chapter 04

18 2 1
                                    

“Rara kamu sudah pulang?” tanya ibu Rara.
“Iya,Rara pulang” ucap Rara
“Ya udah sana ganti baju habis itu langsung makan, kita juga kedatangan tamu”

Hmm?

“Siapa?”
“Nanti kamu juga tahu”
“Terus sekarang tamunya dimana?”
“Lagi ngobrol sama ayah di halaman belakang”

Rara hanya mengangguk kecil seraya berjalan kearah kamarnya yang sunyi itu. Dan sebenarnya sejak saat Rara kecil, Rara lebih menyukai kamarnya dari pada tempat lain yang ada di rumahnya itu.

“Siapa sih tamunya kok ibu seneng banget ya” ucap Rara yang tengah menaruh Tas di atas meja belajarnya dan duduk di kursi yang telah ada dengan badan yang lesu.
“Tadi itu siapa ya?” batinnya dalam hati.



Beberapa jam lalu…

I thought that I've been hurt before
But no one's ever left me quite this sore
Your words cut deeper than a knife
Now I need someone to breathe me back to life
Got a feeling that I'm going under
But I know that I'll make it out alive
If I quit calling you my lover
Move on
You watch me bleed until I can't breathe
I'm shaking falling onto my knees
And now that I'm without your kisses
I'll be needing stitches
I'm tripping over myself
I'm aching begging you to come help
And now that I'm without your kisses
I'll be needing stitches

Lagu yang di nyanyikan oleh Rara dengan suara yang merdu dan diiringi dentingan piano yang indah, sungguh membuat siapa yang mendengarnya pasti akan terpana.

Namun tak lama kemudian Rara mersa bahwa ada yang mengawasinya dari balik pintu ruang musik itu. Meski Rara sangat ketakutan tapi Rara memberanikan untuk berdiri dan berjalan menuju ke pintu namun bari saja setengah jalan Rara melihat ada bayangan yang mulai menjauh dari depan pintu.

Berarti seperti dugaannya tadi memang benar ada seseorang di luar sana. Tak lama setelah itu, ada satu bayangan lagi yang berada di depan pintu.

Dan Rara mulai melangkah kembali dan perlahan pintu itu terbuka, sedangkan Rara berhenti melangkah dan diam termenung di dalam ruangan itu.

Dan ternnyata dia adalah..

“Rara kamu sudah datang?”
“Hah? Oh iya bu saya sudah datang dari tadi” ternyata dia adalah guru pengajar yang bertanggung jawab dengan kegiatan ekstrakulikuler paduan suara.

“Maaf ya ibu telat”
“Iya nggak papa kok”

Tanpa sadar Rara melamun begitu lama, dan ia baru ingat bahwa ada tamu yang tengah menunggunya. Rara langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Ra, cepet ke sini nak” teriak ibu Rara dari luar kamarnya.

Tak lama Rara segera keluar dari kamarnya dan menuju ke meja makan yang berjarak agak jauh dari kamarnya.

Ketika sampai di meja makan, Rara kebingungan sendiri.

“Bang Dika?” ucap Rara terkejut melihat sepupunya

“Oh hai Ra” sapa Andika

“Andika mulai hari ini akan tinggal di rumah kita, karena mamah nya sedang ada urusan di luar negeri” jelas ayah Rara.

“Oh”

balas singkat Rara sembari duduk di depan Andika.

“Berapa minggu?” tanya Rara di tujukan untuk siapapun yang dapat menjawabnya.

“Sampai ia lulus SMA” jawab ayah Rara.

“Hah gimana? “ ucap Rara tanpa sadar lalu ia mulai menunduk.

GrowlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang