"kreeek!" terdengar decitan pintu.nampak pria dg badan tegap masuk ke sebuah toko buku, lalu beranjak ke arah kumpulan buku-buku komik.
sintia yg sedang asyik membaca novel di bangku kasirnya sempat melirik diiringi dg kerutan dahinya, sepertinya pria itu baru sekali ini datang ke toko bukunya,karna wajahnya begitu asing dimata sintia. mungkin pria itu baru pindah ke kota ini, atau hanya orang dari luar kota yg kebetulan lewat lalu mampir ke tokonya?, ah, siapa yg peduli!.
sintia mengarahkan bola matanya pada novel di tangannya dan kembali menikmati setiap kata dalam novel itu.
novel yg sintia baca berjudul "kembalilah kenangan", yg merupkan novel ke 10 dari penulis terkenal Marsia mentari.
sintia sangat menyukai karya-karyanya. karna menurut sintia, marsia mentari mempunyai gaya penulisan yang khas."maaf mbak, saya mau membayar ini"
di hadapan sintia berdiri pria asing yg tadi, membawa beberapa seri komik di tangannya, yg kemudian di letakkanngnya di meja kasir.
sintia bergegas men-total harganya yg kemudian dibayar pria itu, kemudian pria itu pun bergegas keluar dari toko buku.*~*~☆~*~*
sintia mengayuh sepeda merahnya hingga melaju sangat cepat. jalanan kota itu memang agak senggang saat sore hari,terkadang hanya sesekali kendaraan yg melintas.
sore ini (dan setiap sore sebelumnya) sintia akan menuju pantai, tempat dimana ia akan menyaksikan saat tenggelamnya matahari.
hanya perlu beberapa menit bagi sintia untuk sampai ke pantai yg slalu menemani sorenya itu, hembusan sumilir angin mulai terasa, hamparan luas pasir pantai dan dan deretan pohon kelapa tertancap rapih mulai tertangkap mata sintia. tapi tunggu dulu, sintia melihat ada seseorang yg duduk di ayunan tempat sintia.
sangat mengesalkan! siapa pria yang duduk disitu?.
dengan hati gusar sintia melangkahkan kaki menuju ayunan . semakin dekat sintia pada ayunan itu, semakin jelas pula ia melihat sesosok pria di sampingnya."permisi, itu tempatku!"tegur sintia
pria itu menoleh, kemudian segaris senyum tersungging dari wajahnya.
"oh, maaf. aku tidak tau"pria itu bergeser beberapa langkah seraya mempersilahkan sintia menempati ayunannya.
sintia hanya terdiam mematung, memperhatikan mara dengan seksama,
"mengapa hanya terdiam?, ada yg aneh?" mara menyelidik sintia yg hanya terdiam.
"eh.. aku cuma merasa kita pernah sebelumnya kita pernah bertemu" sintia tersipu dan menjelaskan
senyuman kembali tersungging di wajah mara
"kenapa? ada yg aneh?" kali ini sintia yang balik menyelidik.
"aku hanya berfikir topi di kepalamu itu milikku"
sintia merasa malu untuk kedua kalinya, dia mengenakan topi milik pengunjung yg tertinggal di toko bukunya siang tadi. dia fikir, dari pada hilang lebih baik ia kenakan topi itu. besok akan di kembalikan jika ada yg menanyakannya.
tunggu dulu,sintia baru ingat pria di hadapannya adalah pria asing yg membeli beberapa komik di tokonya siang tadi.
tangan sintia meraih topi di kepalanya lalu menyodorkan pada pria itu.
"ini topimu, maaf aku tidak tau jika ini topimu,tadinya aku mau mengembalikannya besok tapi"
"untukmu saja, lagipula topi itu cocok di kepalamu" pria itu memotong penjelasan sintia.
"baiklah,terimakasih"
tanpa ambil pusing,sintia mengenakan topi itu lagi lalu duduk di ayunannya tanpa memperdulikan pria itu sedikitpun.
mereka hanya saling diam seribu bahasa, benar-benar tak ada percakapan sedikitpun di sana. mara terus memperhatikan sintia yg terus menatap langit yg mulai tersibak semu jingga. bukannya sintia tidak tau kalau pria itu sedang memperhatikannya, hanya saja sintia tidak mau meladeni pria itu, ia terlalu sibuk dg "senja-nya" itu.
mereka masih sama2 diam, sampai akhirnya mara melirik jam di tangannya,sudah waktunya untuk pulang.
..........
KAMU SEDANG MEMBACA
di antara senja
Romancesenja adalah tanda dari harapan. bahwa masih ada malam bagi mereka yg membenci siang, masih ada dingin bagi mereka yg membenci panas, masih ada ribuan bintang bagi mereka yg membenci matahari, dan masih ada saat untuk istirahat bagi mereka yg lela...