2

2.7K 348 23
                                    

Hari ini cerah dan sebentar lagi akan menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan bagi sejarah Hogwarts. Mereka akan ditinggal sementara oleh Professor Abbott yang cuti melahirkan. Omong-omong ia dipanggil dengan nama orang tuanya bukan suaminya agar tidak membingungkan.

Professor Abbott yang merupakan guru pelajaran Ramuan adalah istri dari Professor Longbottom pengajar materi Herbologi. Dalam hitungan minggu mereka akan dikaruniai seorang buah hati lagi dan ini berarti posisi guru ramuan kosong sementara.

Taeyong selaku prefek dari Hufflepuff pun mengantar Professor Abbott sampai ke tempat pemberhentian kereta. Rencananya wanita itu akan tinggal di rumah orang tuanya yang Taeyong tidak tahu dimana. Ia hanya mendoakan yang terbaik bagi bayi mereka dan ibunya. Semoga dua-duanya baik-baik saja.

"Hei, sudah dengar berita?" Johnny yang merupakan Prefek dari Gryffindor mendatangi Taeyong baru saja kembali dari mengantar Professor Abbott.

"Belum. Mengenai guru pengganti?"

"Ya, mereka akan mengumumkannya malam ini dan kau tahu siapa orangnya? Professor Malfoy! Mati saja aku! Kenapa juga tahun dimana aku ujian O.W.L guru Ramuan dan Arithmancy adalah guru yang killer."

Johnny berbicara sambil dengan nada yang sedikit dilebih-lebihkan. Memang segala sesuatu tentang Hogwarts akan diketahui lebih dulu oleh para Prefek-- terutama Johnny. Taeyong terkadang dipanggil sendiri oleh Professor McGonagall atau dari Johnny, itu yang paling sering.

"Kalau kau lupa tahun ini aku juga ujian John."

Meskipun ia Prefek, bagaimana pun hal ini bukanlah berita bagus. Ujiannya pasti tidak akan dipermudah oleh Ayah dari sobatnya itu a.k.a Scorpius bahkan untuk anaknya yang juga ujian tahun ini.

"Scorpius sudah tahu?" Taeyong bertanya lebih lanjut.

"Aku rasa belum. Kalau sudah ia pasti sudah heboh. Kau tahu sendiri ia Malfoy yang sedikit unik."

"Sungguh aku menyesal tidak belajar dengan benar pada pelajaran itu. Professor Abbott terlalu baik dan malah enak untuk diajak bicara yang lain jadi aku sering lupa bicara pelajaran."

"Benar juga. Apa kau ada kenalan dekat dari Ravenclaw yang setahun dengan kita? Kita bisa minta diajarkan oleh mereka."

"Kau tahu sendiri dari angkatan kita kebanyakan Ravenclaw adalah wanita. Aku tidak pandai berdekatan dengan mereka dan--silencio-- Ten akan mencincangku kalau terlalu dekat dengan mereka."

Johnny tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Taeyong barusan. Semua tahu Ten itu tidak akan segan-segan menghakimi orang yang mengganggunya dan bukan pilihan bagus jika Taeyong yang mengundangnya.

Untung saja Taeyong gesit langsung mengucapkan mantra agar orang-orang tidak mendengar percakapan mereka. Ia tahu pasti setelah ini mereka akan membicarakan hal yang sedikit berbahaya.

"Sial. Jangan tertawa kau John!"

Johnny masih menghiraukan ancaman Taeyong barusan. Tapi benar juga sih, meskipun ia dekat dengan Ten juga kalau pria manis itu sudah mengamuk akan terjadi perang dunia. Pokoknya gawat.

"Omong-omong, sudah dapat berita mengenai Hansol hyung?" Taeyong bertanya santai namun sukses membuat tawa Johnny berhenti. Pemuda itu menatap lurus ke depan, wajahnya menampilkan kesedihan mendalam dan Taeyong menyesal menanyakan ini.

"Masih belum." Johnny menggelengkan kepalanya.

"Sabarlah sedikit lagi. Kau tahu, ia berjanji untuk kembali John." Taeyong menepuk pundak sobatnya itu untuk sedikit menenangkan hati gundahnya yang kembali teringat akan ketidakadaan eksistensi dari makhluk kesayangannya yang bernama Ji Hansol.

Amortentia ; NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang