Chapter 6 - Friction

14 5 0
                                    

Pagi ini, Hinami akan mengalami hal yang tak terduga! Mejanya yang terjatuh di lantai sungguh berantakan. Mejanya sudah dicoret-coret tulisan tak beraturan bertuliskan "najis", "dasar jelek", "gila", "cewek sok cantik", "pelakor", dsb. Ya! Di sekitarnya bertaburan sampah dan robekan dari buku catatannya. Semua ini diketahui oleh seluruh murid di kelas, tetapi tidak ada seorang pun yang turut merasa iba.

Hinami pun datang, sedangkan Hana dan tentunya Mizuki sedang bersembunyi di balik pintu. Menanti reaksi dari Hinami, tentunya.

"Hmm. Apa yang akan dia lakukan ketika melihatnya ya?" Bisik Hana tertawa pelan.

"Bersolek? Oh, tidak. Mungkin merias mejanya."balas Mizuki sambil menahan tawa yang hampir tak bisa ditahan lagi.

Terlihatlah Hinami yang sedang memasuki pintu kelas, segera meletakkan tasnya di loker. Lalu saat dia melihat kondisi mejanya yang kacau...

"A-apa ini? Siapa yang tega melakukannya? Pasti..." Ucap Hinami dengan nada agak tinggi.

Hana dan Mizuki pun menampakkan diri dari belakang pintu. Rupanya mereka sudah tidak tahan. Sesaat setelah itu,munculah Kimizaki dan Hanamiya. Mereka menatap sinis Hinami sambil tertawa. Sangat puas.

"HAHAHA! Hi-na-mi! Si pelakor ?" Ledek Kimizaki yang baru datang itu.

"HAHAHA. Sungguh tak tertahankan melihat reaksimu itu, Hinami!"kata Hana dengan lantang.

"Makanya, jangan seenaknya, dong! Merebut cowok orang itu membuatku geli tahu!" Kata Mizuki dengan nada mencemooh.

"Tunggu..."

"Bagaimana rasanya dirisak? Nona pesolek?" Ledek Hanamiya.

"...kubilang tunggu! Kekasih Junya adalah AKU! Jadi apa yang salah dariku? Dia yang memilihku dibanding kau, Hana! Dan kau, Mizuki. Hentikan usahamu itu, tak ada artinya lagi. Dia sudah jadi milikku." Hinami menjelaskan dengan ekspresi yang begitu mengerikan, seolah-olah punya rasa dendam terhadap mereka. Terutama terhadap Hana.

"Dia sudah gila," jelas Hanamiya.

"Ya. Benar. Kau tak perlu menanggapinya. Sepertinya tak ada artinya merisak orang gila. Lihat saja ekspresinya itu, "lanjut Kimizaki.

"..."

"Menjijikan. Dasar wani-- Hana?? Ada apa,denganmu?!" Ucap Mizuki.

"..."

"Hana??"

Hana...
Matanya terbelalak dengan lebarnya. Pupilnya yang menjadi lebih kecil itu seperti berwarna merah. Merah dan kosong. Apa yang terjadi padanya... tak seorang pun tahu. Tetapi...sosok Hana sudah berubah menjadi seorang yang mengerikan. Ia bahkan tersenyum lebar di saat seperti ini.

***

A Girl Who Loves A Boy So MuchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang