Chapter 5 - The Girl

18 3 0
                                    

"Jealousy is a sign that love should hane each other." –Anonymous

---

Calla :Yok

Calla :Teyok

Calla :Yokkkk

Calla :Teyokkk

Theo : ??

Calla :Yokk. Kalo gue panggil jawab oi.

Theo :👌

Calla :Yokk

Theo :??

Calla :Yok jawabnya pake oi.

Theo : Maales

Calla senang. Setidaknya theo menjawab pesannya ia sudah sangat senang, meskipun ian bilang padanya bahwa itu adalah contoh jawaban tercuek di dunia. Hampir seluruh pesannya dengan theo adalah pesan singkat seperti ini. Sifat theo sangat berubah ubah, kadang ia akan bersikap romantis yang membuat calla tak bisa menahan senyumnya. Kadang theo juga akan sangat cuek yang membuat calla harus diam dan menjauh.

Tadi siang di perpustakaan calla meninggalkan theo bersama dengan joy. Membiarkan mereka berdua bicara mungkin lebih baik, itu yang dipikirkan calla. Ia membereskan semua barangnya dan pergi meninggalkan theo dan joy. Saat ia berdiri dan berkata pada theo bahwa dia harus bertemu dengan ian barulah joy menyadari kehadirannya.

Calla pergi ke kelas dengan wajah yang tidak menampakkan ekspresi apapun. Dia hanya senyum saat ada beberapa junior yang menyapanya. Di kelas teman-temannya masih sibuk dengan permainannya dan membuat calla berakhir dengan mimpi indah di kursi pojok belakang kelasnya.

Calla terbangun saat jam istirahat dan dia tidak melihat theo. Dia memutuskan untuk kembali tidur tapi dia berhenti saat melihat theo masuk ke dalam kelas dengan membawa beberapa buku yang ditinggalkan calla di perpustakaan.

"Baru balik yo?" calla bertanya dengan suara serak.

"Baru bangun tidur lo?" theo meletakkan bukunya di meja. Dia kemudian duduk di meja depan calla.

"Ngapain aja sama joy?" calla bertanya.

"Gak ngapa-ngapain. Dia nanya mulu, kayak gaada bahasan aja," theo menimpali.

Calla tersenyum kemudian kelas kembali ramai dan pelajaran kembali dimulai.

Calla tersenyum lagi saat mengingat hal itu. Hatinya berbunga mengingat ternyata theo tidak tersentuh hatinya dengan kehadiran joy. Dan pikiran itu lagi lagi datang, mungkin theo memang tidak pernah tertarik dengan para cewek yang ada di sma ini. Mungkin dia sudah memiliki perempuan lain yang sudah mengisi sebagian hatinya. Itu memang hanya sebuah kemungkinan, tapi bagaimana kalau semua kemungkinan itu adalah kenyataan .

Sepulang sekolah tadi ketua kelas kembali mengumumkan tentang kegiatan bakti sosial yang diadakan setiap tahunnya di sekolah. Bakti sosial kali ini akan dilaksanakan di sebuah desa yang berjarak 25km dari kota. Acara ini dilaksanakan 3 hari 2 malam dengan serangkaian kegiatan yang telah direncanakan.

Kegiatan yang paling ditunggu dari acara ini adalah malam kreasi yang diadakan pada malam terakhir. Semua kelas akan berlomba untuk menampilkan yang terbaik untuk memeriahkan acara.

Begitu pula kelas calla. Mereka sudah berlatih satu bulan terakhir, berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan yang terbaik di depan semua orang. Dan kini semua temannya sudah siap.

Tok tok tok

Calla menoleh ke arah pintu dan buru2 melingkupi dirinya dengan selimut. Ia ingin istirahat sejenak dari semua cerita ian.

Suara pintu terbuka membuat calla cepat cepat menutup matanya. Suara pintu tertutup kembali terdengar. Calla menghembuskan nafas lega kali ini. Tapi

Brukk

"Aaaa!!" Calla berteriak saat ian melompat kearahnya yang tertutup selimut.

"Lo gak tidur kan?" ian menggoyang goyangkan badan di pelukannya.

"Ian! Turun sekaramg juga. Lo tuh berat!"

"Hhmmm... Berarti lo gak gendut gitu? Hhhmmm" ian kembali menggoyang goyangkan tubuh adiknya.

"Bodo amat. Lo turun sekarang juga. Aduh aduh perut guee!"

Ian langsung duduk dengan wajah gelisah membiarkan calla membuka selimutnya. Saat dia membuka selimutnya tampak calla yang baik baik saja dan tidak kesakitan. Mereka berdua sama sama diam dengan memasang wajah tanpa ekspresi.

"Cal, lo tau gak?"

"Lo udah baikan sama fey," calla mengambil guling dan memeluknya sambil meletakkan kepala diatas paha ian.

"Jadi, lo jadi nembak fey?" calla bertanya.

"Hhmm. Nanti waktu malam kreasi. Gimana menurut lo?" ian kembali bertanya.

"Gue doain yang terbaik buat kalian berdua," calla tersenyum.

"Cal"

"Hmm"

"Peluk gue"

"Ogah"

Ian menarik tubuh calla dan memeluknya. Menggoyang goyangkan tubuh adiknya kekanan dan kekiri.

"ian, lo kenapa sih?"

"lo adek gue yang paling nggemesin tau gak," ian berkata sambil merapatkan pelukannya.

---

Calla berjalan melewati lorong dengan lengan ian yang berada di pundaknya. Sesekali ia melihat ponsel ditangannya membaca kabar terbaru atau gosip yang booming hari ini.

"Kak ian, kak calla." Beberapa junior menyapa mereka. Mereka hanya mengangguk dan menampilkan senyuman mereka.

"Cal ikut gue ke kantin."

"Ngapain?" calla menjawab.

"Beli susu buat fey."

Calla menggelengkan kepalanya, melepaskan lengan ian dari pundaknya kemudian memeluk ian dan meninggalkannya. Calla tidak peduli dengan tatapan beberapa orang yang lewat. Dia abangnya, dan dia tidak malu dengan itu. Calla berjalan melewati koridor menuju kelasnya. Beberapa orang sedang menggosipkan sesuatu dari dalam kelas. Calla melambatkan langkahnya.

"Joy si anak baru itu? Deketin theo? Trus theo nya gimana?"

"Kemaren gue liat di perpustakaan sih mereka berdua ngobrol gitu, tapi lama banget. Mungkin gak sih dia baper sama joy."

"Kalo kata gue sih gak mungkin theo baper sama joy, dia kan udah janji buat gak ninggalin ceweknya."

"Ayo kita taruhan, gue yakinnya theo bakal nembak joy. Dan dia bakal ngelupain ceweknya."

Theo udah punya cewek? Pikir calla.

Dia calla conor, dia merasa dunianya runtuh saat itu juga.

I'm a WhaleWhere stories live. Discover now