His Regret

15.2K 662 22
                                    

Chapter 1

Sakura Hunter, seorang Dokter internasional yang namanya sudah tersebar di mana-mana, termasuk Jepang. Namun siapa sangka di umurnya yang baru menginjak 24 tahun ia akan melakukan pertunangan atas nama perjodohan. Jujur saja dia membenci yang namanya perjodohon karena itu adalah sebuah pemaksaan kehendak.

Dan dia tidak suka pemaksaan.

Tapi ia juga berhutang budi kepada orang tuanya, maka dari itu mau tak mau ia harus menuruti permintaan orang tuanya.

Dan disini lah dia berada,saling mengait'kan cincin di jari manis kedua mempelai. Sakura hanya dapat memberi'kan senyuman palsunya namun tidak ada yang tahu bahwa senyuman yang ia berikan ternyata palsu, hanya ia seorang yang tahu.

Uchiha Sasuke, dia adalah tunangan Sakura. Tampan memang, namun jika suatu hubungan tidak di dasar'kan oleh rasa cinta apa makna dari hubungan tersebut? Nothing.

Saling memasangkan cincin, saling berpeluk'kan pun sudah, tapi Sakura tak merasa bahagia sedikit pun.

Sasuke dan Sakura di paksa untuk meluang'kan waktu bersama di taman belakang tempat acara pertunangan mereka di adakan.

Hening tak ada sepatah kata pun keluar dari bibir mereka berdua.

"Kau tinggal di Jepang?" Akhir dari kesunyian tersebut, Sasuke membuka sebuah obrolan.

"Tidak." Singkat Sakura menjawab.

"Apa yang membuatmu menerima perjodohan ini?" Sasuke bertanya."Aku berhutang budi dengan orang tua ku, maka dari itu aku ingin menebusnya." Dan setelahnya tak ada lagi pembicaraan di antara mereka berdua.

***

Hingga di hari pernikahan mereka pun keduanya masih belum terlihat dekat, meskipun sudah beberapa kali berbincang bersama.

Kecanggungan masih menyelimuti mereka berdua.

Hingga resmi menjadi suami-istri, mereka pun belum terlihat dekat, bahkan ranjang pun pisah, lebih-lebih kamar pun berpisah. Apa itu bisa di sebut sebagai pernikahan? Tidak.

Pagi menjelang, Sakura menyiap'kan sarapan untuknya dan suaminya. Dengan tulus? Tentu saja tulus. Sakura melirik ke arah meja makan yang ternyata sudah ada suaminya disana.

Sakura melangkah'kan kakinya menuju meja makan dengan membawa nampan berisi'kan makanan dan teh untuk siapa? Tentu saja suaminya.

"Terima kasih." Sakura mengangguk menjawab perkataan Sasuke.

Mereka makan dengan khidmat dan tenang, dentingan garpu dan sendok terdengar. Sasuke sekali-kali melirik istrinya yang dengan tenang melahap sarapan buatannya. Sasuke akui, rasa masakan Sakura Perfect, mungkin sebanding dengan masakan ibunya.

"Apa kau bekerja hari ini?" Sakura menatap Sasuke.

"Entah'lah menjadi Dokter kadang waktunya tak menentu, pada saat kau libur, di tengah hari kau akan mendapat telepon dari rumah sakit untuk datang segera." Jawab Sakura dengan menghendik'kan bahunya.

Sasuke sedikit kaget saat Sakura menjawab pertanyaan dengan panjang. Namun ia dapat menetral'an kembali mimik wajahnya.

"Kenapa kau menerima perjodohan ini?"

Sakura mendengus"Lagi-lagi kau menanya'kan pertanyaan bodoh itu,"

"Aku tidak akan menjawabnya lagi." Lanjutnya.

Sasuke tak menyahut.

Sakura bangkit dari duduknya lalu merapih'kan meja makan dan membawa piring kotor beserta gelas untuk di bersih'kan meninggal'kan Sasuke yang masih setia duduk di kursinya.

Our Accidents ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang