Time to Change.

9.8K 576 7
                                    

Chapter 2

Suara pecahan kaca terdengar sangat nyaring di penjuru rumah yang besar namun sepi. Ulah siapa? Tentu saja Uchiha Sasuke.

Suara pecahan kaca masih terus terdengar dari dalam kamar sang bungsu Uchiha hingga beberapa menit kemudian, baru'lah sekitar 5 menit suara pecahan dan suara teriakan dari seorang pria terhenti.

Keluarga Uchiha yang berada di Manssion tersebut belum berani masuk kedalam kamar Sasuke sebelum Sasuke tenang karena jika mereka masuk saat itu juga yang ada mereka kena imbasnya.

Sudah 6 bulan sejak kepergian Sakura dari Manssion milik Sasuke, dan selama 6 bulan itulah Sasuke semakin menggila dan terus bertambah gila.

Saat Mikoto akan melangkah'kan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar anak bungsunya, ada langkah sepatu yang begitu nyaring memekik di telinga mereka, menengok'kan kepalanya kebelakang melihat siapa gerangan pemilik sepatu tersebut.

Dan betapa kagetnya mereka melihat siapa pemilik sepatu tersebut, sedikit membungkuk'kan badannya lalu melenggang pergi ke kamar yang akan dituju oleh Mikoto sebelumnya, dan Mikoto memakuminya dan membiar'kan orang tersebut menuju kamar anak bungsunya.

Orang tersebut mencoba membuka pintu kamar Sasuke namun ternyata terkunci dari dalam. Ia akhirnya mencoba untuk mengetuknya beberapa kali, dengan sebelah tangannya karena sebelah tangannya di gunakan untuk memegang kotak P3K.

Tidak ada sahutan namun orang tersebut tidak menyerah, ia tetap mengetuk pintu tersebut beberapa kali tanpa bersuara. Ia mulai jengah dengan kelakuan Sasuke akhirnya ia pun mendobrak pintu tersebut dengan menendangnya dengan keras dengan sekali tendangan.

Dan tarraa.. dia berhasil. Ia memasuki kamar tersebut lalu menutup kembali pintu tersebut, saat orang tersebut masuk ia sedikit kebingungan karena tidak menemukan Sasuke karena ruangannya yang gelap, dan ia akhirnya berhasil menemukan Sasuke—ia sedang berada di pojok'kan dengan memeluk kakinya, dan menangis. Saat orang tersebut hendak menghampiri Sasuke, tiba-tiba saja Sasuke mulai berteriak kembali, orang tersebut sedikit kewalahan karena kekuatan Sasuke yang bisa di katakan besar.

Tapi dia berhasil ia menarik Sasuke kedalam pelukannya dan beberapa kali mengusap punggung pria tersbut yang sangat rapuh, sesekali ia juga membisik'kan kata-kata penenang.

"Sshh..tenang lah Sasu, aku Sakura..tenang'lah." Ya, orang tersebut Sakura, dan aku yakin di antara kalian pasti sudah menebaknya bukan?

Sasuke yang tadi memberontak kini mulai tenang dalam peluk'kan Sakura, orang yang selama ini membuatnya gila, orang yang selama ini ia tunggu-tunggu kedatangannya, orang yang selama ini ia rindukan, orang yang selama ini bersarang di dalam pikirannya.

"Kau sudah tenang?"Tanya Sakura namun ia tidak mendapat respon.

Sakura menangkup wajah Sasuke untuk menatap wajahnya, ia tersenyum tipis. Sakura memijat pelan pelipis Sasuke menghantar'kan rasa nyaman tersendiri bagi Sasuke. Dan Sasuke di bawa kembali kedalam pelukan Sakura, dengan Sakura yang mengelus-elus kepala Sasuke.

"Sasuke ayo bangun, kita ke kamar ku. Kau akan membersih'kan diri di kamar ku dan kamar mu akan di bersih'kan. Jadi untuk malam ini kau akan tidur di kamar ku." Seperti yang Sakura duga, Sasuke tidak akan menyahutinya. Namun itu tak masalah baginya selagi Sasuke tetap melakukan apa yang ia katakan.

Sasuke di tuntun oleh Sakura untuk menuju kamarnya, bukan'kah aku pernah mengatakan jika Sasuke dan Sakura itu pisah kamar?

Sakura membuka pintu kamarnya pelan lalu menuntun Sasuke untuk memasuki kamar mandi untuk membersih'kan diri sedang'kan Sakura akan menyiap'kan pakaian dan makanan untuk Sasuke, Sakura tahu Sasuke pasti belum makan dari kemarin maka dari itu ia berinisiatif membuat'kan makanan untuk 'suami-nya'.

"Bagaimana keadaan Sasuke-kun?" Tanya Mikoto saat Sakura turun dari lantai atas.

Sakura tersenyum,"Ibu tidak perlu khawatir, Sasuke baik-baik saja, hanya saja banyak luka goresan di pergelangan tangannya." Mikoto meremas kedua tangannya dengan mata yang menyendu.

