Pada jam pelajaran pertama anak kelas XI IPA 1 sedang kegiatan olahraga dan materi kali ini adalah basket.
Mereka di suruh untuk berhadapan dengan pasangan yang telah di pilih untuk melakukan beberapa teknik yang ada dalam permainan bola basket.
Usai dua jam berlalu meraka diberi kebebasan kepada pak guru untuk bermain bola basket selama sisa pelajaran satu jam.
"Pak boleh istirahat nggak" tanya salah seorang murid perempuan.
"Ya boleh, tapi kalau pelajaran olahraga telah selesai kalian harus langsung ganti seragam ya"
" Iya pak"
" Kalau begitu bapak tinggal dulu"
Lalu untuk semua anak laki-laki mereka semua memilih untuk bermain basket, sedangkan yang perempuan sesukanya sendiri ada yang sekedar duduk-duduk di pinggir lapangan di bawah pohon rindang dan ada juga yang udah pada lari di kantin. Semuanya serba sendiri-sendiri.
Karena saat itu anak XI IPA 3 sedang ada study out class pelajaran seni rupa, mereka semua di tugaskan untuk menggambar pemandangan yang ada di sekeliing sekolah, beberapa anak perempuan memilih untuk berada di dekat lapangan karena mereka tahu jika jadwal kali ini anak XI IPA 1 sedang ada pelajaran olahraga.
Sedangkan anak laki-laki sedang berkeliling mencari tempat lain yang pantas untuk di gambar menurut mereka.
Dan bisa di tebak Rara sedang berada di kelompok mana, jelas ia ikut duduk di dekat lapangan. Rara duduk berdua dengan Aini, sebenarnya Aini tidak begitu menyukai Rehan, tapi ia tetap duduk bersama dengan pengemar Rehan di sini di karenakan teman dekatnya Rara.
"AAAA!!!! Rehan keren banget kalo lagi main basket" jerit salah seorang di belakang Rara.
"Rehan, keren banget ya Ai" ucap Rara sambil memandang kagum Rehan
"Bagiku dia biasa aja sih"
"Ih kamu mah"
"Emang bener kok"
"Udah deh fokus ngegambar aja" sambung Aini.
Lalu mereka berdua fokus menggambar sedangkan para wanita di belakang sibuk menjerit tak karuan. Tentu saja yang di gambar oleh Aini adalah realita sekelompok orang yang tengah bermain basket,sedangkan Rara adalah Rehan yang tengah bermain baket.
Dan 15 menit berlalu Rara hampir menyelesaikan gambarnya, memang cukup sebentar tapi ketika Rara menggambar, ia tidak pernah main-main. Meski ibunya melarang Rara menggambar karena dianggap, itu adalah hal yang sia-sia tapi sebenarnya jika di rumah Rara diam-diam masih menggambar untuk terus mengasah kemampuannya.
"Kalo dilihat-lihat gambarmu makin lama makin bagus juga Ra" puji Aini sambil melirik gambar Rara yang berada di pangkuannya.
"Yang bener Ai?"
"Iya, aku serius lho"
Rara hanya membalas senyum dan melihat lagi Rehan yang tengah bermain basket, tak di sangka pandangan meraka saling bertemu dan mereka saling tatap tanpa menghiraukan sekeliling.
"Hah, dia menatapku kan?" batin Rara
"Uh, kayaknya nggak mungkin deh" dengan cepat Rara menundukkan kepalanya.
"Nggak usah baper deh Rara, nanti malah sakit kalo kenyataannya dia nggak pandang kamu tadi" batin Rara bergumam sendiri.
"Eh kayaknya mereka udah selesai mainnya deh" ucap Aini
"Kamu udah selesai Ra?" sambung Aini
"Belum Ai, tinggal gambar latarnya aja kok" ucap Rara sibuk menggoreskan pencil di buku gambar miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Growl
Teen FictionMemang aku tipikal perempuan yang pemalu dan pendengar yang baik. Mengagumi seseorang adalah hak semua orang bukan, aku juga pernah mengagumi seseorang... Ku fikir ini juga yang namanya cinta, sempat aku memilihnya, namun seseorang membuatku bimban...