Di saat jam istirahat seperti ini Rara hanya sibuk menggambar di dalam kelas. Menggambar apa saja yang ada di dalam pikirannya. Rara begitu serius ketika menggambar dan sangat menjiwai mungkin dia akan sampai lupa dengan keramaian di sekilingnya.
Baginya, sekolah adalah tempat dimana dia dapat menggambar dengan leluasa.
“Rara” panggil Guntur yang baru saja datang dan duduk disamping Rara.
“Iya,kenapa?” tanyanya yang tengah memandang Guntur.
“Itu,,” ucap Guntur berhenti.
“Tadi kamu berangkat sama siapa?”
“Oh, hari ini aku berangkat sama ayahku, kenapa?”
“Kalo itu aku juga tahu Ra” ucap Guntur yang terlihat agak gugup.
“Maksudku, laki-laki yang berjalan di sebelahmu itu siapa?”
"Bentar-bentar, emang tadi aku bareng sama siapa sih?"
Tiba-tiba Rara berasa blank gitu aja.
"Oh iya, bang Dika ya?"
“Ahh itu,,, dia itu….” Belum sempat Rara menyelesaikan kalimatnya..
“Rara!!!” teriak seseorang dari pintu kelas Rara lalu tersenyum melihatnya.
“Abang?” ucap Rara kaget melihat Andika yang telah berada di kelasnya.
“Hah abang?” tanya Guntur yang tidak didengar oleh Rara.
Sontak Andika menjadi pusat perhatian di kelas Rara.
Ya,Siapa juga yang nggak akan tertarik dengan wajah tampan Andika.
Dengan cepat Andika menghampiri Rara dengan gaya cool-nya (Emang sok ganteng sih).Sambil tersenyum manis melihat Rara.
“Sumpah bang, nggak usah sok tebar pesona napa, malu kalik dilihat temen” batin Rara.
“Oh.. ini siapa Ra?” tanya Andika, yang tengah menujuk Guntur.
“Temen Rara bang” ucap Rara santai.
“Oh gitu ya?” tanya Andika dengan melihat Rara.
Dengan cepat Andika mengulurkan tangannya untuk Guntur.
“Kenalin aku abangnya Rara, dia sepupuku.” Ucap Andika dengan percaya diri.
“Hmm maaf, namanya?” ucap Guntur agak gugup.
“Ah iya, sorry lupa.. . Aku Andika” lalu dengan cepat Guntur memegang tangan Andika yang mengajaknya bersalaman tadi.
“Guntur ”
Tak lama Andika kembali melihat Rara dengan senyum yang manis. Dan tanpa sengaja Andika melihat gambar Rara yang berada di atas meja.
“Oke, kalo gitu… aku boleh ngobrol sama Rara sebentar?” tanya Andikan kepada Guntur.
“Oh tentulah, masa nggak boleh sih” jawab Guntur.
Setelah Andika dan Rara keluar dari kelas, mereka menuju ke taman sekolah yang tidak jauh dari kelas Rara. Dan mereka berdua duduk di bangku yang telah tersedia di sana.
“Kamu punya pacar Ra?”
“Hmm, nggak tuh”.
.
.Hening dalam sekejap.
.
.
.“Gimana hari pertama sekolah disini?” tanya Rara. Andika hanya diam lalu ia tersenyum sembari menatap pemandangan di depannya.
“Nggak nyaman ya?” tanya Rara sekali lagi.
“Seharusnya hari pertama kamu masuk sekolah, kamu jangan cari aku. Seharusnya kamu lebih mengkhawatirkan dirimu. Bagaimana jika kamu tidak mendapat teman” ucap Rara seraya melihat wajah Andika yang berada di sampingnya.Namun tetap tak ada respon dari Andika.
“Cowok tu beda kayak cewek tauk, jadi jangan disama-samain.” Jawab Andika singkat yang tak menoleh sedikitpun untuk melihat Rara.
“Bang Dika?” panggil Rara.
“Hmm”
“Abang kenapa? Lagi mikir apa sih?”
“Nggak lagi mikir kok Ra”
“Kok lemes gitu sih bang”
Setelah itu Andika berdiri dan melihat Rara dengan seksama.“Ra…” ucap Andika. Rara hanya diam melihat Andika yang berdiri dihadapannya.
"Kamu lagi suka sama siapa?"
"Haah?" tanya Rara terkejut.
Lohh?
***
Andika berniat untuk kembali ke kelas, ia menyusuri koridor kelas dengan perhatian seluruh murid perempuan yang melihatnya.
“Kyaaa, bukankah dia sangat tampan” ucap seorang gadis mengagumi Andika.
“Apakah dia sudah memiliki seorang
pacar, jika tidak aku akan mendekatinya,, ah jika tidak punyapun aku kan tetap mengejarnya. Aku bersumpah”“Ah kau ini jangan terlalu berlebihan,,,”
“Ku lihat tadi dia berjalan bersama Rara anak kelas ipa 3” ucap seorang gadis di samping mereka.
“Benarkah? Wah dia hebat sekali bisa mendapatkan lelaki setampan dia”
“Wahh benar-benar hebat, bagaimana dia bisa mendapatkannya?”
Dan pembicaraan itu semua terus berlanjut. Gosip demi gosip bermunculan tak jelas. Menyusuri koridor yang sangat ramai degan gosip tentang Andika dan Rara.
Ketika Andika hendak masuk ke dalam kelas tiba-tiba dari belakang…
BRUAK!!!
Seseorang menabrak tubuh Andika…
“Eh sorry ”
“Iya nggak papa kok, lagian nggak ada yang terluka juga” ucap Andika sambil melihat tag nama yang terpasang di dada sebelah kanannya.
“Muhammad Al Farizi?” ucap Andika yang tengah mengeja nama Rehan.“Ah iya, namaku Rehan” ucap Rehan dengan tersenyum ramah.
“Rehan??” tanya Andika sedikit terkejut.
“Iya, Rehan” ucap Rehan yang tidak sengaja melihat atribut sekolah Andika.
“Kamu anak baru ya?” ucap Andika dengan senyum.
“Iya, aku anak baru”
“Oh iya, namaku Andika” sambung Andika, lalu Rehan hanya membalas senyum.
“Semoga harimu menyenangkan. Dan juga, semoga kamu senang juga bersekolah disini”
“Tentu saja, ini adalah sekolah yang sangat menarik” ucap Andika.
“Apa maksudnya? Menarik?” batin Rehan.
“Aaa,,,, kalau begitu aku pergi dulu” tanya Rehan balik.
“Kamu dari kelas mana?”
“Oh, kelas kita tetanggaan kok, aku dari kelas ipa 1” ucap Rehan yang tengah berjalan masuk ke kelasnya.
Tak lama Adika tersenyum sambil melihat punggung Rehan.
“Pintar juga dia cari cowok” gumam Andika.

KAMU SEDANG MEMBACA
Growl
Teen FictionMemang aku tipikal perempuan yang pemalu dan pendengar yang baik. Mengagumi seseorang adalah hak semua orang bukan, aku juga pernah mengagumi seseorang... Ku fikir ini juga yang namanya cinta, sempat aku memilihnya, namun seseorang membuatku bimban...