1. Hadir

44.6K 1.3K 14
                                    

Ting... tong... ting... tong...

Suara bel rumah terdengar ditekan beberapa kali. Tak berapa lama pintu pun dibuka seorang anak berusia tiga belas tahun. "Siapa?" Tanyanya saat membuka pintu, namun tak terlihat siapapun di sana.

"Siapa Clav?" Tanya sang ibu pada anak berusia tiga belas tahun itu dari dalam rumah. "Gak tau, Bu, gak ada orang," jawab Clav yang berada di depan pintu untuk melihat keadaan.

Tak lama seorang pria berseragam putih abu-abu berlari tergesa-gesa dari gerbang rumah. "Vaino, motor kamu mana? Kenapa lari?" Tanya ibunya yang sudah berada di depan pintu melihat putra ketiganya berlari menuju teras rumah. Di sana, terdapat keranjang bayi yang baru disadari sang Ibu dan Clav. Tanpa menjawab pertanyaan ibunya, Vaino berjongkok di depan keranjang itu.

"Aridh..." Panggilnya lirih sambil menatap nanar seorang bayi mungil di dalam keranjang. Diangkatnya bayi tersebut dan dibawanya ke dalam rumah tanpa menoleh pada ibu dan adiknya yang menatap Vaino dengan bingung.

"Bu, itu anak siapa? Kok, Bang Ino kenal?"

"Ibu juga gak tau." Ia lalu menatap isi keranjang bayi dihadapannya. Di sana hanya ada tas perlengkapan bayi tanpa ada yang lainnya. Ibupun membawa keranjang itu masuk kedalam rumah.

●●●

Mengetuk pintunya pelan, perempuan akhir tiga puluhan itu membuka pintu kamar anak ketiganya. "Ino, ibu masuk ya?" Sejak membawa bayi itu masuk, Vaino tak keluar kamar lagi sejak satu jam yang lalu. Sang ibu yang bernama Restu itu berjalan ke arah tempat tidur Vaino, di sana terlihat bayi mungil itu sedang tertidur bersama Vaino yang juga tertidur disampingnya. Wajah Vaino sembab seperti habis menangis. Restu duduk di tepi ranjang, lalu mengusap pelan puncak kepala anaknya.

"Kamu kenapa, No? Ini anak siapa?" Tanyanya walau ia tau sang anak sedang tertidur pulas. Ditatapnya wajah bayi mungil itu, wajahnya seperti memiliki garis keturunan Eropa. Namun Restu sadar bayi itu memiliki hidung dan bibir yang mirip dengan anaknya.

●●●

Vaino membawa motornya dengan kecepatan sedang setelah pulang sekolah. Di dekat rumahnya terparkir sebuah mobil yang ia kenal, Vaino pun berhenti tepat di belakang mobil tersebut dan berjalan ke sisi samping mobil. Tak berapa lama seorang pria keluar dari gerbang rumahnya.

"Bang Gerald!" Panggil Vaino pada pria itu, Gerald menoleh pada Vaino dengan terkejut. Vaino pun berlari ke arahnya. "Bang, mana Aridh? Anakku mana?" Tanya Vaino saat berada di hadapan Gerald.

"Di teras rumah kamu. Jaga dia baik-baik, No, karena Lusi semakin hari semakin terpuruk," jawab Gerald dengan nada sendunya.

"Lusi kenapa, Bang?"

"Ia semakin tertekan. Abang takut Aridh akan jadi sasarannya lagi. Kamu harus jaga Aridh dengan baik, No! Sayangi ia selalu."

"Lagi? Maksud Bang Gerald?"

"Abang harus pergi." Gerald pun beranjak meninggalkan Vaino.

"Bang... Maafin, Ino. Maaf udah buat Lusi jadi kaya gini." Mohon Vaino yang berjalan di belakang Gerald.

"Maaf kamu gak bisa buat Lusi sembuh kan?! Jaga Aridh, Abang titip dia sama kamu!" Gerald pun memasuki mobilnya, meninggalkan Vaino yang diam terpaku.

Benar. Maaf aku gak bisa buat Lusi seperti sedia kala.

Saat tersadar dari keterpakuannya Vaino langsung berlari memasuki rumah untuk melihat sang anak yang ditinggal di teras.


Bismillah, semoga revisinya lebih baik ya...

SESAL - Vaino Love Story (TAMAT) Lanjut KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang