"Saat itu persaanku memang benar-benar kacau" gumam Rara dalam hati. Sambil memandang buku pelajaran yang sedang ia baca.
"Akan lebih baik begini, hidup tanpa seorang musuh"
Beberapa bulan lalu...
"Ra, kamu suka kan sama Dava?"
"Enggak kok aku nggak suka sama dia"
"Kalo gitu kenapa kamu nggak mau pindah bangku sama temen lain"
"i.. itu"
"kalian ngapain?" tanya tegas sosok lelaki yang tiba-tiba saja masuk dalam pembicaraan kami.
"Kalo berani, jangan main kroyok dong. Nggak mungkin bisa satu lawan 6 orang, waras nggak sik kalian?"
"Maaf kak"
"Sana kembali ke kelas"
Rara pun juga berjalan pergi mengikuti perintah, dan berada di barisan paling belakang.
"Kamu ikut kakak" sambil menarik tangan Rara
"Hah?"
Lalu mereka berada di lapangan belakang dan duduk berteduh di bawah pohon yang berukuran cukup besar. Di sana anginnya cukup kencang bisa di bilang tempat itu paling cocok buat nenangin pikiran.
"Ni.." menyodorkan satu buah yakult
"Oh , makasih kak"
"Masalah apa sih tadi?"
"Nggak papa kok,"
"Huh, di tanya malah jawab nggak papa"
"Maaf"
Lalu Rara memerhatikan dengan seksama
"Kakak ini kan..."
"Ah kok kamu lupa sih"
"Hah, lupa?"
"Kakak ini yang udah ngehukum kamu bersihin daun disini" ucapnya sambil ngebanggain diri.
"Ah iya itu"
"Iya itu siapa"
Diam sejenak
"Kakk Fahri bukan?"
"TEPAT"
Rara hanya tersenyum
"Kak"
"Iya"
"Kakak lagi jamkos ya"
"Nggak juga"
"Terus kenapa kita disini?"
"Hmm lagi pengen" dengan mudahnya kalimat itu terucap.
"Aku mau balik"
"Iya balik aja sana, siap-siap aja kamu di cemooh dalam kelas atau nggak kamu di sakitin disana,atau mungkin saja kamu di permaluin di dalam kelas sana"
Seketika Rara berdiri mantap dan penuh senyum.
"Tenang aja, nggak usah kawatir di dalam kelas ada pahlawan kok yang bakal bela aku, karena dia itu di sukai oleh semua kalangan wanita jadi nggak mungkin kalo ada yang berani yang ngelawan dia nanti" ucap Rara dengan bangga.
"Iya, terus mau sampai kapan?" ucap Fahri tegas dan berdiri sejajar di hadapan Rara.
"Mau sampai kapan dan sampai mana dia bakal ngelindungin kamu? Iya mugkin di publik dia masih bisa jaga. Tapi kalo sampai mereka kelewat batas mereka bisa jadi stalker"

KAMU SEDANG MEMBACA
Growl
Teen FictionMemang aku tipikal perempuan yang pemalu dan pendengar yang baik. Mengagumi seseorang adalah hak semua orang bukan, aku juga pernah mengagumi seseorang... Ku fikir ini juga yang namanya cinta, sempat aku memilihnya, namun seseorang membuatku bimban...