04 - Insiden

11 1 0
                                    

  "ah lupakan.. dunia emang suka main-main sama gue"   

***

Bulan terbenam dan matahari perlahan mengambil alih tahtanya dilangit, senin, pagi ini merupakan hari pertama Najma menduduki bangku SMA (setelah MPLS), dan ia merasa senang entah kenapa, setelah beberapa hari ia tidak masuk sekolah karena sakit, tak terasa ia tersenyum-senyum sendiri sambil menyiapkan apa saja yang akan ia bawa ke sekolah, ekspektasinya masa SMA akan lebih menyenangkan dibanding masa-masa sekolah sebelumnya, kata banyak orang  bahwa masa-masa SMA adalah masa-masa terindah.. namun apakah perkataan itu serupa dengan masa-masa SMAnya?

"Najmaaa.. kamu nggak turun? ditunggu kakakmu nak!" terdengar suara abinya memanggil

"Najma nggak mau berangkat terlalu pagi Abiii, kakak suruh duluan, sekolah juga nggak terlalu jauh, Najma berangkat pakai sepeda motor sendiri bi"

tok.. tok.. tok.. terdengar ketukan pintu kamar Najma

"masuk" jawab Najma

cekrek..  satu kepala milik Nando nongol di pintu disusul leher hingga kakinya memasuki kamar Najma, "kenapa nggak mau berangkat bareng? malu punya kakak ganteng? huh?" ucap Nando percaya diri,

"dihh.. Apaansih kak baper amat? berangkat sana, Najma pingin berangkat sendiri kak" usir Najma sambil mendorong paksa tubuh kakaknya pelan

"kamu kan habis sakit, nggak, nggak boleh pokoknya harus bareng kakak titik!" Nando memang manusia paling protektif di muka bumi menurut Najma, please deh Nan over protectivenya sampai SMP aja, jangan di bawa-bawa ke SMA, udah gede Najmanya

***

 setelah percekcokan dua saudara cukup lama akhirnya Nando mengalah dan berangkat kesekolah sendiri "yaudah, siniin dulu pipi kamu" sudah pasti kakaknya ini pasti akan mencubit pipinya

Najma mengikuti saja perkataan kakaknya, daripada makin panjang urusannya, ia pun dengan malas memajukan wajahnya

"ihhh adik pintarrr" dengan senang hati kakaknya itu memainkan pipi adiknya sebentar hingga sengaja Najma memelototi kakaknya, lekas kakaknya menghetikan aktifitasnya " malah makin lucu tau ngga Naj" spontan kakaknya tertawa

"hih kelamaan!" Najma mendorong kakaknya kuat-kuat keluar area kamar, lekas ia tutup pintunya keras, dan suara tawa perlahan menghilang

"ingat jangan telat! upacara.." seru kakaknya lalu melesat pergi

"ya kakak OSIS protektif" dengan nada ejek milik Najma

***

Najma benar-benar menyesal bukan kepalang kenapa ia tidak berangkat saja dengan kakaknya tadi, jalanan menuju sekolah nian macet diluar dugaannya

selagi mumpung macet melanda ia habiskan waktu dengan mengulang hafalan Al-qur'annya, tak lupa ia beristighfar muhasabah diri di tengah kemacetan, memang macet yang membawa faedah, namun tetap saja ia sangat cemas, dihari pertama sekolah ia akan telat? yang benar saja, tak sekali pesan kakaknya tadi pagi berputar dikepalanya

lampu merah menambah rasa kesal didada, Najma hanya bisa ber-'SABAR', 

dan setelah penantian berujung memulihkan sedikit rasa kesal didada, buru-buru ia memegas motornya hingga hal buruk terjadi

"Astaghfirullah" Najma menabrak betis kaki kanan remaja laki-laki berjaket Dilan pengendara motor Ninja didepannya itu, ia dan motornya aman.. namun tanpa diduga lelaki itu terhempas ke aspal membuat Najma terkejut bukan main, pasalnya ini pertama kalinya ia melakukan hal yang menurutnya 'gawat' dan ini merupakan perbuatan yang tercela, ia tak berniat menolong lelaki itu, dan justru membeku ditempat, keringat dingin keluar di plipis dan tangannya, ia berusaha keras mencerna apa yang terjadi 'ia menabrak lelaki, iya ia menabrak seorang lelaki didepannya' kalimat itu kontinu berputar diotaknya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

When Allah WillsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang