"semalaman kamu kemana ra?" tegur anton .
mara tak menghiraukan,masih sibuk dg gadgetnya.
"hey,, aku bertanya padamu,marisa mentari!" anton kembali bertanya, ia menegaskan nada suaranya karna gemas dg mara yang tidak menghiraukan.
mara melirik kearah anton.
"kamu mau tau aku kemana semalaman,ton?. sini duduk nanti aku ceritakan".
akhirnya anton menurut saja. sebenarnya anton tak begitu peduli mara mau kemanapun,ia hanya penasaran apakah tebakannya benar bahwa mara bersama sintia kemarin.
dan benar saja, mara bercerita bahwa dirinya bersama sintia berjalan-jalan di taman kota hingga larut malam. mara juga mengantar sintia sampai depan pintu rumahnya. anton bergeleng kepala seperti tak percaya. mara memang sudah gila,padahal baru saja kemarin mara bercerita padanya tentang kakak sintia yang mengancam akan membuatnya celaka jika masih mendekati sintia. anton memang tak melihat langsung bagaimana kakak sintia mengancam mara waktu itu,namun tetap saja, mara tak seharusnya bersikap acuh pada ancaman itu.karna bisa saja kakak sintia tak main-main dg kata-katanya.terlebih lagi mara bercerita bahwa kakak sintia yang berperawakan tegap dan berotot terlihat sangat marah padanya.
anton tau, bahwa sepupunya itu memang orang yang sangat keras kepala. jadi seberapa ngototpun anton menasehati mara, ia takkan pernah menghiraukannya sedikitpun. seperti kejadian waktu kecil dulu,saat itu usia mereka sekitar tujuh tahunan, anton pernah menasihati mara supaya tidak memanjat pohon yang batangnya terlalu kecil hingga tak kuat menahan berat badan mara,namun mara tak menghiraukan sedikitpun. akhirnya batang pohon itu patah dan mara terjatuh,ia menangis sejadi-jadinya. ataupun kejadian waktu badannya di sengat puluhan lebah karna mara yang iseng merusak sarangnya.
tapi ini masalahnya tak sesepele itu, kali ini ia tidak sedang berhadapan dg ranting ataupun lebah, tapi dengan orang yang tak terima jika adiknya didekati.
namun anton percaya, marisa mentari yang sekarang bukanlah anak berumur tujuh tahunan lagi, sekarang ia sudah dewasa, semoga saja mara bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
"hari ini aku ada urusan ra, sepertinya aku pulang agak larut" anton beranjak meninggalkan mara, dan masuk ke kamarnya.
mara masih sibuk dg gadget-nya, tapi tak lama kemudian mara juga bergegas menuju kamarnya sendiri. ia ingin bersiap-siap, sebentar lagi mara akan ketoko buku sintia.
KAMU SEDANG MEMBACA
di antara senja
Romansasenja adalah tanda dari harapan. bahwa masih ada malam bagi mereka yg membenci siang, masih ada dingin bagi mereka yg membenci panas, masih ada ribuan bintang bagi mereka yg membenci matahari, dan masih ada saat untuk istirahat bagi mereka yg lela...