MENGENAL INDONESIA

Tahu-tahu aku dilahirkan di Indonesia. Sebuah negara dengan beribu ragam bahasa dan budaya. Aku bersyukur bisa terlahir di negara yang berjuluk jamrud khatulistiwa ini. Semakin lama aku semakin mencemaskan kondisi negara Indonesia saat ini. Kata Pak Prabowo, Indonesia akan bubar di tahun 2030. Kata Pak Jokowi, Indonesia akan menjadi negara adidaya se-Asia pasifik dengan mengandalkan kekuatan ekonominya. Melihat dua pandangan yang berbeda membuat diriku bingung memikirkan hal ini.

Indonesia terkenal dengan keramahannya. Coba ada bayangkan. Sejak bangsa Portugis, Belanda dan Jepang datang ke Indonesia, warga negara kita menerimanya dengan senang hati. Mereka dibiarkan menjarah dan mengambil hasil kekayaan bumi Pertiwi. Seiring berjalannya waktu warga negara Indonesia tersadar. Bahwa, negara kita mengalami berbagai macam ancaman. Hingga pada akhirnya terjadilah peperangan. Indonesia merdeka pada tahun 1945. Dulu, aku masih belum lahir. Mungkin aku masih mengalami masa-masa pemrosesan, hingga pada akhirnya di tahun 1995 aku terlahir di Indonesia. Tahu-tahu negara kita sudah merdeka.

Saat ini aku masih berhutang budi kepada para pahlawan perjuangan. Kalau tanpa mereka negara kita tidak akan merdeka, meskipun saat ini kita juga sedang dijajah. Bangsa-bangsa Eropa masih mengincar negara kita. Hingga pada akhirnya negara Indonesia akan dijadikan negara boneka. Seluruh aset ekonomi akan dikuasai China dan Amerika. Mereka mendirikan perusahaan dan menanam saham investasi sebanyak-banyaknya. Lantas, bagaimana nasin warga pribumi. Menurut prediksi saya. Bangsa kita akan dijadikan buruh di negeri sendiri. Coba anda bayangkan. Berapa banyak para buruh yang bekerja di kota besar?. Kebanyakan dari mereka bekerja di perusahaan asing. Mereka dimanfaatkan tenaganya dengan embel-embel gaji UMR. Padahal di tanah kelahirannya dia mempunyai tanah yang begitu luas. Kenapa mereka tidak bertani saja?. Padahal dengan bertani negara kita bisa menghasilkan padi. Setelah itu kita bisa mengekspor padi itu ke negara lain. Tentunya dengan harga yang lebih tinggi, sehingga para petani bisa lebih sejahtera.