Chapter 3 - Jendral ?

30 8 0
                                    


‘lantai dua,ruang dandelion. Nah,ini dia’ dengan tarikan nafas yang cukup panjang,langsung saja kusentuh gagang pintu tersebut dan mendorongnya.

Disana,seorang pria yang tergeletak dengan perban di bahu kirinya terbaring lemas. Aku melangkah mendekatinya. Saat ini dia sedang diperiksa oleh dokter,yang tengah menulis resep obat,mungkin. Seakan sadar dengan keberadaan orang lain di dekatnya,ia mendongak.

“Kau?”

_________________________________________

Fatah pun menatapku lalu berkata,“dia wanita yang saya cari dari tadi,dok” fatah memberikan informasi kepada dokter yang memeriksanya tersebut,bahwa wanita yang baru masuk ini adalah orang yang ia tunggu sedari tadi.

Aku menatap fatah tajam dan berjalan mendekati bangkar dimana ia terbaring

“dasar bodoh! Mengorbankan nyawamu hanya demiku,apa yang kau pikirkan hah ?!!”

benar-benar pengorbanan yang indah untuk wanita ini’batin sang dokter tersenyum karna drama yang sedang live didepannya.

“bagaimana keadaanmu,Letjen?” dan perkataan si wanita yang datar membuat sang dokter berpikir,bahwa tebakannya salah. “tentu baik. Wah wah,apa kau mengkhawatirkan ku,Jendral?” dengan wajah jahilnya ia menggoda si wanita.

Namun seperti sebelum-sebelumnya,hal tersebut tidak memengaruhi ekspresi pada wajah si wanita.

“sind sie diesses! Nich bitte ich glube.” (kau ini! Jangan harap aku percaya). Mengerti dengan  bahasa asing dari bibir si wanita,fatah terkekeh. Kemudian si wanita melanjutkan perkataannya kepada sang dokter,yang sedari tadi diam. (penonton bayaran,bisa apa sih??)

“kalau boleh saya tau,bagaimana keadaan fatah?” kelihatannya sih wanita ini cantik dan sopan,tapi dari awal,kalimatnya terdengar datar.

“maaf sebelumnya,anda siapa?”ucap sang dokter kepada si wanita,namun dijawab oleh fatah.

“dia atasan saya,dok. Jendral Vanilla Raghavan,perwira tinggi di jerman. Maklumin aja dok,orangnya memang datar begitu” alhasil fatah dapat pelototan dari Vanilla.

‘raut wajahnya seperti fina,tapi tak mungkin ia menjadi tentara. Lagi pula namanya beda’batin sang dokter.

“ehem,dok?”tegur fatah pada dokter

“oh iya. Saya dokter yang menangani saudara fatah tadi,panggil saja dr.M”

Lalu,pria itu memberi tahu beberapa hal mengenai luka tembak fatah dan vanilla hanya bisa diam memperhatikan sang dokter dengan tatapan yang sulit diartikan sampai dr.M memberikan resep obat fatah dan pamit keluar ruangan.

Sepeninggalan dr.M,vanilla duduk di samping bangkar berniat menyuapi fatah,dengan heran ia tetap menerimanya.

Kalian bertanya-tanya mengapa hal itu membuat fatah heran? Karna Jendralnya ini tiba-tiba saja terlihat sedih dan lembut,mungkin dia lelah. Tapi untuk seukuran Perwira Tinggi Jerman,lelah adalah hal biasa.

Tapi sedih?

Entahlah,itu hal baru bagi fatah. Karna vanilla tak pernah terlihat sedih,walau biasanya hanya ekspresi serius,datar dan tajam,tak pernah ada ekspresi yang lain termasuk sedih dan lembut apalagi tertawa,senyum saja tak bisa diharapkan.

saltsamen”gumam fatah.

“jendral,kau baik-baik saja?”tanyanya pada vanilla. Sebab setelah menyuapinya,wanita itu hanya termenung di sebelahnya.

Diperhatikannya vanilla yang terlihat sedih dan betapa kegetnya saat melihat bulir air keluar dari mata wanita itu,walau hanya satu tetes. Fatah memegang pundak vanilla.

“Jendral? Jendral vanilla?! VANI!!” vani tersadar dengan panggilan dan guncangan fatah pada bahunya. “ada apa denganmu,van?”hanya dengan gelengan kepala,vani menjawab dan segera keluar dari ruangan fatah.

mata itu,mata itu sangat mirip dengan matanya. Aku yakin pria itu adalah dia.

Tapi mengapa ia seperti tak mengenaliku?
Apakah sekarang ia sudah bahagia dengan perempuan itu?
Apa kau sudah melupakanku?
Apa kau tak mengenaliku?
Apakah tadi sungguh kau?

Dasar bodoh!

Tentu saja dia tidak mau berurusan denganku yang telah meninggalkannya,sebab ia telah memilih bahagia bersama istri yang jelas asal usul keluarganya.

Apa kau bahagia?

Aku tidak,ilham.

Jangan sampai dr.M memang benar dirimu.
Tapi kenapa dia dipanggil dr.M?
Siapakah kau sebenarnya?
Aku takut jika semua pikiranku memang benar adanya.

Tidak lagi,aku mulai lemah dan aku benci sperti ini! Aku benci menjadi lemah karna perasaan ini!'

apa yang terjadi pada dua sejoli itu? Apa mereka saling mengenal? Keduanya menampakkan ekspresi yang berbeda setelah bertatap muka’

‘fina,dimana kau sekarang? Mengapa hatiku mengatakan,bahwa kau yang ada di hadapanku tadi? 8 tahun kau telah menghilang,sampai kapan kau mau menghukumku?’


TBC
____________________________________________

Aduuuh,maaf yaaa pendek😔 jangan timpuk author pliiis!! Beneran lagi gak ada waktu nih,tapi janji deh,selasa atau rabu bakal langsung up next chapter. Masih pada baca kan? Sekali lagi saya minta maaf sama para pembaca yang kecewa,maaf banget😭😭 tungguin saya sampain 3/4 hari lagi,doain biar banyak imajinasi dan ingatan yang baik buat author supaya terus berkarya,oke? Terima kasih atas pengertian,dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya agar saya tetap termotivasi. Jangan lupa vomment yaa,love you readers😘😊💕.

PROOFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang