First Doom

181 33 7
                                    

Well, aku memang sudah terkutuk!

Bagaimana bisa malamku yang mengerikan berubah menjadi malam kematianku?

Okay, mungkin itu sedikit berlebihan. Cukup mengerikan bahwa aku harus duduk lebih dari satu jam disini dengan perempuan yang cukup mengerikan, tapi lebih mengerikan lagi karena orang yang sudah menyita pikiranku seharian ini akan melihatku bersama Lisa. Bunuh Saja aku Sekarang Juga!

Gadis bermata cokelat itu masuk sambil tertawa, diikuti dua orang dibelakangnya. Satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka terlihat tertawa bersama. Sang lelaki-kukira-yang membuat mereka semua tertawa, tapi aku tidak terlalu memperhatikan itu. Mataku hanya tertuju pada satu orang dan dia adalah gadis bermata cokelat. My Brown Eyed Girl.

Karena itu jugalah aku tidak menyadari kalau perempuan yang bersama dengannya adalah perempuan yang aku kenal. Tidak sampai mereka berdiri di sekitar meja kami. Tidak sampai wanita kecil yang ku kenal itu menyapaku.

"Yixing? Wow, aku tidak percaya kita bertemu disini." Sapanya dengan nada dan mata yang menyelidik.

"Jisoo. Benar-benar mengejutkan." Jawabku. Pandanganku tidak pernah lepas dari My Brown Eyed Girl.

Park Jisoo adalah seseorang yang berhasil menyita seluruh perhatian Sehun. Wanita yang sejak pertama kali Sehun melihatnya, langsung mengatakan kalau Ia adalah belahan jiwanya. Meski sampai sekarang Sehun belum mengatakan apapun pada Jisoo. Aku tidak tahu apa yang sedang ditunggunya.

Dia berdiri di belakang Jisoo dengan laki-laki yang datang bersama mereka berdiri disebelahnya. Dia melihatku lalu berpaling pada Lisa yang duduk di depanku dan akhirnya menunduk. Menyembunyikan mata indahnya dariku. Ugh, aku tahu persis apa yang dia pikirkan.

"Siapa dia, Icing?" Oh, Demi Roh Kudus!

"Sudah aku bilang jangan panggil aku dengan nama itu." Aku menjawab dengan kesal.

"Oh, kau sedang ada kencan ternyata." Tebak Jisoo. Aku melihat My Brown Eyed Girl memalingkan wajahnya yang sedari tadi menunduk. Kali ini rambutnya berhasil menutupi wajah cantiknya.

Apakah dia begitu jijik melihatku? Atau apakah dia ingat siapa aku? Damn, aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan itu. Jika dia sudah berpikiran buruk tentangku, bagaimana aku bisa mendekatinya nanti.

Well, kalau kau punya kesempatan untuk mengenalnya setelah ini pikirku.

Tutuplah pikiran sialanmu itu!

Aku mengutuk kecerobohanku sendiri.

"Yeah, kami memang sedang berkencan. Dan apakah kau akan bergabung?" Tanya Lisa. Aku tahu maksud perkataannya yang sebenarnya adalah jangan-ganggu-kencan-kami.

Aku mendesah dan menggelengkan kepalaku. Benar-benar sudah tidak sabar untuk menyudahi kencan mengerikan malam ini dan segera menyingkir dari Lisa seutuhnya.

"Oh, jangan khawatir, kami tidak akan menganggu kencan indah kalian malam ini." Jisoo beralih melihat ke arahku. "Selamat bersenang-senang, Yixing." Ada nada mengejek di suaranya. Aku hanya mengangguk. "Ayo, Y." Lalu Jisoo menggandeng-bukan, lebih tepatnya menyeret-My Brown Eyed Girl.

Sial. Setelah ini pasti Jisoo akan memberitahunya-tunggu, tadi Jisoo memanggilnya dengan nama Y?-segala sesuatu yang pernah Ia dengar tentang reputasiku. Yang aku sangat yakin bahwa daftar-daftar itu tidaklah menyenangkan. Sama sekali.

My Brown Eyed Girl-Y-memandangku sekilas sebelum membiarkan Jisoo menyeretnya. Sementara laki-laki berambut gelap yang sedari tadi ada bersama mereka hanya mengekor tanpa mengeluarkan suara apapun. Siapa dia? Pacarkah?

Aku mengernyit tentang pemikiran itu. Aku tahu, untuk wanita secantik Ia, pasti banyak lelaki yang mengantri disana. Meskipun jika lelaki berambut gelap itu bukan pacarnya, dia bisa dibilang cukup beruntung karena bisa mengenal My Brown Eyed Girl. Wajahku semakin mengerut.

Paper Heart | Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang