MARAHNYA DIA

8 1 0
                                    

"Entahlah kenapa menjadi begini? Tiba-tiba saja senyumnya begitu indah. "

-
-
Dee merebahkan tubuhnya , lelah menjalar keseluruh tubuhnya.

Drttrttt

Ponsel Dee berdering, dengan cepat Dee memeriksa notifikasinya.
Ahh...ternyata itu pesan dari seorang rival.
Ya siapa lagi kalo bukan Davino.

Davinjelek :
          Buruan datang udah ditunggu anak2!

Me :
        Anak2???

Davinjelek :
        Udah buru nggak usah bawel!!!

Me :
       Lo itu nyuruh tapi nggak ngasih tau tempatnya -_-  Dasar TOLOL

Davinjelek :
       Di rumahnya Ragras, buruan!

Me :
      Haaa... Mana gue tau itu dimana

Davinjelek :
       Udah turun aja kali -_-

Hahhhh...

Dee melihat kebawah dari jendelannya.
Deg.... Dibawah udah ada Davin.
Langsung saja Dee mengganti bajunya dan meraih jaket yang berada di atas tempat tidurnya.

Buru-buru Dee turun dan berpamitan pada Dera, namun karena tidak mau ditanya-tanya kakaknya Dee langsung keluar menghampiri Davino yang terlihat duduk diatas motornya.

"Lama benget sih jadi orang " keluh Davin dengan tatapan datar.

"Ya sorry ,kan lo tau cewek itu gimana " dalih Dee sambil tersenyum

"Alesan aja " datar Davin

Dee mengerutu, menghilangkan senyumnya yang dipaksa.

"Eh tunggu dulu... Dari mana lo tau rumah gue ?" tanya Dee mengintimidasi.

"Ya... Ya.. Itu.." Davin gelagapan

"Udah lo mau ikut apa enggak ni? Udah ditungguin lama banget." Davin mengalihkan pembicaraan.

" Siapa suruh nungguin " Dee menjawab dengan kata datar

"Ya udah gue tinggal aja" Davin mulai menghidupkan motornya.

"Iya iya , gitu aja ngambek " Dee naik ke atas motor Davin

"Nih pake !" Davin memberikan helm lain yang dibawanya pada Dee.

"Hmm " Dee menerimanya dengan cuek.

Davin melajukan motornya membelah jalan yang ramai.

Davin POV

   "Ni cewek manis tapi galak "

Kok gue jadi mikir gini ya?
Aduh Vin sadarlah dia itu rival tau .

Ehh..
Kalau gue ngebut gimana reaksi nih cewek ya?
Hhhh gue kerjain aja deh..

Gue tambah kecepatan motor, kebetulan jalanan sepi.

1

2

3

"Davin lo gila ya" Dee berteriak kenceng banget, untung gue pake helm kalo nggak udah jebol nih telinga.

Dee meluk pinggang gue, tunggu Dee meluk gue.

Kok deg deg-an ya....

Author POV

Tangan Dee masih meluk Davin dengan erat.

Sampai di depan rumah Ragras, Dee baru bisa menarik napas karena Davin membawa motor dengan kecepatan tinggi.

"Davin lo gila ya. Kalau lo nggak bonceng gue nggak masalah mau lo ngebut mau lo freestyle mau lo jungkir balik gue nggak perduli. Tapi lo tadi bawa gue Vin, gimana kalau gue jatuh? Gimana kalau gue terluka atau lecet ? Terus gimana kalau gue tadi mati?" omel Dee yang sudah turun dari motor .

"Tapi kan sekarang lo masih hidup" jawab Davin sambil meninggalkan Dee

Dee mengejar Davin masuk ke rumah Ragras.

"Kalian kok lama sih?" tanya Ragras diiringi tolehan semua yang ada di ruang tamu.

"Ini aja tadi udah ngebut kak " jawab Dee cuek.

"Lo tadi ngebut Vin?" kini pertanyaan itu dikhususkan untuk Davino

Eaa..

"Hmmm"

"Lo gila Vin bawa anak orang lo masih aja ngebut" Ragras menggelengkan kepalanya.

"Aku juga tadi udah bilang gitu kak" gerutu Dee

Davin tersenyum kecil saat  Dee bicara pada anak teater yang lain.

Davin POV

" Kamu itu sebenarnya lucu.... apalagi kalau sedang marah, Dee"

Yups yeyyyyyy!!!!!

Up again.
Boring sihhh soalnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"SEDERHANANYA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang