part 4

24 5 0
                                    

Karina menarik tangan Ellie hingga sampai di kelas. Karena terlalu keras menariknya, tangan Ellie sampai berwarna merah kebiruan. Ellie yang merasa kesakitan pun memrotes Karina.

“Ih, lepasin dong tangan gue, sakit nih! Lagian lo ngapain sih narik gue dari sana? Baru serunya-serunya liat muka dia yang takut sama lo. Nggak bisa apa, lo biarin gue bahagia gitu? Lo nggak tau kan gimana rasanya jadi gue? Tadi gue dibentak-bentak dan habis dapet bahagia dikit langsung ditarik sampe tangan merah gini? Sakit Rin, Sakit hati gue! Gua nggak bisa diginiin!” protes Ellie sambil memegang dada sebelah kirinya.

“Hati bukan di situ, bego!” ucap Karina.

“Siapa yang lo panggil bego? Gue nggak bego tauk! Nih ya, gue bilangin. Sebego-begonya gue, nilai gue tetep ranking 2 seangkatan tauk!” balas Ellie tak terima.

“Yang ranking 1 siapa?” pancing Karina.

“Elo” jawab Ellie polos.

“Jadi, antara kita pinteran siapa?” pancing Karina lagi.

“Elo” jawab Ellie masih dengan polosnya.

“Terus yang bego siapa?” tanya Karina dengan senyum penuh maksud.

“Gue” jawab Ellie dengan tak mengerti.

“Tuh tau!” tembak Karina.

“Eh?” Ellie masih belum mengerti. Sedetik kemudian, ia baru faham.

“Ihh.. lo kok gitu sih?! Gue nggak bego ihh..” rengek Ellie sambil memukul lengan Karina.

“Iya iya. Gue minta maaf, oke?” maaf Karina.

“Maafin nggak ya? Oke deh gue maafin. Tapi ada syaratnya. Lo harus bilang dulu kalo gue lebih pinter dari lo!” Ellie memberi syarat.

“Oke, oke. Gue lebih pinter dari lo.” Ucap Karina.

“Bukan gitu maksud gue, Karina!! Cepet, ngomong yang bener!” ujar Ellie tak terima.

“Gue lebih pinter dari lo. Udah, itu nyata. Gak bisa dirubah.” Jawab Karina.

“IHH!! LO MAH JAHAT!!” teriak Ellie pada Karina yang telah mengambil tasnya dan pergi meninggalkan kelas untuk pulang.

....

Keesokan harinya,

“WOY!! BANGUN!! Niat sekolah nggak lo?!” hancur sudah mimpi indah Ellie di pagi buta ini karena teriakan membahana Karina yang jarang-jarang mau membangunkan Ellie yang tidur macam kebo.

“Hoam.. Ngapain sih lo bangunin gue pagi buta begini? Ganggu ae lo! Pergi sana! Barusan aja gue ketemu pangeran berkuda putih yang tiba-tiba ngajakin gue dansa. Malah lo ganggu! Udah ah, gue mau tidur lagi, BYE!” jawab Ellie kesal sambil sesekali menguap. Ia pun bersiap tidur lagi jika suara Karina tidak menggelegar untuk kesekian kalinya.

“Lo bilang ini masih pagi buta?! Ini udah jam setengah tujuh, oon! Bangun gak lo! 10 menit lagi kalo lo nggak siap di lantai bawah, gue tinggal!” Ellie yang mendengar itupun seketika terduduk dengan mata yang terbuka sempurna.

“WHAT?! JAM SETENGAH TUJUH?! KARIINN, NGAPAIN LO NGGAK BANGUNIN GUE DARI TADI?!” setelah mengatakan itu, tanpa menunggu jawaban Karina, Ellie segera berlari mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.

Gue nggak bangunin dia apanya? Dia yang kebo gitu, nyalahin orang. Batin Karina kesal.

Karina pun keluar dari kamar Ellie dan turun ke ruang makan. Di sana sudah ada ayah, bunda, dan kak Siska, kakak Ellie. Ia pun segera bergabung dengan mereka semua sambil sarapan dan sesekali mengobrol hingga 10 menit kemudian terdengar suara gaduh dari lantai atas, yang sudah bisa ditebak itu adalah Ellie.

Love or Revenge?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang