Part 2

31 0 0
                                    

BRUUKKHH

"Awww"pekik seorang siswi.

Nadia pun berbalik untuk melihat orang yang ia tabrak.

"Maaf, aku nggak sengaja. Kamu nggak apa apakan? "Tanya Nadia pada seorang siswi tersebut.

"Ah, tidak. Aku tidak apa apa."jawabnya. "Mm, apa kau bisa membantuku? "Tanya nya pada Nadia.

"Bantu apa?"

"Kenalkan, namaku Zeefana Anggreani. Aku murid baru disini. Aku pindahan, tapi aku tidak tahu dimana letak ruang kepala sekolahnya. Bisakah kau membantuku?"

"Oh hai, namaku Nadia Uqba Maritza. Baiklah aku akan membantumu sebagai permintaan maaf ku."jawab Nadia sembari mengantarkan murid baru tersebut a. k. a Zee ke ruang kepala sekolah.
.
.
.
.
.
"Ini ruang kepala sekolahnya, kalau begitu aku pergi dulu yah soalnya udah mau masuk pelajaran."pamit Nadia pada Zee

"Iya, terima Kasih kau telah membantuku. Sampai jumpa" sambil melambaikan tangan pada Nadia.

Bel pun berbunyi nyaring. Semua murid berhamburan untuk masuk ke kelas masing masing.
.
.
.
.
.
Sesampainya di dalam kelas, ternyata kelas Nadia belum ada guru. Kebanyakan murid bermain dan bercerita. Lama kelamaan datanglah guru mereka atau wali kelas tersebut sembari bersama siswi baru.

"Anak anak, kalian diam semua. Saya ingin kenalkan kalian dengan murid pindahan."ujar wali kelas mereka.

"Hai kenalkan, namaku Zeefara Anggraeni. Kalian bisa memanggilku Zee atau fara." ujarnya yang ternyata orang yang tidak sengaja Nadia tabrak tadi.

Kebanyakan murid pria bersiul ataupun mengajukan pertanyaan yang membosankan.

"Boleh minta nomor handphone nya gak cantik? "

"Pin bbm nya ada gak? "

"Tinggal dimana sih?  Kapan kapan aku kerumahmu manis".goda siswa yang duduk di bangku pojok.

"Sudah sudah, kalian harus bisa menerima Zee sebagai teman kalian. Baiklah Zee silahkan duduk di dekat Nadia."perintah wali kelas mereka pada Zee.

Zee pun berjalan menuju bangku disamping Nadia.

"Hai Nadia, kita bertemu lagi. Semoga kau menyukai ku atau kita bisa berteman."

"Hai juga, aku harap juga begitu"jawabnya Nadia. Semoga saja kita dapat berteman. Batin Nadia.

Pelajaran pun dimulai kembali setelah perkenalan murid baru.
.
.
.
.
.
Pelajaran pun selesai dan bel pulang sekolah berbunyi. Didalam kelas Nadia dan Zee membereskan alat belara mereka.
"Nadia, rumahmu dimana?"Tanyanya pada Nadia.

"Ohh, rumahku dekat sekolah kok, jalan manggis". Jawabnya

"Wah kita deketan rumah. Barengan yuk, soalnya aku lagi gak ada yang jemput nih. Mau gak?"

"Hmm, yaudah kita barengan tapi aku naik, sepeda gakpapa kan? " tanya Nadia tidak enak hati. Nadia memang anak orang kaya tapi ia tidak ingin mengumbarnya tidak seperti teman teman yang lain dengan menggunakan motor atau mobil mewah. Nadia sebenarnya juga memiliki mobil dan motor, tapi ia tidak ingin memakainya.

"Gakpapalah, justru aku pengen banget naik sepeda. Udah lama gak naik sepeda pasti menyenangkan"ujarnya sangat antusias
.
.
.
Dalam perjalanan menuju parkir mereka berdua menjadi pusat perhatian. Banyak yang mengenal Nadia sebagai gadis yang sangat manis hanya dengan memperlihatkan senyumannya dan Zee karena baru pertama kali murid melihatnya. Dan bisa dikatakan Zee adalah murid yang cantik.

Sesampainya di parkiran Nadia dan Zee tidak melihat sepeda satu pun.

"Nadia sepedanya mana?"

"Aku juga tidak tahu, padahal tadi pagi aku menyimpannya di sini. Tapi kok gak ada?" ujar Nadia sambil mencari sepedanya. Nadia pun pergi bertanya pada pak satpam.

"Pak, apa bapak melihat sepeda saya yang berwarna putih?  Bapak sering melihat saya naik sepeda kan pak?"

"Maaf neng, bapak mah gak liat. Tadi pagi emang ada sih neng tapi sekarang gak liat, kirain eneng yang pakai untuk keluar sekolah". Ujar pak Uman atau satpam tersebut.

Nadia sangat cemas, karena sepeda tersebut merupakan sepeda kesayangannya dari hasil jerih payahnya kerja dulu.

Nadia dulu memang pernah bekerja sendiri semenjak kepergian keluarganya, meskipun Ia diberikan kartu kredit dan uang cash, ia tidak pernah memakainya. Ia bekerja sebagai pengantar makanan dan pelayan cafe. Tapi itu dulu... Oke back to story

Tiba tiba....

Home Alone with FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang