brOKen home

BrokenHome 22

Hai Semua, apa kabarmu hari ini? Baik? Bahagia? Aku harap demikian.

Hari ini aku ingin kita belajar ikhlas dengan apa saja yang terjadi di kehidupan kita. Keluarga yang ga normal, aku yakin tidak ada satupun yang menginginkannya. Tetapi, kita tidak pernah bisa menolak rencana Tuhan. Kalau aku ditanya, nyesel gak dengan keadaan keluargaku saat ini? Aku bakalan jawab 100% ga nyesel meskipun ada perasaan kecewa.

Karena aku percaya, bahwa Tuhan selalu merencanakan yang terbaik untuk kehidupan aku. Keluargaku berantakan, ayah dan ibuku waktu itu seringkali bertengkar hebat, menbuatku takut dengan teriakan mereka. Aku kecewa terhadap mereka, namun hal itu tidak mampu membuatku menyesali kehidupan yang Tuhan hadiahkan.

Aku selalu bersyukur atas setiap luka yang datang di kehidupanku, aku memilih menikmatinya meski kadang mereka sangat jahat seolah ingin membunuh mentalku. Beruntung, aku tidak gila.

Setiap luka menurutku selalu mengajarkan banyak hal. Pencapaianku bisa sejauh ini karena hatiku terluka, aku bersyukur atas setiap airmata yang tumpah.

Lantas, apa yang harus aku sesali jika nyatanya luka bisa dinikmati? Aku berhasil menikmati luka dan menciptakan bahagiaku sendiri. Aku menjadi tahu bahwa menjaga keutuhan rumah tangga adalah sebuah keharusan yang pasti, agar tidak ada hati yang terluka sepertiku. Aku jadi paham hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh aku lakukan jika suatu saat nanti aku menjadi seorang ibu.

Aku akhirnya tahu bagaimana mengatasi masalah dengan baik, masalah membuatku jauh lebih tabah dalam menjalani hidup. Meski kenyataannya, ada sedih yang sangat sulit kuutarakan tentang kenyataan hidupku. Aku mencintai keluargaku yang patah, tidak ada alasan untuk menyesali keadaan.
Jadi, ketika ada yang bertanya tentang bagaimana perasaanku menjadi anak "broken home", sudah pasti sedih namun ada hal yang jauh lebih membahagiakan daripada menghabiskan hari-hari untuk meratapi kenyataan. Adik, percayalah, kita adalah pribadi-pribadi yang tangguh!