3

1.3K 192 63
                                    

Jeongin mengetuk-ngetukkan jarinya pada permukaan meja sekolahnya dengan bosan. Penjelasan dari gurunya yang sedang menerangi pelajaran di depan kelas entah mengapa terdengar seperti lullaby di telinga Jeongin. Perlahan-lahan kedua mata miliknya terasa berat dan semakin berat, hingga secara tidak sadar, ia sudah sepenuhnya menutup kedua matanya dengan posisi kedua tangannya menopang dagunya.

Seungmin yang sedang kebetulan melihat Jeongin pun segera menendang meja Jeongin dengan agak keras demi membangunkan tidurnya Jeongin. Bukannya Seungmin jahat atau ingin menjahili Jeongin, dia malah menyelamatkan Jeongin dari omelan gurunya. Oke, mungkin ada tersirat niat usil sedikit.

Tapi diluar ekspektasi, Jeongin pun tersentak hingga terjatuh dari kursinya, Seungmin yang melihat Jeongin terjebak diantara ingin tertawa atau membantunya. Keributan yang terjadi diantara kedua orang tersebut lagi-lagi mengundang perhatian kepada mereka.

Jeongin hanya melirik Seungmin dengan sinis dan dibalas oleh tatapan Seungmin yang seolah berkata, "Makannya jangan tidur." Jeongin pun perlahan berdiri dan membetulkan posisi duduknya lagi.

Guru yang sedari tadi memperhatikan Jeongin pun menghembuskan nafasnya kasar sebelum bertanya, "Kenapa kamu bisa terjatuh Jeongin?", "Aku tadi mau nangkep nyamuk, bu." Jawab Jeongin asal.

Dan anehnya, guru tersebut percaya dengan jawaban Jeongin dan mulai melanjutkan menerangi pelajarannya lagi. Jeongin melirik kearah Seungmin yang sedang menahan tawanya. "Awas kamu." Batin Jeongin.




°


°


°


°






"AIHH GILA KAMU." Teriak Jeongin sesaat setelah kelas telah berakhir, ia menarik Seungmin ke lorong sekolah yang lumayan sepi. Seungmin yang tau ini akan mengarah kemana hanya bisa tertawa terbahak-bahak sambil mengikuti tarikan Jeongin.

"Masih ketawa-ketawa lagi." Sungut Jeongin, bibirnya ia kerucutkan, mengundang siapapun yang melihatnya untuk menyuliknya sekarang juga. Seungmin tidak terkecuali. Eh-

"Kenapa hmm?" Jawab Seungmin dengan tenang seperti biasanya, "Kan niat aku baik." Jeongin yang melihat Seungmin menampangkan senyumnya tanpa merasa bersalah apapun hanya bisa mencibir Seungmin dalam hati.

"Malu tahu." Jawab Jeongin singkat sebelum bergerak melangkah menjauh dari Seungmin. Seungmin hanya tersenyum sambil mengikuti Jeongin dari belakang. "Maaf deh." jawab Seungmin yang akhirnya tidak tahan melihat raut muka Jeongin.

"Tidak mau!" 

"Harus mau."

"Ish ngeselin."

"Iya-iya, cemberut mulu dasar, aku traktir tteokbokki deh." Hasut Seungmin sambil berusaha menyamakan langkah Jeongin.

"Wihh asik."



°


°


°


°





"Gitu ya kalo udah dibeliin mah langsung ga dihiraukan lagi." Gerutu Seungmin yang sedari tadi diabaikan oleh Jeongin yang sedang menikmati tteokbokki.

"Hehehe, sorry deh sorry." Cengir Jeongin sambil meniup-niup tteokbokki yang masih panas itu. "Ini hyung, aa~" Jeongin menyodorkan tteokbokki yang sudah ia tiup kearah mulut Seungmin, Seungmin pun dengan senang hati melahapnya.

"Ah iya Seungmin, aku hari ini mau ke toko buku, kemaren buku tulis aku dihilangin Jisung." Jelas Jeongin sambil menghabiskan suapan terakhirnya. "Ah itu anak, kebiasaan pinjem catatan kamu terus, suruh dia yang ganti." Perintah Seungmin, memang sudah berapa kali Jisung menghilangkan buku tulis Jeongin dan tidak pernah digantikan olehnya.

"Tapi kamu tau aja si Jisung itu kalo di tagih buku tulis mah banyak alasannya buat ngehindar." Jeongin membuang bungkus tteokbokki yang sudah habis sebelum mengaitkan tangannya dengan lengan Seungmin, "Bisa-bisa aku ga nyatet apa-apa sampe lulus lagi kalau nungguin dia beli.", lanjut Jeongin sambil melangkahkan kakinya menuju toko buku yang terletak tidak jauh dari rumahnya.

°


°


°


°




"Seungmin, liat deh, Jeongin dapet buku tulis limited editionnya pororo." Ucap Jeongin dengan antusias sambil menyodorkan buku tulis dengan cover tokoh karakter penguin berwarna biru dan putih. Seungmin melirik buku tulisnya sekilas, "Bukannya sama aja kayak yang kamu punya dirumah ya?" Tanya Seungmin. "Beda lah, ini di dalem buku tulisnya ada pen yang bisa dihapus itu loh, terus di covernya ada.." Jeongin terus menyeletuk merasa terhina karena Seungmin menyamakan buku tulis limitedd editionnya dengan buku tulis yang biasa.

Seungmin hanya bisa terdiam sambil mendengar ocehan panjang lebar milik Jeongin. Jeongin yang tidak memperhatikan jalan pun menabrak orang yang ada di depannya. Tubuh Jeongin kehilangan keseimbangan dan terjatuh dengan pantatnya yang lagi-lagi disapa dengan hangat oleh aspal. "Yaampun Jeongin, makannya kalau jalan tuh liat-liat." Seungmin yang sebenarnya juga tidak menyadari ada orang didepannya pun membantu Jeongin berdiri.

"Ada yang sakit gak, Jeongin?" Cemas Seungmin sambil menepuk-nepuk celana sekolah Jeongin yang agak kotor. Tidak kunjung mendapatkan respon dari Jeongin, Seungmin yang tadinya menunduk untuk membersihkan celana Jeongin, mendongakkan kepalanya untuk melihat Jeongin yang berdiri layaknya seperti patung, matanya menatap kearah yang sama dengan intens.

"Jeongin?" Panggil Seungmin, berusaha membuyarkan lamunan Jeongin lagi, tetapi hasilnya nihil. Seungmin yang penasaran pun akhirnya ikut melirikkan matanya ke arah yang sedari tadi Jeongin lihat.
























"Jeongin..."







TBC EHEHE
♤♡♢♧♤♡♢♧♤♡♢♧

HAYO ADA APA ITU EHEHEHEHE 😇😇😇

HELLO, SAYA KEMBALI HEHEHE 😀

darleneasafia Nih buat yang nagihin apdetan.

SORRY PENDEK 🙏

BTW, banyak juga yang setuju buat jadiin Seungmin seme yha huehuehue. Tapi masih abstrak sih, belum tau mau jadiin dia seme atau engga. Habisnya penumpang kapal Seungmin sama Jeongin kayaknya ga gitu banyak yha :') Anyways, thank you for all the responses ya! They are all highly appreciated! 🐘🐘

Kritik dan saran boleh disampaikan secara baik" ya hehe.
🌸🌸




Who? - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang