"Allena, nanti di acara Romeo dan Juliet kamu ikut lomba apa? Sains saja, aku tahu, nilai Sains-mu tinggi," usul Annie Evans, salah satu murid terpintar di sekolahnya.
Allena tersenyum dan menggeleng. "Maaf, Annie, aku tidak berniat untuk ikut lomba apapun di Romeo dan Juliet." lalu Allena membereskan buku-bukunya ke dalam tas. "Aku lebih baik, duduk manis menonton yang ikut lomba,"
"But why?" tanya Annie dengan tatapan bingung. "Kau bisa mendapatkan beasiswa ke Oxford atau Harvard kalau ikut lomba dan menang,"
Allena berhenti memasukan bukunya dan menatap Annie. "Aku senang sekali kalau mendapat beasiswa ke Oxford ataupun Harvard, tapi sayangnya semuanya sia-sia," Allena berdiri dari tempat duduknya dan mengambil tasnya. "sampai berjumpa lagi, Annie."
Allena menyusuri koridor dan langkahnya terhenti melihat pintu musik terbuka, dia memasuki ruang musik itu dan menutupnya, memastikan kalau tidak ada orang yang melihatnya. Allena menekan tuts piano dihadapannya. Sudah lama sekali ia tidak menyentuh piano.
But now I'll go sit on the floor wearing your clothes
All that I know is I don't know
How to be something you missed
Never thought we'd have a last kiss
Never imagined we'd end like this
Suaranya pelan dan dia berhenti ketika menyadari seseorang sedang memerhatikannya. Allena terkejut mendapati sosok Niall sedang berdiri di ambang pintu dengan snapback di kepalanya.
"Kenapa berhenti? Suaramu bagus," ucap Niall tersenyum lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Allena yang sedang terpaku berdiri di depan piano. Bukan. Bukan karena Niall tiba-tiba muncul di hadapannya. Hanya saja, tidak ada satu orangpun yang pernah mendengarnya bernyanyi. Keluarganya sekalipun.
Niall yang pertama.
"Umm, aku harus pergi," kata Allena mengambil tasnya dan keluar dari ruang musik. Allena bisa merasakan langkah kaki yang mengikutinya dari belakang.
"Hei, Allena! Tunggu!" panggil Niall dan mempercepat langkahnya. Dia menarik lengan Allena agar berhenti. "Uh, aku tahu kita baru saja berkenalan, tapi—"
Allena menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, alisnya menaut. "Apa?"
"Aku mau kau menjadi partnerku untuk lomba akustik di acara Romeo dan Juliet," ungkapnya dengan intonasi yang sangat cepat.
Allena terdiam sejenak lalu berkata, "Maaf, Niall. Tapi, aku tidak bisa,"
"Kenapa?" tanya Niall, ada rasa kecewa dari nada biacaranya.
"Its just... aku hanya tidak bisa."
Niall memalingkan wajahnya dan menatap lorong. "Kau punya bakat, Allena. Suaramu bagus, dan aku tidak tahu lagi siapa yang ingin aku aja menjadi partnerku, satu-satunya gadis di sekolah ini –yang menurutku— cocok denganku hanya kamu, Allena, so please,"
Allena tampak seperti berpikir lalu menghembuskan nafasnya pelan. "Oke, jadi kapan kita akan berlatih? Romeo dan Juliet sebulan lagi, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Star For Niall
FanfictionTidak perlu kata-kata yang rumit untuk mendeskripsikan cerita ini. Aku hanya ingin berbagi cerita tentang kehidupanku yang pendek dengan seseorang cowok populer dengan gitarnya Niall Horan.