3.0

15 1 0
                                    

   Kring..kring..kring..

   Tek.

   Alarm pagi membangunkan tidur nyenyak gue. Secercah cahaya matahari pagi menyusup melalui celah celah gorden.

   Hari ini gue akan mencari pekerjaan, dan semoga saja gue mendapatkan pekerjaan yg layak.

   Gue turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi yg terletak didalam kamar gue, kamar mandi pribadi gitu ceritanya.

   Tok..tok..tok..

   Kriet.

   "Shei, lo dimana? Ini gue bawain sarapan.."  aku tahu itu pasti suara joy. Joy itu anaknya rajin banget, kalau pagi itu dia pasti bangun lebih pagi daripada gue atau kayra.

   Ya tau lah, joy itu kan anaknya rajin sholat, kalau pagi sholat subuh dan sementara gue? Yaelah boro boro sholat subuh, bangun pagi aja gue ogah ogahan.

   "Letakin aja di atas meja.."  teriak gue dari dalam kamar mandi.

   "Owh..oke,"

   Blam.

🐻🐻🐻

   "Kuy berangkat.."  gue ngaca di cermin besar diruang tengah untuk terakhir kalinya.

   "Shei, jangan lupa kunci pintu.."  ucap joy yg sudah berjalan keluar bersama kayra.

   Gue berlari kecil menyusul mereka, sebelumnya gue ngunci pintu rumah dulu.

   "Hey shei.."  gue menoleh kesamping, jihyun berlari menghampiriku yg tengah berlari kecil menyusul joy dan kayra.

  "Iya, ada apa?"  tanya gue pada jihyun yg sekarang menyamakan langkah kaki gue.

   Joy dan kayra terlihat berhenti untuk menunggu gue yg berada tidak jauh dari mereka.

   "Enggak, gue mau bareng aja.."  jihyun nyengir. Kalau di korea itu bagi anak anak seperti gue, joy dan kayra itu pantas untuk berjalan kaki untuk menuju ke suatu tempat karna mengetahui tarif ongkos naik bis itu cukup mahal.

   Tapi tidak untuk jihyun, di orang korea asli, kaya, maksud gue itu, rumah aja dua dan malah yg satu disewa kan pada kita, masa iya dia mau maunya jalan kaki.

   "Biasanya gue naik motor, tapi motor gue lagi masuk angin kayak nya.."  lanjut jihyun sedikit bercanda karna menyamakan motornya dengan manusia.

   Gue menganggukkan kepala mengerti. "Lo nggak naik bis aja?"  tanya gue kemudian. Dia menggelengkan kepalanya cepat.

   "Enggak, gue nggak suka naik bis. Tarifnya lagi naik, mending gue ngumpulin uang buat masukin motor gue ke rumah sakitnya, alias bengkel.."  ucapnya tertawa, aku hanya tersenyum geli.

   Jihyun orangnya memang sedikit asik, tapi gue rasa dia orangnya perhitungan dan agak pelit, sama dirinya sendiri aja pelit apalagi sama orang lain. Tapi itu hanya perasaan gue aja lho ya.

   Tak terasa gue udah jalan sampai pinggir jalan raya. "Lo mau cari kerjaan dimana?"  tanya jihyun kemudian.

   "Entahlah, gue belum tahu. Ya gue kan baru disini, jadi gue bingung mau kerja apa disini.."  jawab gue sambil menguncir rambut kebelakang, udara terasa panas hari ini.

"This Is Me, Only Your Make Up Artist!"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang