Part 3

29 5 0
                                    

“Ih.. nyebelin banget sih hari ini. Masak gue harus bersihin semua kamar mandi di sekolah ini sih? Kamar mandinya banyak lagi. Padahal kan, gue baru aja mimpiin dilamar Lee Jong Suk, eh bangun-bangun disuruh beginian. Karina juga, kenapa dia gak dihukum sih? Uh, pilih kasih! Hua!! Yayang Lee Jong Suk, bantuin gue!!” kata Ellie bersungut-sungut sambil membersihkan toilet.

Setelah beberapa lama, “Huft, akhirnya selesai juga ni kerjaan. Pegel juga badan gue. Eh, jam berapa ini? What! Habis ini olahraga! Hua... akhiri penderitaan hamba Ya Tuhan!!” keluh Ellie. kemudian, ia segera kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya, tentu saja pelajaran olahraga.

....

Sesampainya di kelas Ellie segera mencari Karina, tapi ia tidak kunjung menemukannya. Tak mau ambil pusing, ia segera mengambil baju olahraganya dan pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya. Sekembalinya ia ke kelas, Karina belum juga muncul. Hingga ia memutuskan untuk bertanya pada sang ketua kelas, Edric.

“Dric, tau Karina di mana gak?” tanyanya.

“Oh, Karina lagi dipanggil sama Bu Jenny. Mendingan lo tunggu dia di sini aja deh, mungkin bentar lagi dia balik.” Jawab Edric.

“Ok, thanks ya.” Balas Ellie.

Ellie memutuskan untuk menunggu Karina sambil membaca novel di dalam kelas. Namun, hingga ia dan teman sekelasnya pergi ke lapangan indoor, ia tak kunjung menemukan Karin. Ketika ia melayangkan pandangannya ke seluruh ruangan, ia dikejutkan oleh panggilan seseorang.

“Ngapain lo bawa novel?” Tanya Karina yang melihat Ellie membawa novel saat di lapangan indoor.

“Waaa....kucing bu kantin jadi pepes!!” kaget Ellie, “Ih Karin lo nyebelin banget sih. Nggak papa. Gue cuma pengen baca novel. Tanggung nih, baru seru-serunya. Moga aja nanti ada jam bebas, biar gue bisa baca novel dan gak perlu ikut olahraga. Lo tau sendiri kan kalo gue paling nggak hobi sama yang namanya olahraga? Lari keliling komplek aja nggak pernah. Eh, di sini disuruh lari keliling lapangan. Lo tau gak sih gimana perasaan gue?!” Lanjutnya yang malah berujung curhat.

“Terserah.” Jawab Karina acuh tak acuh dan berjalan mendahului Ellie yang lamban menurutnya.

“Dia tanya, ya gue jawablah. Salah gue apa coba? Untung Ellie yang imut ini sabar, coba kalo nggak?” Gumam Ellie pada dirinya sendiri.

“HEY, KARIN!!!!TUNGGUIN GUE!!!!” Teriak Ellie pada Karina yang sudah berjalan jauh di depannya. Ellie pun berlari untuk mengejar Karina.

“Hosh....hosh...capek gue! Hosh...hosh...” Ucap Ellie setelah sampai di sebelah Karina yang telah terduduk di tribun penonton.

“Sukurin!” Balas Karina.

“Kok lo gitu sih? Hey dengerin gue ya! Gue udah capek-capek ngejar lo yang jalannya cepet banget kayak kebelet ke kamar mandi, dan setelah gue sampai di sini, lo malah bilang sukurin?” Tanya Ellie yang tak terima akan ucapan Karina.

“Hmmm...” Gumam Karina tak jelas.

“Lo cuman jawab gue ‘hm’?” Gue udah ngomong panjang kali lebar kali tinggi ke elo tapi elonya cuman jawab-“ Ucapan Ellie terputus oleh teriakan Edric, si ketua kelas XI IPA 2.

“WOY!! PAK JOHAN GAK MASUK! BALIK KE KELAS KUY!!” Teriak si Edric. Semua anak kelas XI IPA 2 pun mengikuti ajakan si Edric untuk ke kelas, kecuali Karina dan Ellie.

“Gue males ke kelas nih. Di sini aja yah. Gua mau baca ini novel dulu. Di kelas sumpek.” Ucap Ellie memfokuskan diri membaca novel.

“Hmm..” jawab Karina yang duduk tenang di tempatnya, mencoba tidur dan menikmati sepinya lapangan.