Selesai membuat makan untuk Sasuke kembali ke kamarnya dan menemukan Sasuke yang sedang terduduk di pinggir kasur miliknya, Sakura menghampiri Sasuke dan menaruh nampan yang berisi makanan dan minuman untuk Sasuke di atas meja kecil di sebelah kasur.

Sakura menyuruh Sasuke untuk menaiki kakinya ke atas kasur dan dia akan menyuapi Sasuke, dan Sasuke tidak menolaknya, ia menuruti semua apa yang Sakura katakan.

Selesai makan dan membersih'kan alat makan Sakura kembali ke kamarnya dan mengobati beberapa luka di tubuh Sasuke sambil mengomeli Sasuke yang masih setia bungkam.

"Kau ini, apa yang kau pikir'kan, ha? Kenapa kau melakukannya? Apa kau benar-benar sudah kehilangan akal sehat mu? Dimana Uchiha Sasuke yang dingin, arogan? Haah, kau membuat keluargamu khawatir dan panik karena mu asal kau tahu." Omel Sakura Sasuke hanya bisa menunduk'kan kepalanya.

"Dengar Sasuke, aku akan menginap di sini malam ini, menemani mu. Lalu aku akan pergi lagi, aku memberi mu waktu satu bulan untuk memperbaiki semuanya, ingat baik-baik! Hanya satu bulan tidak lebih,"

"Bangun kembali perusahaan yang kakek moyang mu sudah bangun, tapi tidak hanya perusahaan yang kau pikir'kan, kesehatan pun harus kau perhatikan. Jika kau bisa menuntas'kannya mungkin aku akan kembali ke Jepang. Mungkin." Ujar Sakura yang masih sibuk dengan luka-luka di tubuh Sasuke.

"Berbaring'lah,dan istirahat. Aku akan turun terlebih dahulu." Ucap Sakura lalu melenggang pergi keluar kamarnya.

Sasuke hanya merenung tidak berniat tidur, namun saat ia mendengar suara langkah kaki mendekat ia dengan segera mengubah posisinya untuk berpura-pura tidur.

Pintu terbuka dan muncul'lah Sakura di balik pintu tersebut lalu ia menutup kembali pintu tersebut dengan pelan.

Sakura menggeleng'kan kepalanya melihat Sasuke.

'Dia berniat membodohi ku? Yang benar saja, dude.' Sakura menyeringai ke arah Sasuke.

"Apa kau berniat membodohi ku? Jika iya, kau tak akan bisa membodohiku Sasuke." Ucap Sakura sambil terkekeh membuat Sasuke tegang saat ia ketahuan berbohong.

"Badanmu tengang Sasuke." Sakura masih terkekeh.

Sakura melangkah'kan kakinya mendekati kasur, lalu meminta agar Sasuke sedikit menggeser tubuhnya ke samping, lalu Sakura membaring'kan tubuhnya di samping 'suaminya'. Sakura menarik Sasuke kedalam pelukanya dan mengelus-elus rembut Sasuke.

Sasuke terkejut ketika Sakura tiba-tiba menariknya kedalam pelukan Sakura, dan juga ia merasa sangat nyaman saat berada di dalam pelukan istrinya itu. Sakura terkikik ketika Sasuke lagi-lagi terkejut.

"Kau ini lucu sekali, hanya seperti itu saja terkejut." Kekeh Sakura, tanpa sadar Sasuke mendengus sambil tersenyum tipis.

"Kau mendengus Sasuke." Sakura pun ikut mendengus tanpa sadar.

"Kau juga mendengus." Gumam Sasuke sangat pelan.

"Ya, aku tahu aku mendengus." Sasuke tidak menyangka jika Sakura dapat mendengar gumam'annya padahal ia berucap sangat pelan.

"Pendengaranku sangat tajam." Ucap Sakura seakan menjawab pertanyaan di kepala Sasuke, dan lagi-lagi Sasuke tersentak.

"Sudah'lah sekarang waktunya untuk mu untuk beristirahat,"

"Ah, jangan lupa. Satu bulan." Sakura lagi-lagi mengingat'kan.

Tanpa Sasuke sadari ia memper-erat pelukannya di tubuh Sakura, enggan untuk membiar'kan Sakura pergi lagi dari hidupnya atau pandangannya. Dan Sakura mengetahui makna mengapa Sasuke memeluknya sangat erat. Sakura pun membalas pelukan Sasuke sesekali mengusap-usap punggung tegap milik suaminya.

Pagi harinya, Sasuke menyadari Sakura tidak ada di sampingnya, lalu ia mencari dimana letak ponselnya,dan ia tersenyum kala melihat sebuah notes bertulisan '1 bulan' ia yakin itu tulisan istrinya—Sakura.

Sasuke sudah bertekad untuk kembali seperti semua, merubah sikap buruknya dan kembali membangun perusahaan yang sudah lama ia tinggal'kan dan kembali membangun rumah tangganya bersama Sakura yang hampir hancur karena ulahnya, demi Sakura. Ya demi Sakura

'Demi Sakura.' Batinnya bertekad.

'20 April 2018'
Glouriousa ~

Our Accidents ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang