Hari ini hari yang mendebarkan bagi Jaemin. Bagaimana tidak, hari ini hari pertama sekolah di kelas 4. Jaemin tidak tau apa dia akan berpisah dari teman-temannya dari kelas 3 atau tidak.
Setelah mengumpulkan keberanian, Jaemin membuka matanya yang dari tadi tertutup di depan papan pengumuman.
Jaemin mengamati dengan teliti setiap kelas.
Terus mengamati.
Mencari namanya di salah satu kelas.
Dan dia menemukannya.
Kelas 4-1
Dan tidak menemukan nama teman dekatnya di kelas 3 di kelas yang baru.
Jaemin pun menatap papan pengumuman itu dengan kecewa dan mulai berjalan ke kelas barunya.
Di kelas barunya, terlihat dua kubu siswa. Yang pertama, berada di bagian kanan kelas dan terlihat cerah yaitu mereka yang senang bahwa mereka sekelas dengan temannya di kelas 3. Dan kubu lainnya, berada di sebelah kiri kelas dan terlihat suram, adalah kubu yang sedih karena tidak sekelas dengan teman di kelas 3, sama seperti Jaemin.
Jaemin pun berjalan menuju salah satu kursi di kubu sebelah kiri dan mendudukkan dirinya di salah satu bangku. Setelah duduk Jaemin ingin beranjak pergi ke kelas lain untuk nenyapa teman-temannya di kelas 3.
Tapi keinginan itu sirna ketika seorang anak laki-laki mendatangi Jaemin dan berkata "Kursi ini kosong kan? Boleh aku duduk disini?"
Jaemin terdiam sebentar dan langsung menganggukan kepalanya, anak laki-laki itu pun tersenyum dan duduk di sebelahnya. Jaemin menyadari, saat anak laki-laki ini tersenyum, matanya ikut tersenyum.
"Namaku Lee Jeno, aku berpisah dengan teman-temanku di kelas 3. Dan melihat kau duduk sendiri, aku langsung bahagia karena merasa ada yang sepertiku" kata Jeno sambil tetap tersenyum. Jaemin menyadari senyum anak ini sangatlah manis.
"Namaku Na Jaemin, dan ya kau benar aku juga berpisah dengan teman-temanku, senang berkenalan denganmu Jeno" kata Jaemin sambil tersenyum manis dan mengulurkan tangannya, tanda perkenalan.
Jeno pun membalas jabatan tangan Jaemin, dan dari sini lah hubungan mereka dimulai.
.
.
.
.
.
.
."Anak-anak untuk pertemuan pertama hari ini, bu guru ingin kalian saling berkenalan, pasti banyak dari kalian yang belum saling kenal karena sistem acak kelas ini baru berlaku di tahun ini. Kalian bebas berkenalan dengan teman kalian dan ingat jangan berisik ya"
"Baik bu guru" jawab para murid dengan serempak, khas anak sd.
"Jaemin ayo kita berkenalan dengan yang lain" ajak Jeno memecah konsentrasi Jaemin yang sedang membaca buku cerita.
"Tunggu sebentar Jeno, biar aku selesaikan buku ini" kata Jaemin tanpa mengalihkan sedikit pun perhatian dari bukunya.
"Halo, namaku Lee Donghyuck, siapa nama kalian?" Seorang yang duduk di depan Jeno tiba-tiba membalikkan badan dan memperkenalkan diri. Terlihat dia menyikut sebelahnya meminta teman sebelahnya untuk berbalik juga.
"Halo, namaku Mark Lee, aku dari Canada. Salam kenal" Teman sebelah Donghyuck pun langsung memperkenalkan diri juga setelah disikut oleh Donghyuck
"Aku Jeno dan ini Jaemin" kata Jeno, dan aku hanya tersenyum ke arah mereka
"Biar kutebak, kalian berpisah dengan teman-teman yang lain kan? Aku dan Mark pun begitu" kata Donghyuck ceria
"Ne, aku sedih kalau mengingat itu" jawab Jaemin dengan muka sedih
"Jangan sedih Jaemin, ayo sekarang kita berteman baik ya" kata Jeno dengan riang
"Boleh aku bergabung dengan kalian?" Tiba-tiba terlihat seorang anak laki-laki lainnya yang duduk di belakang Jeno & Jaemin, dia memiliki badan yang mungil dan mukanya menunjukkan raut sedih.
Jaemin memperhatikan anak itu dengan seksama, betapa kasihannya Jaemin pada anak ini karena duduk seorang diri dan tidak memiliki teman. "Tentu saja boleh, tapi kurasa daripada menjadi teman kau lebih cocok jadi adikku karena kau sangat lucu" kata Jaemin sambil mencubit pipi anak itu dengan gemas
"Jaemin jangan begitu, kasian anak itu pipinya jadi merah" kata Mark berusaha menghentikan Jaemin. Jaemin pun melepaskan tangannya dari pipi anak itu dengan berat hati.
"Siapa namamu? Aku Jeno, yang mencubit pipimu ini namanya Jaemin, yang tadi menyuruh Jaemin itu Mark, dan yang duduk di sebelah Mark itu Donghyuck" jelas Jeno sambil tersenyum, dimana Jaemin menemukannya senyum itu selalu terlihat menarik di matanya.
"Namaku Park Jisung" kata anak laki-laki itu dengan malu-malu
"Woah namamu sama seperti atlet sepak bola yang terkenal itu" kata Haechan semangat
"Ya, tapi aku tidak bisa bermain sepak bola"
"Tenang saja nanti kita belajar sama-sama"
"Sudahlah Donghyuck, belum tentu dia ingin menjadi atlet seperti Park Jisung yang itu" kata Mark
"Ya sebenarnya aku ingin jadi dancer" kata Jisung sambil mendorong kursinya ke meja diantara Jaemin dan Mark.
"Kau suka dance? Aku juga suka, itu mimpiku" kata Jeno semangat
"Aku juga" kata Mark, Donghyuck, dan Jaemin bersamaan
"Woah, kita punya mimpi yang sama. Bagaimana kalo kita nama 'Dream'?" tanya Haechan dengan penuh harap
"Aku boleh masuk gruo kalian?" tanya Jisung ragu-ragu
"Tentu saja, lagipula kita semua juga baru kenal hari ini, jadi santai saja" kata Jaemin. Jisung pun senang mendengarnya dan tersenyum, Jaemin yang tidak tahan dengan keimutan Jisung segera memeluk Jisung erat-erat.
"Jadi sudah ditentukan ya, nama grup kita itu Dream" kata Mark menutup percakapan mereka
"Ne" jawab yang lain bersamaan
Dari sinilah dimulai cerita persahabatan mereka.
TBC
Annyeong semua ^^
Ini cerita pertama buatanku, maaf kalo jelek ya 🙇
Chap awal emang masih pembukanya, gimana mereka bisa temenan dan belum masuk ke romancenya.Sebenernya di ff ini gak bahas couple norenmin doang, ada chensung juga sama markhyuck dikit. Tapi fokus utamanya ke noremin.
Disini juga bakal banyak ceritain persahabatan mereka dan gak tentang romance terus. Aku juga gak berbakat bikin romance sebenernya hehe.
Semua kritik dan saran sangat membantu buat aku, makasih buat kalian yang udah mau baca 😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Confused? - NCT Dream (discontinue)
Fiksi PenggemarJeno terlalu bodoh untuk membedakan mana rasa kesepian dan mana rasa cinta