Setelah cukup lama sepi mengepung mereka, terdengar suara-suara berisik.

DUK!! DUK!! DUK!!

“WOY!! Lempar ke gue.”

“Oper sini oyy!!”

Suara-suara itu ternyata dari anak-anak basket yang sedang berlatih untuk turnamen. Karina yang merasa terganggu dengan suara itu, terbangun dan mengajak Ellie keluar dari lapangan indoor yang pintunya ada di seberang lapangan.

Ellie yang mendengar ajakan Karina langsung berdiri dan berjalan tanpa mengalihkan pandangannya dari novel yang sedang ia baca. Karena terlalu fokus dengan novel yang dibaca, tanpa sadar Ellie berjalan keluar melewati tengah lapangan.

Ish, tu bocah ngapain lewat tengah lapangan? Nggak tau apa kalo pada latihan basket? Batin Karina.

Tanpa menunggu teriakan Karina, Ellie sudah tersadar akibat teriakan lain yang menyuruhnya segera menyingkir dari tengah lapangan. Ellie langsung menyadari jika ia berada di tengah lapangan, sedangkan Karina masih berada di tempatnya semula. Ellie segera berlari menuju ke tempat di mana Karina berada. Namun naas, sebelum sampai di tempat Karina, Ellie menubruk seseorang yang membuat tubuh kecilnya terjatuh dan novel yang sedang dibacanya terlempar dalam keadaan tertutup, sehingga Ellie harus mencari halaman terakhir yang dibacanya. Ellie langsung bangkit, mengambil novelnya, dan mulai memarahi seseorang yang ditubruknya iu.

“Hey, lo bisa nggak sih ga usah ngalangin jalan orang. Udah tau badannya gede gitu, gue jadi jatuh kan? Untung aja gue nggak kenapa-napa. Coba kalo gue kenapa-napa, lo mau tanggung jawab? Nih, gara-gara lo novel gue juga jadi korbannya, gue harus cari lagi halamannya, mana gue lupa lagi sampe halaman berapa. Padahal kan lagi seru-serunya. Lo tuh-“

“WOY!!!” bentak orang yang notabennya adalah kapten basket itu membuat seisi lapangan menengok ke arahnya. Ia terpaksa membentak gadis di hadapannya itu karena sedari tadi ia ingin bicara namun tidak bisa karena ocehan Ellie yang tidak mengenal tanda baca.

“Lo sadar gak sih, siapa yang salah di sini? Lo bilang gue yang salah? Lo mikir ga sih? Lo yang tiba-tiba ada di tengah lapangan padahal dari tadi anak-anak basket udah latihan dari tadi. Terus lo bilang gue ngalangin jalan gitu? Lo aja yang jalan gak pake mata! Pake nyalahin orang lain lagi. Dasar ga sadar diri! Masalah halaman yang ilang tadi juga bukan salah gue. Lo ngapain olahraga malah bawa novel, kurang kerjaan banget sih lo. Bla....bla....bla.....” Ellie dibuat mengangga oleh sang kapten basket. Bukan karena tertarik oleh sang kapten basket, meskipun sang kapten basket ganteng juga sih. Ia mengangga karena perkataan sang kapten basket.

Gila! Gua kira kapten basket itu orangnya cool kayak yang di wattpad-wattpad itu, eh ini gak salah? Ganteng sih, tapi cerewet banget, mirip sama emak gue. Ih si Karina juga, bukannya bantuin gue malah nontonin aja. Batin Ellie.

“Kenapa lo diem aja? Dah sadar lo sama kesalahan lo?” Sindir sang kapten basket, tapi yang disindir malah sibuk dengan pikirannya sendiri.

“Lo tuli ya?! Gue ngomong sama lo! Woi!! Bener-bener ya lo jadi orang. Bla.. bla...” Sang Kapten basket terus saja menghina Ellie.

“Lo kalo berani, maju! Hadepin noh kakak gue, orangnya lagi ke sini tuh!” tantang Ellie sambil melirik Karina yang sedang menuju ke tempatnya dengan tatapan membunuh yang membuat Sang Kapten basket meneguk salivanya sendiri.

Sebenarnya, Karina hanya menghampiri untuk menarik Ellie menjauhi Sang Kapten basket itu karena jujur saja, ia tidak tahan dengan makian yang dilontarkan Sang Kapten basket itu. Ketika telah sampai di tempat mereka, tanpa banyak bicara Karina langsung menarik tangan Ellie menjauh dari Sang Kapten basket.

Love or Revenge?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang