First Conversation

127 28 7
                                    

Sehari, dua hari, tiga hari, satu minggu.

Damn, aku benar-benar bisa gila!

Aku meluangkan setiap waktu kosongku menunggu sebuah keajaiban yang bisa membuatku bertemu dengan My Brown Eyed Girl, tapi tidak ada apa-apa. Setiap kali aku menunggu disuatu tempat-selama berjam-jam-tidak pernah aku temukan tanda-tanda kemunculannya. Dia berteman dengan Jisoo, harusnya dia juga kuliah disini.

Aku mendesah dan mengganti posisi dudukku di kursi perpustakaan dan hanya menatap kosong ke buku yang ada didepanku. Aku mendapatkan tatapan aneh dari beberapa mahasiswa disini. Well, mungkin karena aku hampir tidak pernah terlihat di perpustakaan?

Sebenarnya tidak juga. Aku sering datang kesini hanya saja tidak di waktu yang ramai seperti ini. Dan kebanyakan mahasiswa sudah pergi.

Kuambil buku yang ada didepanku. Kuputuskan untuk meminjamnya saja karena otakku sedang tidak bisa berfungsi normal. Aku berjalan ke meja penjaga perpustakaan dan langsung berhenti di tempat. Melotot dengan apa yang aku lihat di depanku. Kukedipkan mataku satu kali, dua kali dan tiga kali. Tapi sosok yang ada di depanku tidak lah menghilang. Jadi aku tidak sedang bermimpi atau berhalusinasi.

My Brown Eyed Girl.

My Brown Eyed Girl disini!

My Brown Eyed Girl disini?

Bagaimana aku tidak pernah bertemu dengannya?

Dengan tanpa perintah, kakiku bergerak sendiri ke arahnya. Tetapi lagi-lagi sebelum aku mencapai My brown Eyed Girl, tiba-tiba dari arah sebelah kiriku ada seseorang yang menabrakku. Bukan, tapi... memelukku?

Aku berhenti dan menoleh kearah dimana aku merasakan tubuh seseorang menempel dekat di tanganku.

Hal yang pertama kulihat adalah rambut pirang dengan semburat warna strowberi disana-aku suka aroma strowberi, tapi bukan berarti aku menyukai perempuan ini-hal kedua yang kulihat adalah sebuah senyuman yang terlalu dibuat-buat. Astaga.

Kenapa dia ada disini?

"Yixing, aku mencarimu kemana-mana." Rengek Mindy? Minho? Mian? Oh yeah, Mina. Dan dia masih menggelayut di lenganku.

Kulepaskan genggaman tangannya di lenganku dan berusaha menjauh darinya. "Mina." Suaraku datar.

"Kau kemana saja? Kau belum membalas satupun sms ku."

Huh, sms? "Aku..." Oh iya, sms dari nomor asing yang tidak pernah kubuka dan langsung menghapusnya. "aku sedang sibuk."

"Oh, tapi kau tidak pernah tidak membalas sms dari perempuan lain." Suaranya meninggi dan aku menyapukan pandanganku ke tempat disekitarku berdiri. Pandanganku bertemu dengannya, My Brown Eyed Girl, dan dia langsung menunduk saat pandangan kami bertemu. Tapi tidak sebelum aku melihat semburat merah di wajahnya.

Apa dia mendengar ucapan Mina?

Well, terkutuklah aku.

Mina kembali meraih lenganku dan aku segera menepisnya. "Maaf, aku masih ada keperluan."

Wajah Mina cemberut dan diapun mau melepaskan lenganku. Aku mulai berjalan kearah My Brown Eyed Girl. Dia masih tidak melihat kearahku dan sekarang dia berdiri memunggungiku di balik mejanya.

Aku sampai di depan mejanya dan aku hanya bisa terdiam, memandangi punggung dan belakang kepalanya. Ia masih sibuk sendiri.

Aku berdehem. Berusaha untuk menarik perhatiannya. Tapi Ia tetap tidak berkutik.

Apa Ia tidak mendengarku?

Aku mencobanya sekali lagi. Dan tetap tidak ada reaksi.

"Permisi?" Akhirnya aku bersuara dan nampaknya suaraku terlalu keras karena gadis yang ada di depanku ini terlonjak kaget dan menjatuhkan buku yang ada di tangannya secara tidak sengaja.

Paper Heart | Zhang YixingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang