Prolog

53 5 8
                                    

Sherlyn berjalan menuju rumah tante Tiwi yang sudah terlihat gelap karna sepertinya tante Tiwi sudah tidur.

Dari umur 8 tahun Sherlyn sudah tinggal bersama tante Tiwi, setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat, tante Tiwi lah yang mengambil hak asuh Sherlyn.

Tetapi sherlyn tidak diperilakukan dengan baik oleh adik ibunya itu, ia sering di marah dan diperlakukan seperti pembantu. tantenya itu dulunya memiliki suami tapi 5 tahun yang lalu sudah berpisah tanpa memiliki keturunan.

Sherlyn membuka pintu utama rumah dan baru saja hendak menghidupkan lampu tapi sudah di dahului oleh tante Tiwi yang masih menggunakan pakaian kerjanya.

"Dari mana aja kamu?!" bentak tantenya yang membuat Sherlyn sedikit tersentak

"Baru pulang dari kampus tan"

"bohong! kamu ini ya dibayarin kuliah malah keluyuran malem malem, pasti kamu abis nongkrong di club ya?!"

"ck! Yang bayarin aku kuliah kan bukan tante, tapi pake uang papa yang di titipin ke tante buat kebutuhan aku!"

Ingin sekali Sherlyn menjawab seperti itu,tetapi kata kata itu hanya sampai di tenggorokannya. karna ia tak ingin memperpanjang masalah, sudah cukup ia merasa lelah dengan kuliahnya jika ditambah berdebat dengan tantenya rasanya ia pasti akan mati muda.

"serius tan, aku abis dari kampus" elak Sherlyn

"eh! jalang! cewe kayak kamu mana mungkin gak nongkrong nongkrong di club, berapa cowo lagi yang kamu godain hah?" bentak tante Tiwi sambil mencengkeram tangan Sherlyn sangat kuat

Sherlyn meringis sambil memegang pergelangannya yang terasa sangat sakit, ia tidak tau mengapa tantenya sering berkata seperti itu kepadanya padahal ia sama sekali tidak pernah menginjakan kakinya ke club yang tantenya maksud, bahkan ia tidak pernah berpacaran dengan cowok manapun.

"Tan lepas...aw sakit tan" Rintih Sherlyn memohon kepada tantenya

"Sekali lagi kamu telat pulang,tante akan melakukan lebih dari pada ini!" tante Tiwi menghempaskan tangan Sherlyn dengan kasar yang membuat Sherlyn menutup matanya menahan sakit

Sherlyn tidak menjawab tantenya itu dan langsung berlari sambil mendekap bibirnya menahan isakannya menuju kamar.

Sherlyn mengunci pintu kamarnya dan langsung terduduk di blakang pintu, kedua tangannya yang kini sudah menutupi wajahnya dan mulai terisak, butiran air mata sudah membasahi tangan dan pipinya.entah sudah beberapa kali tante Tiwi melakukan ini kepadanya tapi ia tidak melawan karena tidak ingin memperpanjang masalah,walau sebenarnya ia sudah muak di perlakukan seperti itu.

Ia mulai bangkit dari duduknya dan menaruh tasnya dia atas nakas,ia sangat lelah. tugas kuliah yang menumpuk hingga mendapat jam pelajaran tambahan yang membuatnya datang telat. ia melihat jam dinding sekilas yang menandakan jam 10 malam. tak dirasa ia mulai terlelap dengan mata yang masih basah.
.
.
.
.

sherlyn dibangunkan oleh alarm ponselnya, lalu cepat-cepat ia mematikannya dan langsung menuju kamar mandi. sekarang masih pukul 6 pagi tetapi Sherlyn harus bersiap-siap karena harus membuat sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus.

Setelah ia selesai mandi ia memakai celana jeans putih dan kaos hitam polos. saat ia bercermin ia sedikit tersentak oleh matanya yang bengkak karena menangis semalam, ia menebalkan bedak di daerah bawah matanya agar bengkaknya sedikit tersamarkan.

Ia menuruni tangga dengan sedikit tergesa gesa dan langsung menuju dapur.

"syukurlah tante belum bangun" guman Sherlyn yang langsung membuat sarapan untuknya dan tante Tiwi

Boy In MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang