Part 1

60 8 5
                                    

“Hey, tungguin gue dong.” Teriak seorang gadis pada sahabatnya.

“Berisik!” jawab sahabatnya ketus. Mungkin ia merasa terganggu akan teriakan sahabatnya yang membuatnya menjadi pusat perhatian di koridor sekolah pagi ini.

“Lo...hhh... jahat...hhh... sa..hh..ma..hh.. gue..hhhh..” kata gadis itu sambil menormalkan nafasnya ketika berhasil mengejar sahabatnya yang memang memiliki kaki lebih panjang darinya.

“Lo pendek.” JLEBB!! Gadis itu dibuat menganga mendengar ucapan sahabatnya yang kelewat ketus.

“Emm.. bisa nggak lo kalo ngomong ada filternya dikit? Jujur amat mbak kalo ngomong.” Gadis itu menyindir sahabatnya dengan suara yang dibuat sehalus mungkin sambil menahan geram.

“Daripada fitnah?” ujar sahabatnya dengan nada sedikit menantang.

“Ya... emm.. au ah lu nyebelin! Mending gue ngalah.” Jawabnya pasrah.

“Emang kalah.” Jawab sahabatnya sambil berlalu melewati gadis itu.

“Ihh... nyebelin!! Awas lo kalo ketemu gue, bakal gua jadiin dendeng!!” teriak gadis itu sebal.

“Nggak salah jadiin gua dendeng?” tanya sahabatnya sambil berbalik mendekati gadis itu. DEG!!

Waduh, gue salah ngomong, batin gadis itu.

“Ah, emm.. umm.. l-lo salah denger, itu tadi. Gu-gua tadi bilang gua sarapan pake dendeng, lo emang salah denger tadi.” Jawab gadis itu gelagapan.

“Maksud lo gue bego? Kita tadi sarapan sandwich.”

“Emm.. bukan itu maksud gue. Emm.. eh udah jam segini, masuk kelas yuk, entar telat.” Ujar gadis itu mengalihkan perhatian sambil berjalan mendahului sahabatnya.

“WOII!!! Lo ganti kelas?” ujar sahabatnya menyadarkan gadis itu jika ia telah sampai di ujung koridor. Matanya reflek menoleh ke papan nama kelas di sampingnya. Di sana tertulis kelas XI IPA 5.

Duh, kok gue bisa di sini sih? Gawat!! Gua malu!!” batin gadis itu.

Ketika ia berbalik, “EH, mamak!! EH, mamak!! Gue kaget makk!!” latah gadis itu. Tanpa diduga, sahabatnya sekarang tepat berada di depannya. Menatap ia dengan wajah datar.

“Bisa nggak sih, lo kalo muncul bilang-bilang? Jangan langsung nongol gitu aja! Coba kalo gue punya penyakit jantung terus mati tiba-tiba? Gimana nasib gue yang mati muda tanpa mujudin cita-cita nikah sama Lee Jong Suk, punya anak seganteng Sehun, seimut Chanyeol, secantik Baekhyun? Eh, Bang Baek kan cowok, tapi cantik. Ah udahlah biarin, gak peduli juga, yang penting tetep idaman titik nggak pake koma. Lagian kalo gue mati kasihan mantan gue bang D.O, entar dia jadi dihantui rasa bersalah kalau kita putus, ya... walaupun yang mutusin gue sih.” Ucap gadis itu cepat tanpa koma maupun titik. Sedangkan sahabatnya hanya menatap datar dan menunggu gadis itu berhenti bicara.

“Udah?” tanya sahabatnya ketika gadis itu berhenti bicara. Tanpa menunggu jawaban, sahabat gadis itu langsung pergi menuju ke kelasnya meninggalkan gadis itu sendiri di depan kelas XI IPA 5.

Ketika gadis itu sadar, ia langsung berteriak kesal. “DASAR TEMEN LAKNAT!!” kemudian gadis itu pergi menuju ke kelasnya yaitu kelas XI IPA 2.

Begitulah keseharian Ellie Laurence Mark. Seorang gadis yang cerewet, bersama sahabatnya, Karina Anastasya, yang dingin, cuek, dan nyebelin, tapi tetep cantik secantik namanya.

Love or Revenge?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang