibrahim

19 1 0
                                    

"Mumpung masih muda nakal-nakal saja dulu"

***

"Aarif!" Rahang Agus mengeras mengetahui anak sulungnya pulang kerumah pukul 10 malam, memang tidak bisa dibilang tengah malam, namun jika Aarif keluar rumah saat jam sholat, apakah seorang papa tidak risau jika anaknya pergi tanpa kabar dan pulang seenaknya, apakah anaknya itu sudah sholat?

"Paa tadi Aarif sudah sholat kok, jujur" yang menjawab masih ragu akan jawabannya, karena tiba-tiba ia terciduk di ruang tamu mengendap-endap karena lampu rumah mati, dan kini lampu itu menyala, sengaja Agus nyalakan

Amarah telah menguasai dirinya namun Agus segera duduk dan bertaawudz karena salah satu perkataan Rasulullah terlintas dipikirannya

"Barangsiapa yang dapat menahan kemarahan, padahal dia mampu untuk melakukannya. Maka Allah SWT akan memanggilnya dihadapan orang-orang di hari kiamat. Sehingga dia disuruh memilih bidadari yang dia sukai." (HR. Abu Dawud)

"Papa, kenapa sih papa terlalu fanatik dengan agama, Aarif masih muda pa, kapan-kapan Aarif tobat tenang aja pa, masa muda itu buat seru-seruan pa banyak pengalaman"

Ririn sebagai istri Agus tidak terima dengan ucapan anaknya "Aarif kalau ngomong dijaga ya, agama itu bukan pilihan, dan seenaknya kamu langgar setiap aturannya, agama itu diyakini-"

"Aarif percaya agama yang benar itu Islam, sudah ma cukup Aarif capek mau tidur"

"Aarif! mama belum selesai ngomong" tegas mamanya, Agus segera meraih tangan istrinya dan menggeleng mengisyaratkan 'sudah biarkan saja'

Hal yang paling indah bagi orang tua Aarif adalah jika anaknya menuruti perintah Allah dan menjauhi larangannya, memang anak seusia Aarif sangat sulit untuk dinasehati, remaja seumuran dia memang tidak suka dipaksa dan cenderung ingin seenaknya sendiri, ya bisa dibilang 'bandel' , tanpa Aarif sadari kedua orangtuanya bermunajat di sepertiga malam terakhir hingga menangis untuknya, Aarif memang terlahir di keluarga yang taat agama namun jika hidayah Allah belum menyentuh hatinya apa boleh buat? menurut Aarif mumpung masih muda nakal-nakal saja dulu, suatu saat juga bakal taubat.. padahal kematian itu tidak mengenal umur dan Allah telah menentukannya sebelum kita lahir

Aarif yang memiliki wajah tampan membuat ia menjadi lelaki most wanted di SMPnya kala itu, selain tampan ia juga orang yang kocak dan hiperaktif, tetapi jujur saja Aarif sejak kecil hingga sekarang tidak pernah merasakan yang namanya 'pacaran' bukan karena ia masih polos, ia hanya berpikir dengan memiliki sahabat yang setia itu sudah cukup baginya, ia pikir hubungan semacam itu akan berakhir putus karena ia pernah mendengar sahabatnya bercerita bahwa setelah putus dengan mantannya sahabatnya itu tidak pernah saling tegur, flat dan seperti orang asing yang tidak pernah mengenal satu sama lain, ngeri bukan? Dengan ia yang menjadi anak most wanted membuat ia senang, terkadang para fansnya berikan kotak makan, bingkisan, snacks dan sebagainya, itulah hidup menurut Aarif.

***

"Rif nggak mau bawa bekal? kamu tidak terlambat? sudah pukul 7.00 kok masih di rumah?" tanya Mamanya menuruni tangga, mengetahui anaknya tergesah-gesah mencari sesuatu sebelum berangkat sekolah

setelah menemukan kunci mobilnya Aarif menjawab "Aarif nggak mau bawa ma, malu Aarif, sepertinya Aarif telat ma, berangkat dulu ya Assalamualaikum" Aarif menghampiri mamanya lalu menyalami beliau

"papa kamu dikamar, pamit dulu gih" pinta Ririn menyusul anaknya yang sudah keluar rumah

"hehe takut telat ma, belum juga jemput temen Aarif" padahal alasan sebenarnya Aarif adalah malas menemui papanya

"kamu itu ya, papa kamu itu lagi sakit"

"mama aja ya yang pamitin" Aarif dengan wajah memohon akhirnya mamanya memaklumi

"yaudah hati-hati dijalan, jaga pergaulan" pesan mama pada Aarif

"siap iya ma" jawabnnya tegas sambil memasuki mobil dan melesat pergi

Seorang mama bagi Aarif ialah sosok yang penyayang dan tegas, dulu ia sering sekali menghabiskan waktu bercurhat ria bersama, namun bertahap Aarif meninggalkan kebiasaannya itu mungkin karena faktor kedewasaan, Aarif mempunyai sifat pemarah namun ramah, entahlah kedua sifat itu menyatu pada dirinnya.

***

Masih perkenalan tokoh kawan.. tunggu kelanjutanna ya

salam deensastra

When Allah WillsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang