Aku ingin mengetahui apa yang dia fikirkan tentangku.

4.4K 200 41
                                    

Aku perempuan bodoh, yang hanya berani menstalking akun sosial mediamu tanpa berani menyapamu,-

******

Aku resah, rasa apa yang sedang kurasakan, mengapa rasanya bergejolak di dada.
Sepertinya kali ini aku telah terperangkap ke dalam cinta yang semu.

Aku selalu mencari tahu tentang dia, dia lelaki yang saat ini terus mengalir di dalam pikiranku.
Kini, aku sudah tahu nama dari lelaki itu, nama yang terasa asing di setiap doaku.

Salahkah aku, mencintai seseorang begitu dalamnya?
Salahkah aku, mengharapkannya dalam doaku?
Salahkah aku, selalu memintanya kepada Allah Ajja Wa Zala, semoga akulah yang menjadi tulang rusuknya.

Hatiku berkecamuk, menahan rindu kepada dia yang belum pernah bertemu.
Aku hanya melihatnya dari sosial medianya, berharap aku bisa bertemu langsung dengan dia.

Kemarin, sahabatku memberikan semua informasi mengenai dia, dari akun soaial medianya hingga nomor telefonnya, begitu juga alamat rumahnya. Sungguh aku terlihat bodoh sebagai perempuan, bagaimana bisa, aku jatuh hati secepat itu kepadanya.

Aku memfollow akun sosial medianya, aku bagaikan fans yang diam-diam memperhatikannya. Rasanya anehkan seseorang yang tidak di kenal tiba-tiba mengirim permintaan pertemanan kepada kita. Mungkin kau menganggap aku adalah orang aneh, biarlah bagiku itu tak masalah.

Tiap waktu aku selalu menstalking akunnya, tak banyak yang dia post hanya beberapa artikel agama atau artikel pengetahuan yang dia bagikan.

Perjuanganku untuk mendapatkan perhatiannya tak berhenti di sini. Aku semakin menggila terhadapnya, setiap hari namanya selalu terucap lirih dalam sujud.

Dan yang tambah gila adalah di saat aku menginvite akun BBM yang semua orang belum tahu nomor pinnya. Awalnya aku ragu, apalah aku harus melakukan sejauh ini? Namun hatiku bergejolak ia meminta sebuah negoisasi kepada egoku.

Ragu, aku sungguh ragu untuk melakukannya, apakah ada sebuah perubahan saat aku menginvite akunnya? Meski di sosial media lain dia meng-acc pertemanan denganku.

Dengan izin Allah, dan mengucapkan basmallah, kuberanikan diri untuk menginvite akunnya.

Rasa berdebaran begitu hebat saat permintaan pertemanan terkirim kepada dirinya. Mungkinkah akan dia acc atau dia abaikan. Entahlah, yang terpenting aku sudah mencobanya.

Ya Allah, Apakah ini yang di namakan obsesi? sebuah keinginan untuk mengetahui dirinya lebih lanjut.

Aku tak ingin, rasa yangku punya ini ternyata hanya sekedar obsesi. Bukan rasa cinta sebenarnya.

Ya Allah, jauhkan aku dari rasa penasaran untuk bisa mengenalnya tanpa ada ikatan cinta yang sesungguhnya.

Dalam hitungan menit, sebuah notifikasi masuk ke dalam akun BBMku,
sebuah nama yang sering aku ucapkan muncul di berandaku.

Bahagia? ada rasa bahagia yang tak terdefinisikan saat aku tahu dia menerima permintaan pertemananku,
Tapi ada rasa sesal juga saat aku melihat profilnya, aku... aku merasa malu, bagaimana jika dia menganggapku perempuan gampangan. Sungguh lagi-lagi aku selalu terlihat bodoh. Dan bagaimana jika dia berpikir aku perempuan agresif?

Aku tak tahu bagaimana aku menyikapi ini semua?
Lalu apa yang harus aku lakukan jika dia berpikir buruk tentangku?

Mengagumimu Dari Jauh, Mencintaimu Dalam Diam (Proses Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang